Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 18 Yumna Akhirnya Tahu
Ayah Anakku (18)
" Kamu tidak bisa memutuskan seenaknya," geram Yumna.
Ia langsung membahas soal kepindahan mereka saat pintu kamar baru tertutup.
Saat di mall, ia tak punya kesempatan untuk membahasnya.
" Aku kepala rumah tangga. Aku yang memutuskan,"
" Ck. Aku akan tetap disini. Kalau kamu mau pindah, pindah saja sendiri," ketus Yumna. "Lagi pula aku tidak yakin Shera mau ikut kamu. Dia pasti memilih tinggal dengan ku," ucapnya jumawa.
Arnold mendengus. "kamu terlalu percaya diri, Yumna," Arnold menatap Yumna dengan senyum sinis.
"Sayangnya putriku memilih ikut denganku."
" Bohong!!," teriak Yumna. "Tidak mungkin Shera memilih kamu dibanding aku,"
" Tidak ada yang tidak mungkin. Kini, dia tahu siapa yang harus dia percayai," ucap Arnold langsung menuju lemari pakaiannya dan membawanya ke kamar mandi.
Yumna pergi menuju kamar Segera setelah Arnold masuk ke kamar mandi. Ia harus memastikan bahwa ucapan Arnold salah.
"Ya, dia pasti berbohong. Shera pasti lebih memilih aku," gumamnya pelan sambil membuka pintu kamar Shera.
" Papimu mengajak kita pindah. Tai, kalau kita ikut pindah, kita tidak akan bisa bertemu Daddy mu lagi. Jadi, bilang pada Papi mu, kalau kamu ingin tetap disini," ucap Yumna langsung memberi perintah pada gadis kecil itu.
Shera menatap sang mommy sebelum akhirnya berbicara.
" Mom, aku akan tinggal dengan Papi. Kemanapun Papi pergi aku akan ikut,"
Yumna terkejut karena jawabnya Shera sama dengan perkataan Arnold.
" Sekalipun kamu tidak bisa melihat Daddy mu?,"
"Kenapa aku harus melihat Daddy orang lain? Aku punya Papi,"
Lagi-lagi Yumna tak menyangka dengan jawaban putrinya.
" Dia Daddy mu. Daddy kandungmu,"
Shera menggelengkan kepalanya. "Dia Daddy anak lain. Bukan Daddy ku,"
"Apa maksudmu? Jangan percaya ucapan Papi. Kamu harus percaya pa di a mommy kalau dia Daddy mu,"
" Tapi, laki-laki yang mommy bilang Daddy ku bahkan tidak mengenaliku. Dia bilang aku anak Papi dan Mommy,"
Deg
" Tunggu. Apa kamu bertemu Daddy mu?," tanya Yumna yang masih menyebut Bayu Daddy Shera.
Shera mengangguk. "Om itu bilang, aku anak mommy dan Papi. Dia juga sedang bersama istri dan anaknya. Anaknya laki-laki,"
Deg
" Istri dan anak?," Yumna merasa jantungnya berdetak kencang.
Siapa wanita itu? Batin Yumna.
" Kamu tahu siapa mereka?," perhatian Yumna teralihkan pada wanita yang dikatakan Shera sebagai istri Bayu.
" Tante Kiara,"
Jeduarrrr
" Tidak mungkin" ucap Yumna menggelengkan kepalanya. Ia langsung kembali ke kamarnya meninggalkan Shera yang kebingungan dengan sikap sang mommy.
.
.
Kamu bertemu Bayu dan istrinya?,"tanya Yumna saat melihat Arnold keluar dari kamar mandi.
Arnold hanya menghela nafas. Sudah ia duga pertemuannya dengan Bayu dan keluarganya akan diketahui Yumna.
"Ya," jawab Arnold singkat.
" Dengan Kiara?,"
" Ya,"
" Lalu benarkah mereka bersama seorang anak?,"
"Hmm," Arnold hanya berdehem membuat Yumna kesal.
" Jawab aku dengan benar." Yumna menarik lengan Arnold agar mengarah ke arahnya. " Jelaskan!!,"
" Hah..," Arnold menghembuskan nafasnya. Lelah menghadapi sikap Yumna dengan segala obsesinya.
" Aku bertemu Bayu dan Kiara juga anak lelakinya. Ternyata, Shera menelponku menggunakan ponsel Kiara,"
" Kenapa tidak mengatakan padaku jika kamu bertemu Bayu?," kesal Yumna.
Ia kehilangan jejak Bayu, tapi kini Bayu justru bertemu Shera dan Arnold.
" Untuk apa?" Tanya Arnold mendengus.
Yumna hanya diam.
" Shera sudah tahu kalau Bayu bukan ayah kandungnya. Jadi, berhenti mengatakan semua kebohongan itu. Shera sudah bisa menilai perkataan siapa yang harus ia percaya,"
" Tidak. Dia harus percaya ucapanku," Yumna tak terima.
