NovelToon NovelToon
Perubahan Seorang Gay Karena Istri Kontraknya

Perubahan Seorang Gay Karena Istri Kontraknya

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:200.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Fareed Feeza

**Tidak ada adegan vulgar cinta sesama jenis disini ya***

Tawaran Menjadi istri kontrak seorang gay (Galeo davin) dengan Bayaran 1 Milyar untuk 1 tahun, membuat Resha Alea (Eca) langsung menyetujuinya, karena kebutuhan yang mendesak akibat hutang judi yang di wariskan oleh mendiang orang tuanya.

Setelah pernikahan, Eca selalu menyaksikan kebersamaan Leo dan teman dekat laki lakinya, Stavi yang bernama asli (Gustav Alvaro).

Seiring berjalannya waktu, Perlahan Leo berubah sedikit demi sedikit karena afirmasi dan perlakuan yang Eca berikan di setiap harinya.

(Novel ini ringan ya, jangan berharap konflik yang berat seberat beban hidup ... jangan!)


Yang suka silahkan lanjut baca, yang gak suka gak usah menggiring kebencian lewat kolom komentar, lebih baik di skip, okey?! ✨


Btw ini novel ke 3 author ya, makasih yang udah setia nemenin dari novel pertama, I love you so bad my readers 💜✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri gue

Leo tidak memperdulikan sama sekali perkataan Eca, dia sangat menikmati sarapannya.

.

.

Eca hendak membawa paper bag itu kedalam kamar, tapi lagi lagi dengan cepat Leo menahannya. "Eh ... Mau kemana lo?"

"Mau masuk kamar lah, ngapain lagi? bekal sama sarapan udah kan? Apalagi?" Sungut Eca, wanita itu sedikit kesal karena Leo membuka barang pemberian Rafli tanpa izin.

"Temenin gue dulu, sampe gue berangkat."

"Sssh ... " Eca menggeram kesal, tapi mau bagaimana lagi ... Akhirnya dia duduk di hadapan Leo yang sedang menikmati sarapannya.

Setiap kunyahan mata Leo terus melihat Eca yang sedang membaca kemasan multivitamin yang Rafli berikan, dia enggan menatap Leo terus menerus.

"Ngapain lo liatin tuh kemasan vitamin?" Tanya Leo iseng.

"Ini lebih baik daripada liatin Kak Leo." Ketus Eca.

Bukannya marah, Leo malah terkekeh ... Seperti seorang Kaka yang sedang menggoda adik perempuannya.

Lumayanlah pagi-pagi ada hiburan, bikin kesel nih bocil. Batin Leo.

Seperti biasa, Leo selalu menambah porsi sarapannya. Eca yang melihat itu meniup udara dari mulut ke atas wajahnya ... "Lama banget kak, aku masih ngantuk nih."

"Sabar sih." Ketus Leo.

.

.

Setelah sabar menunggu, "Bawain bekal gue."

"Bawain kemana kak? Biasanya juga bawa sendiri."

"Resha Alea ... berapa kali gue bilang, lo jangan gaji buta disini. Bawain tas bekal gue sampe depan doang, gitu aja protes." Sahut Leo dengan tatapan nyalang.

"Depan mana?!"

"Depan kantor! Ya depan pintu doang lah!"

Dengan mulut yang terus mengoceh Eca tetap mengerjakan apa yang Leo suruh.

***

Di kampus.

Erik memberi materi di kelas Eca dengan wajah yang serius dan tidak bersahabat, sangat berbeda saat di meeting zoom semalam.

Eca terlihat mengantuk karena keinginannya untuk tidur kembali pagi tadi tidak terlaksana.

Erik yang menyadari itu terus mencecar Eca dengan beberapa pertanyaan, Sangat terlihat jelas di mata Erik ... Bahwa Eca sedang tidak fokus.

*Brak ...

Tangan Erik sedikit menggebrak meja Eca, tentu saja Eca langsung segar di buatnya.

"Bisa di ulangi resha ... Apa yang saya jelaskan tadi?" Ucap Erik dengan nada ketus.

