Claudia Anastasya seorang gadis remaja yang baru berusia 19 tahun. Dijodohkan oleh Almarhum Ayahnya dengan seorang Bad Boy yang bernama Caesar Vittorio yang mana adalah teman satu kelas di SMA.
Claudia merupakan pewaris tunggal Yayasan Graha Wiyata yang menaungi sekolahannya. Tapi, status itu disembunyikan karena dia tidak ingin terlihat mencolok.
Claudia dinikahi Caesar saat masih kelas XI setahun yang lalu. Tapi Caesar masih merahasiakan statusnya karena menjaga perasaan sahabat masa kecilnya yang bernama Karmila Wulandari.
Karmila adalah seorang yang manipulatif. Dia tahu status Caesar dan Claudia, tapi sengaja membuat mereka salah paham dan berakhir Claudia mati karena tertabrak Kereta Api.
"Jika aku punya kesempatan kedua untuk mengulang waktu, akan aku pertahankan Caesar menjadi suamiku selamanya. Tak akan aku biarkan Karmila masuk dalam rumah tangga kami."
Bagaimana kisah kehidupan remaja yang harus terlibat konflik pernikahan? Ikuti kelanjutan kisahnya hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Yang Terlupakan
"Kalian lama amat sih mainnya, emang punya dia enak ya? Kayak udah loss dol gitu." Ucap Thomas masih menonton dengan handycam yang diklaim mahal itu.
"Ahhh... Teriak Karmila kala seorang pria menampar bo kong nya.
"Ternyata kecil-kecil dia pemain. Kok ngebet sama Caesar yang jelas tidak akan mau dengannya."
Gumam Thomas sudah mulai jenuh, jadi Videografer sejak 3 jam lalu membuat Thomas ingin tidur.
"Sudahlah, videonya sudah dapat ini. Mending aku pulang ke Markas. Lagi pula aku sudah berpesan pada mereka jika selesai bermain langsung tinggal Karmila di sini. Bahkan tiket pesawat untuk kabur sudah aku siapkan." Ucap Thomas.
Malam memang sudah semakin larut, akhirnya Thomas pergi membawa kemenangan.
Sementara kelima orang bayaran Thomas, juga ikut pergi sesuai arah. Mereka langsung menyusul teman-temannya menuju bandara untuk pulang kampung. Tinggallah Karmila sendirian di Villa. Tubuhnya tergeletak di karpet bulu. Pakaiannya sudah terlempar sembarangan arah, botol-botol minuman pun berserakan.
Jam 7 pagi, Karmila bangun. Matanya mengerjap memandang ke sekeliling. Sunyi sepi seperti tidak berpenghuni.
"Kemana semua orang, Caesar... di mana dia?" Gumamnya belum sadar. Lalu pandangannya mengarah ke bawah, ke tubuhnya yang tanpa pakaian.
"Apa aku berhasil menggoda Caesar?" Ternyata obsesi Karmila mengalahkan logikanya, bahkan ingatannya semuanya tentang Caesar.
Tapi tiba-tiba sekelebat bayangan datang tanpa permisi menghancurkan khayalannya. Kenyataan jika senjata makan tuan, dia sudah terjebak permainannya sendiri. Bahkan mereka tidak satu pria, melainkan lima yang tidak dikenalnya.
"Apa... Apaan ini? Kenapa malah jadi kacau balau semua rencanaku. Caesar dan teman-temannya pasti sengaja untuk menjebakku. Dasar sialan!"
Dengan langkah tertatih-tatih, Karmila meraih pakaiannya yang sudah terkoyak dan tidak layak untuk dipakai. Tapi dia tak punya pilihan, daripada tidak memakai apa pun. Setelah itu, Karmila mencari tas dan ingin menelpon minta bantuan. Sayang sekali, tasnya kosong melompong. Ponsel dan uangnya tidak ada.
"Bangsat! Mereka merampokku." Umpat Karmila.
"Bagaimana... bagaimana caranya aku pulang? Sedangkan lokasi Villa ini jauh dari pemukiman dan jalan raya. Bagaimana caranya aku sampai rumah? Brengsek semua, awas kalian!" Teriaknya.
Karmila keluar dari Villa dengan air mata yang tak tertahan. Tidak ada yang peduli dengannya. Bukankah ini setimpal dengan perbuatannya. Berusaha menghancurkan akhirnya hancur sendirian.
Entah sudah berapa lama dia berjalan menyusuri rimbunnya huta pinus untuk sampai ke jalan raya. Lokasi Villa yang ada di pinggiran pantai tersembunyi di balik hutan pinus yang sangat lebat. Tidak ada hewan buas, tapi jika sendirian tentu saja Karmila butuh keberanian yang tidak boleh dianggap remeh bagi seorang wanita.
Berkali-kali kakinya tersandung batu, menyebabkan kedua lutut Karmila terluka. Hingga saat sampai Jalan Raya sebuah mobil pick up melintas.
Dengan wajah memelas mengadu kalau dia korban pelecehan yang dibuang. Karmila berhasil menumpang lalu pulang. Sesampainya di rumah, Karmila mengamuk. Membuat orang tuanya mengeram frustasi. Anaknya seolah menjadi sosok lain.
