NovelToon NovelToon
Heart Stopover

Heart Stopover

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / cintapertama / ketos / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alendra

Mencintai seseorang yang sesuai dengan kreteria kita adalah hal yang wajar, seperti Quranisya yang mencintai Ammar selama 3 tahun semenjak menginjak bangku SMP. Selama ini Quranisya hanya memendam perasaannya saja hingga dia menginjak SMA,dan saat itu Quranisya baru tau jika Ammar akan melanjutkan study-nya di pondok pesantren pilihan orang tuanya.

Selama tidak bertemu dengan Ammar tanpa sadar sedikit demi sedikit perasaan Quranisya berubah kelain hati, ada orang lain yang mengisi hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggil aku 'papa'

Mata Ranis begitu takjub,begitu turun dari mobil matanya dimanjakan oleh bangunan yang disebut Vian sebagai rumah, namun tidak bagi Ranis. Itu bukanlah Rumah namun istana. Bangunan rumahnya memang tidak tinggi hanya dua lantai namun luasnya, buat nyapu aja harus seharian penuh kayaknya,Pikir Ranis.

" Masuk yuk." Ucapan Vian membuyarkan lamunan Ranis. Dia langsung menoleh kearah Vian dengan mengerutkan keningnya." Masuk? tidak perlu, aku hanya akan mengambil motorku." Tolak Ranis segera, dia merasa tidak pantas jika menginjakkan kakinya di istana itu.

" Enggak sopan itu namanya." Vian menjeda ucapannya dan berjalan mendekat. " Didalam ada papaku, paling tidak sapalah sebentar.Hmm."

Ranis berfikir sejenak, Vian melihat keraguan diraut waja Ranis. " Aku aduhin bunda kamu, kamu tidak menghargai aku." Goda Vian.

" Ih apaan sih kak, lagian itu bundaku bukan bundamu. Jangan sok-sokan ngancem deh." Ranis tidak terima. Vian hanya nyengir diomeli sama Ranis.

Setelah mengucapkan salam,Vian membawa Ranis masuk kedalam, dan ruangan pertama adalah ruang tamu yang begitu luas, besarnya sekitar hampir rumah Ranis.

Papa Saga langsung berdiri menyambut anak kesayangan beserta gadis yang telah membuat anaknya ini jatuh hati. Senyum Ramah pun terbit di wajah Ranis lantaran sambutan hangat yang dia terima.

" Ranis Om" Ucap nya mengenalkan diri.

" Jadi ini yang namanya Ranis, yang bikin telinga saya panas mendengar cerita kamu hampir setiap hari. " Vian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena malu sementara Ranis dian hanya tersenyum.

" Duduk dulu." Ajak papa Vian.

" Aku ganti baju dulu ya pa." Pamit Vian, papa.saga hanya membalas dengan senyuman. " Aku ganti baju sebentar ya. " Kali ini ucapan Vian ditujukan untuk Ranis. Padahal tanpa diulang pun Ranis juga sudah dengar. Ranis hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

" Jadi kamu masuk sekolah karena beasiswa?" Tanya papa Saga kepada Ranis.

Mendapat pertanyaan itu Ranis baru sadar jika orang yang dihadapannya ini adalah pemilik sekolah sekaligus pemilik Grahtama grub. Dia tidak mengira akan mendapat kesempatan untuk bertemu dengan beliau. Membayangkan bisa bertemu dengan beliau sekarang seperti mimpi.

" Iya om." Jawab Ranis, sekarang dia merasa gugup.

" Bagus, tingkatkan terus prestasimu agar beasiswa kamu juga terus berlanjut."

" Iya om."

" Vian sudah cerita semuanya tentang kamu, saya hanya berharap suatu saat kamu akan menerima Vian, selama ini Vian tidak pernah tertarik dengan perempuan, kamu tenang saja dia tidak akan mempermainkan kamu. Ucapan saya bisa kamu pegang." Pak Saga menelisik raut wajah Ranis, wajah yang ayu dan menenangkan memang jika dipandang pantas saja Vian menyukainya.

" Di luar sana masih banyak perempuan yang jauh lebih pantas dari pada saya om." Ranis tersenyum dengan berkata sesopan mungkin.

" Kamu bicara seperti itu karena menolak Vian kan."

" Saya tidak pantas menerima itu, dan juga saya sudah memilih calon imam saya."

" Yang kamu pilih belum tentu mau kan?"

'DEG'

Benar ucapan pak Saga, belum tentu juga Ammar menerima dia.

" Walaupun begitu, saya belum bisa membagi perasaan ini om"

" Saya suka dengan kesetiaan kamu Ranis." Pak Saga tersenyum. " Jika Vian bisa meluluhkanmu aku akan sangat senang menitipkan Vian kepadamu, pasti kamu tidak akan menghianatinya."

Pak saga, benar-benar kagum dengan prinsip Ranis. Padahal hanya sekedar mencintai tidak membuat dia mudah berpindah kelain hati, padahal Vian punya segalanya, kalau Ranis mau dia bisa memanfaatkan Vian. Namun itu tidak dia lakukan. Mencari perempuan seperti Ranis tidaklah mudah.

" Bahas apa ini kok ada penghianatan segala." Sahut Vian yang baru saja bergabung.

"Maaf, Vian. Papa gagal bujuk calon mantu papa, sepertinya kamu harus berusaha keras." Kata Papa Saga menggoda.

" Cara papa itu kuno pasti, enggak mempan lah dipake kejaman sekarang." Tawa papa Saga pecah seketika.