"Ng ... Yang mana pak?"

"Dia awal sampai akhir."Ucap Erik tegas.

"Mm-maaf pak ... saya tidak konsentrasi."

"Keluar kamu dari kelas saya! Ingat ya ... Kalian semua ... Ini yang terakhir kali ada mahasiswa yang tidak fokus ketika saya sedang memberikan materi." Ucap Erik pada mahasiswa lain, dan eca yang keluar kelas dengan langkah perlahan.

Eca akhirnya menghabiskan waktunya di kantin. Eca sangat menyesal ... Kenapa dia tidak bisa menahan kantuknya saat di kelas, khususnya kelas Erik ... Dosen yang tidak pernah pandang bulu untuk memarahi mahasiswanya.

1 jam berlalu.

Eca melamun sambil tangannya memutar sedotan jus nya di dalam gelas.

"Eca!" Teriak Adel.

"Hm ... "

"Lo sakit? Ga enak badan atau gimana?" Cecar Adel.

"Gue kurang tidur aja Del."

"Pak erik pas di zoom kok ceria banget, ga ada killer sama sekali ... Eh giliran di kelas, macannya keluar tuh." Ucap Dela.

Eca tidak merespon, dia melanjutkan merenungi kesalahannya hari ini.

"Ca ... Tadi pak Erik minta no ponsel lo, udah gue kasih ... Sorry ya."

"Buat apa?" Tanya Eca penasaran.

Adel menggelikan bahunya ... "Mana kutahu, mungkin mau memberi materi yang tertinggal."

Eca hanya manggut-manggut, mendengar sahutan Adel.

.

.

Ponsel Eca.

Bunyi notifikasi pesan masuk.

(+6287***)

(Tunggu di cafetaria, di samping gedung kampus. Nanti saya menyusul. ~Erik.)

Mau ngapain sih Pak Erik, nanti mahasiswa lain nyangkanya yang enggak-enggak kalau aku berduaan sama dia.

.

.

***

Entah ada angin apa, Leo ingin menghampiri Eca di kampus. Sepertinya membuat Eca kesal adalah kesenangannya akhir-akhir ini.

.

Mobil Leo sudah terparkir tepat di depan kampus Eca.

Dari kejauhan, Leo melihat Eca yang sedang berjalan ... belum di ketahui tujuan wanita itu akan melangkahkan kakinya kemana.

Mau kemana tuh gantungan kunci?

Leo memutuskan untuk turun dari mobilnya dan perlahan mengikuti langkah kaki Eca.

Sampai di sebuah cafe.

Leo hanya memantau dari kejauhan, tapi masih sangat terlihat jelas aktivitas Eca dari sana.

Gabut banget dia, ke cafe sendirian ... Gak punya temen kali ya. Batin Leo sambil bibirnya menyunggingkan senyum meledek.

.

.

Eca sudah merespon pesan dari Erik, dosennya.

Wanita itu kini sedang menunggu kedatangannya.

Beberapa menit berselang Erik melewat Leo yang sedang memantau Eca dari depan cafe ... Tapi karna mereka tidak saling mengenal, tidak ada kecurigaan antara mereka.

Erik sudah melihat Eca yang sedang duduk menunggu, pria itu menyimpulkan bahwa Eca belum memesan apapun .. Karena di lihat dari meja yang masih kosong.

Setelah selesai memesan 2 minuman dan 1 camilan ... Membawa nampannya menuju meja, dimana Eca duduk.

"Silahkan pesanannya." Ucap Erik menggoda Eca yang sedang duduk termenung.

"Eh bapak ... aku mau pesen minuman kalau bapak udah dateng, eh malah di pesenin duluan."

"Ga masalah. Biar seger, aku pesenin jus sama kue coklat biar mood kamu oke lagi kayak kemarin-kemarin." Erik menggeser kursi menjadi lebih dekat dengan Eca.