Benar, karena di kehidupan pertamanya. Karmila selalu bersikap lemah lembut, tidak pernah berontak marah-marah. Berbeda dengan Karmila yang sekarang, yang sedikit tidak enak hati pasti melampiaskannya dengan menghancurkan barang.
"Kenapa dengan anak kita, Pa? Kenapa makin kesini dia makin aneh, emosinya tidak bisa dikendalikan. Seperti seorang yang sakit jiwa."
Bahkan ucapan adalah sebuah doa, Mamanya Karmila menganggap anaknya gila. Bukankah itu sudah level kekecewaan yang tinggi dari seorang Ibu.
Hari Minggu yang kelabu bagi Karmila, dia masih meringkuk sendirian. Menenggelamkan wajahnya di atas bantal, sambil terisak karena merasa kalah. Padahal sedang tidak ada perlombaan, hanya pergolakan jiwa antara dirinya.
Andai... Andai Karmila tidak serakah. Dia sudah diberi kesempatan kedua. Harusnya bisa digunakan untuk memperbaiki diri, bukan malah merusaknya karena ambisi dan obsesi terhadap Caesar.
Nyatanya, kejadian dia dilecehkan tidak membuat Karmila jera atau menyesal. Justru, dia masih merencanakan ulang. Untuk menghancurkan tidak hanya Claudia tapi juga Caesar karena dendam.
Keesokan harinya Karmila masuk sekolah seperti biasa sendirian tanpa teman. Tapi ada yang berbeda dari cara menatapnya... Terutama terhadap Caesar.
Bukan lagi tatapan memuja seperti sebelumnya, tapi justru tatapan permusuhan. Auranya berubah menjadi semakin gelap. Bagaikan ada kobaran dendam membara yang pekat tapi juga ada seperti lingkaran Iblis yang menjerat.
"Kenapa tuh anak? Serem auranya." Ucap Arya yang paling peka.
Dia tidak lagi ngintilin Caesar, lihat justru dia menatap permusuhan. Seolah dia marah yang tertahan. Apakah karena kejadian kemarin malam?" Ucap Brian membuat semua berfikir.
"Aku rasa dia punya rencana yang baru yang lebih dahsyat. Caesar kamu harus hati-hati."
"Bee... aku takut kamu direbut. Bukan dengan cara biasa, mungkin jauh lebih ekstrim." Ucap Claudia.
"Benar, sekarang apa yang akan kamu lakukan? Bukankah katamu sudah punya bukti pembunuhan terhadap Kakek? Mau tunggu apa?" Desak Alvaro.
"Tunggu 30 hari dari sekarang, kita tunggu kejutan dari dia. Karena pasti heboh." Ucap Claudia.
"Dia pasti sudah berbadan dua, tinggal kita sebarkan berita tentangnya. Supaya Kepala Sekolah punya alasan untuk mengeluarkan dia dari sini. Aku sudah muak banget soalnya, tapi tahan sebentar." Ucap Claudia.
"Hmm... lalu setelah itu baru kamu laporkan perbuatannya ke Polisi. Membiarkan dia dipenjara dalam keadaan hamil? Kejam sih." Ucap Arya.
"Lebih kejam mana dengan dia yang menyuruh puluhan preman untuk memperkosaku, lalu aku berlari hingga mati di pelintasan kereta api. Tapi justru memutar balik cerita, dia mengadukan aku pada Caesar. Lalu parahnya Caesar lebih mempercayainya. Lalu... lalu mereka berdua selingkuh. Sampai pada akhirnya Karmila hamil anak Caesar." Tangis Claudia pecah.
"Aku tahu Caesar, karena sebelum aku hidup kembali hari itu. Aku sempat menjadi arwah penasaran, yang menyaksikan sendiri bagaimana Suamiku memanjakan Karmila dengan seluruh cinta yang seharusnya milikku hanya milikku. Caesar melupakan aku dengan mudah, hingga akhirnya Karmila ikut mati karena tertembak peluru nyasar Polisi. Sekarang siapa yang lebih kejam?"
"Aku memang terlambat menyadari jika aku mencintai Caesar, seharusnya dia juga tidak secepat itu berpaling padahal tanah kuburanku masih basah. Maaf Bee... Sekarang jujur katakan. Apa memang kamu punya rasa dengan Karmila?" Ucap Claudia datar.
Untuk sejenak Caesar meresapi hatinya, ini bukan rasa cinta terhadap Karmila seperti tuduhan dari Istrinya.
Tapi justru rasa penyesalan mendalam, bahwa dia menyesal telah selingkuh. Benar, akhirnya Caesar tahu arti kegelisahan yang sering muncul itu. Bukan karena dia menginginkan Karmila, tapi karena penyesalan itu hadir. Mengapa dia bisa mengkhianati Claudia, mengapa dia bisa melakukan perselingkuhan. Pertanyaan yang tidak ada jawabannya, tapi selalu masuk dalam ingatannya.
tp udah tamat aja thor🥰