" Sudah- sudah, makan dulu yuk. Bibi sudah menyiapakan makanan." Ajak pak Saga kepada mereka.

" Saya langsung balik aja om, sudah sore soalnya."

" Kamu tidak boleh menolak, lagian dari cerita Vian, dia sering kan makan dirumahmu, kenapa kamu tidak mau makan disini?"

Ranis hanya tersenyum sungkan. Setelahnya akhirnya Ranis mau makan bersama sebelum itu dia meminta ijin untuk melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu.

Di meja makan yang jauh lebih besar dari punya Ranis, kembali Ranis dikejutkan dengan begitu banyak menu makanan, " Mau ada tamu lagi om?" Tanya Ranis.

" Ini semua disiapkan untuk kamu." Vian yang menjawab.

" Mana habis aku kak." Ranis bingung harus makan yang mana, lantaran semua hidangan ini adalah menu faforid nya." Gitu kamu minta makan terus ke bunda kak, kalo dirumahmu saja makanan segini banyaknya."

" Beda tau, masakan bunda itu dimasak oleh seorang ibu untuk anaknya, jadi sedikit ada bumbu kasih sayang disana."

" Ye, yang anaknya bunda itu aku. Bukan kamu."

" Kan aku calon mantu Bunda, Ranis."

" PD banget."

" Harus."

Papa Saga sampai menggelengkan tingkah Vian yang memang berbeda kepada Ranis. " Ranis." Panggilnya

" Ya om."

" Cepat makan, hiraukan saja Vian."

" Baik om"

" Kayaknya ada yang ganjel ni." Ucap papa Saga.

" Maksudnya?" Tanya Vian

Ranis dan Vian menatap papa Saga dan menunggu kalimat selanjutnya. " Ranis, jangan panggil saya om, seperti Vian yang sudah dianggap anak sendiri oleh Bundamu, maka kamu juga sudah saya anggap anak, panggil papa ya."

Ranis tertegun mendengar ucapan papa Saga, kebaikan apa telah dia lakukan sehingga bisa merasakan nikmat ini, dalam mimpi pun Ranis tidak pernah membayangkan akan seperti ini.

" Kenapa diam?" Tanya pak Saga.

" Saya tidak pantas. . ."

" Kenapa tidak? Jika aku sendiri yang sudah memantaskan kamu." Mata Ranis berkaca-kaca menggenang air mata. Jika kebanyakan di cerita film atau novel, orang yang tidak punya apa-apa sepertinya pasti di rendahkan.

" Paling tidak walaupun kamu kelak tidak menjadi menantuku, kamu akan tetap jadi anakku kan? Dan bisa jadi adik dari Vian." Kembali papa Saga menyakinkan.

" Doanya jelek banget sih,pa! Aku tidak mau jadi kakaknya dia pa, aku mau jadi suaminya!." Vian berucap dengan tegas. Papa Saga tertawa begitu juga dengan Ranis, dia tidak menyangka jika Vian lucu juga.

" Jadi gimana Ranis?" Kembali papa Saga menanyakan kesanggupan Ranis.

Ranis tersenyum sebelum menjawab. Sekilas dia melirik kearah Vian. " Baiklah, papa"

Mereka bertiga tersenyum secara bersamaan, kemudian melanjutkan makan mereka. Setelah selesaipun Ranis pamit undur diri, tentu saja Vian akan mengawal Ranis hingga sampai dirumah dengan selamat.

Tidak ada penolakan dari Ranis, percuma menolak Vian yang ujung - unjung nya Vian lah yang menang.

***

Bukankah perjalanan hidup sesorang adalah misteri yang maha kuasa, kita tidak pernah tau nasib apa yang akan menimpa kita dikemudian hari, hanya saja kita harus yakin dan percaya jika kita mempunyai mimpi.

Ranis berharap suatu saat dia akan menikah dengan Ammar dan hidup bahagia, sedangkan Vian berharap jika dia akan menikah dengan Ranis dan hidup bahagia.

*TBC*

1
AraaAjaa
bagus BGT thor
AraaAjaa
langsung luluh Vian
AraaAjaa
syuka banget Thor, semangt
AraaAjaa
wkwkwkwk. . . sama kek aku kalo lagi mau ngunci mulut guru sebelum ngomel
AraaAjaa
semangat Ranis
AraaAjaa
tega banget Vian
AraaAjaa
semangat Ranis Citra menjalani masa mos
AraaAjaa
to the point banget/Drool/
AraaAjaa
teringat saat MOS . jamanku dulu disuruh kepang sesuai usia pada saat itu
AraaAjaa
mengingatkan aku pada dia/Frown/
eka aLendRa
selamat Pagii. . .

menurut kalian gimana dengan Ranis? apakah dia berlebihan ? atau malah Vian yang berlebihan kepada Ranis?
eka aLendRa
Hallo readers, apa kalian punya kenanagan yang sama dalam sulitnya mencari tanda tangan Osis?

berbagi cerita yuk.
eka aLendRa
Hay, Ada yang mau berbagi kisah tentang masa Orientasi kalian? kenangan apa yang bikin kalian ingat dan tidak akan lupa sampai sekarang. . .

selamat membaca.
eka aLendRa
Assallammualaikum, readers semua.
sampai saat ini kisah Ranis dan Vian masih adem-adem aja dari pembaca.

kisah mereka lagi proses kontrak,teman-teman. Minta dukungannya selalu ya. . .
Karunia Pangastuti: Hay Thor. aku syuka semangat
total 1 replies
eka aLendRa
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!