Beberapa meter dari sana, Leo berusaha menerka ... Siapa laki-laki yang sedang bersama istri kontraknya itu. Tapi itu bukan Rafli, banyak banget cem-ceman istri gue. Eh ... maksudnya si gantungan kunci.

.

.

"Ca ada masalah apa?" Tanya Erik dengan nada lembut .

"Hah? Masalah? Ga ada kok pak." Sahut Eca tertawa hambar.

"Gak biasanya kamu ga fokus, maaf ya tadi aku harus marahin kamu depan anak-anak lain. Itu aku lakuin biar mereka gak bisa gampangin aku pada saat ngasih materi."

Eca tersenyum, menyesap jus yang di belikan oleh Erik ...

"Gak apa-apa pak, aku salah soalnya."

"Sebenarnya aku gak tega ngomong pake nada tegas sama kamu."

Hah? Maksud pak Erik apa sih? Kok aku jadi ngerasa dia bukan dosen aku ya, kalau nada bicaranya kayak gini.

"Beneran gak apa-apa pak, gausah gak tega kayak gitu ... Aku suka bapak yang tegas."

"Ss-suka?" Tanya Erik.

"Ng ... Maksudnya tuh, suka pembawaan bapak .. Jadi lebih di segani gitu." Ralat Eca.

Erik mengangguk paham. "Kue coklatnya cobain deh, enak."

"Iya pak, saya coba ya." Eca mengambil salah satu kue coklat yang berbentuk bulat, cake di lapisi coklat yang sedikit lumer.

"Enak pak."

Erik melihat ada coklat yang tertinggal di atas bibir Eca, walaupun hanya sedikit tapi itu tetap kontras di matanya.

Selembar tissue di ambil oleh Erik, dengan niatan ingin menghapus coklat yang menempel di bibir Eca.

Tapi dengan cepat seseorang menahan tangan Erik yang akan mendekat pada wajah Eca. "Mau ngapain lo?"

Leo sudah berada di Tengah-tengah Eca dan Erik saat ini.

"Kak Leo?" Eca kebingungan, kenapa tiba-tiba ada Leo di sekitar sini.

"Apa? Ayo ikut gue!" Leo sedikit menarik pergelangan Eca, dan mengajaknya pergi dari cafe, tapi tak semudah itu ... Erik dengan sigap menahan Leo untuk tidak sembarangan mengajak Eca pergi.

"Mas maaf, anda siapa ya?"

1
Bertha Sylvia Meka
alur cerita yang menarik dan tidak membosankan
Rieka Mawon
Luar biasa
Nindi
ya elah suami kontrak,, mulai jelious
Cc
Luar biasa
Nindy bantar
mampir thor
Fareed Feeza: tengkyu kakkk
total 1 replies
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Ima Kristina
Yach udah tamat aja
Fareed Feeza: baca novel terbaruku kaka
total 1 replies
Ima Kristina
next
Ima Kristina
sudah hamil tua kok naik tangga kan bahaya Eva ....jalan2 biasa saja
Ima Kristina
Eca nurut dong sama Leo sudah tau suaminya cemburuan
Ima Kristina
Eca ngapain pedulikan papa Martin...yang penting Leo gak mempermasalahkan soal jenis kelamin....
Ima Kristina
Eca nurut dong sama suami takutnya kamu stres trus berpengaruh sama kehamilan kamu ....
Ima Kristina
Aku gak ngerti jalan pikiran papa Martin Leo kan anak satu-satunya tapi kok dimusuhin gak ada sayang sayangnya
Ima Kristina
lanjut kakaaa
Ima Kristina
kayaknya Martin hanya takut sama kakek
Ima Kristina
lanjut lanjut penasaran Kakaa
Ima Kristina
dasar Anna nenek sihir main ndusel suami orang saja
Ima Kristina
Anna adalah tipe ambisius harus mendapatkan apa yang dia mau
Ima Kristina
syukurlah akhirnya Leo dan Eca baikan
Ima Kristina
astaga Leo kenapa gak bilang aja kalau cemburu jadi Eca tahu kesalahannya dimana ....kayak ABG saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!