" Terserah padamu. Yang pasti aku dan Shera akan pindah. Sementara kamu? Aku tak peduli," acuh Arnold meninggalkan kamar mereka menuju kamar Shera dengan wajah berbinar.
Untuk pertama kalinya Shera ingin tidur dengannya. Sebelumnya bahkan Shera selalu menolaknya.
.
.
" Bagaimana hasilnya?," Bayu menelpon seseorang.
" Semua bukti sudah saya dapatkan, bos."
" Hasilnya?,"
" Dia dalang kematian ibu mertua anda,"
Bayu mengepalkan tangannya. Yumna berbuat sejauh itu hanya demi membuat Kiara pergi.
" Besok laporkan dia ke polisi. Aku tidak mau tahu aku ingin segera mendengar kabar penangkapan nya." Perintah Bayu.
" Baik, bos"
Bayu menutup sambungan teleponnya. Ia mengatur nafasnya dulu. Menenangkan diri sebelum menemui istri dan anaknya.
Sementara itu, di kamar Kiara masih termenung. Sejak bertemu Shera, ia jadi khawatir. Tidak menutup kemungkinan kalau ia akan bertemu Yumna.
Ceklek
" Belum tidur?," tanya Bayu melihat Kiara hanya duduk bersandar di head board.
" Belum mengantuk," jawab Kiara lemas.
" Apa yang menganggu pikiranmu?,"
Kiara hanya menghela nafasnya.
" Bolehkah jika kami tinggal di desa saja?," pinta Kiara tiba-tiba.
" Jangan pernah berpikir untuk tinggal terpisah dengan ku,"
Kiara menundukkan kepalanya.
" Lihat aku!," pintanya dengan suara pelan. Menarik dagu Kiara agar melihat ke arahnya.
" Jangan khawatirkan apapun soal Yumna. Aku akan mengurusnya. Hmm,"
Kiara diam menatap mata Bayu yang penuh kesungguhan.
" Tapi..."
" Jika ada yang harus pergi, maka dia orangnya. Bukan kalian." Tegas Bayu yang akhirnya membuat Kiara mengangguk.
" Ayo tidur!. Besok kita akan ke rumah Mama ku,"
Deg
Tubuh Kiara tersentak. Terbayang wajah wanita angkuh nan arogan milik wanita yang menjadi ibu mertuanya.
" Tapi,.."
" Jangan khawatir soal Mama ku. Beliau sudah berubah," Bayu seolah sadar akan ketakutan Kiara pada ibunya.
Kiara mencoba percaya. Walaupun dia masih ragu.
.
.
"Ayah, ini rumah siapa?," tanya Aksa melihat sekitarnya.
Rumah satu lantai yang tidak terlalu besar namun memiliki halaman yang luas itu sangat nyaman.
" Rumah Oma," jawab Bayu sambil membuka seat belt dan tirin lebih dahulu.
Kiara melihat rumah itu. Ada perasaan tidak yakin jika ibu dari suaminya akan tinggal di rumah sederhana seperti itu.
Sederhana bagi kalangan keluarga berada seperti Bayu yang biasanya rumahnya berlantai dua bahkan lebih.
" Ayo turun!," Bayu membuka pintu samping kemudi dan mengulurkan tangannya pada Kiara.
" Ah.. iya..," ucap Kiara yang dari tadi hanya melamun melihat ke arah rumah bercat putih itu.
" Kamu pasti berpikir kalau Mama tidak mungkin tinggal di rumah ini kan?,"
Kiara hanya tersenyum kikuk. Ekspresinya ternyata terbaca jelas oleh suaminya.
" Sejak Mama bercerai dengan Papa dan terusir dari rumah yang selama ini ia tinggali, hidupnya berubah,"
" Cerai? Jadi Nyonya..."
" Ck, Mama. Dia ibu mertuamu sekarang," Kiara hanya meringis melihat tatapan sang suami padanya.
" Iya. Maksudku mama dan Papa bercerai?,"
" Iya. Sudah lama mereka bercerai. Mama bahkan sempat berada di posisi ibu, bekerja sebagai asisten rumah tangga,"
" Apa?,"
" Iya. Dari sana Mama akhirnya sadar. Dia berubah. Dia minta maaf padaku dan Papa. Juga pada kak Fathur,"
" Kak Fathur? Dia siapa?," seingat Kiara Bayu tidak punya saudara yang bernama Fathur.
" Oh iya, aku lupa belum memberi tahumu. Kak Fathur itu anak pertama ayah dari istri pertamanya,"
" Istri pertama?," Kiara tiba-tiba terdiam. Rasanya ia pernah mendengar almarhumah ibunya bercerita soal istri pertama ayah mertuanya.
" Hmm. Ceritanya panjang. Nanti aku ceritakan. Sekarang kita temui Mama dulu. Beliau pasti senang karena sudah menjadi Oma sekarang,"
Kiara mematung. tidak jauh darinya terlihat seorang wanita yang memakai gamis biru sedang menyiram tanaman.
.
.
TBC