Simpanan Bapak Kost

Gak pernah bosen ingetin kepada Readers bahwa jangan lupa like!

...----------------...

"Kamu ngapain disini," tanya Gralind melepaskan tangannya dari Albar.

Albar tidak menjawab, dia melirik ke kiri dan kanan kemudian menarik Gralind ke dalam pelukannya, sontak hal ini membuat Gralind melepaskan pelukan Albar.

"Kamu apa-apain sih!"

"Kenapa? Bukannya kamu suka diginiin? Atau perlu aku cium juga bisa," jawab Albar yang membuat Gralind semakin kebingungan.

"Kamu gila yah? Kamu kenapa kok aneh gini?" tanya Gralind membuat Albar menghela napasnya panjang.

Albar membalikkan badan, suasana kampus sepi karena masing-masing mahasiswa sudah ada di kelasnya. "Kenapa kamu lebih milih Bang Troy yang sudah beristri ketimbang aku?"

"What! Maksud kamu apasih, kamu ngelantur."

"Gausah pura-pura polos Gralind, kamu ciuman kan sama Bang Troy di kolam renang, kamu sadar gak sih, kalau aku tuh suka sama kamu, kenapa kamu malah milih Bang Troy, jadi kalau Bang Troy nekat." Albar menarik tangan Gralind dan menahannya erat di pelukannya. "Aku akan lebih nekat, aku bisa berikan kamu lebih dari yang Bang Troy bisa berikan."

Gralind paham, jadi hal itu biang keladinya, Gralind tidak akan menutup mata bahwa faktanya dia sudah menyadari bahwa Albar secara terang-terangan bersikap seolah dia menyukai Gralind, tapi Gralind tidak menyangka Albar akan seanarkis dan sefrontal ini dalam bertindak, tidak sehati-hati Troy.

"Lepasin, Albar, kamu salah paham, aku gak ada apa-apa sama Pak Troy, mana mungkin aku rebut suami orang, terus tentang kamu, kamu kubur aja deh perasaan kamu, aku gak bakal cinta sama siapapun!"

Deg! Gralind sangat jahat dalam hal ini, benar-benar jahat, tapi salahkah dia memiliki prinsip ini, pengkhianatan Ayahnya membuat Gralind trauma pada hubungan asmara, dia hanya ingin menjadikan hubungan sebagai jembatan untuk dia mencapai tujuannya, tapi dia tidak membutuhkan hubungan dengan Albar.

"Tapi aku cinta sama kamu, Gralind!"

"Kamu gak cinta, kamu cuma obsesif, kamu merasa kalah dari Pak Troy sedang kita gaada apa-apa lagian kejadian di kolam renang kamu salah lihat, rasa kalah itu bikin kamu obsesif, mana ada orang yang bisa jatuh cinta secepat itu."

Albar berdiri mematung, dia menatap Gralind sangat dalam. "Aku punya bukti."

Lagi-lagi Gralind di buat kebingungan dengan sikap Albar, apalagi Albar tiba-tiba meraih tangan Gralind dan menaruhnya di area sensitifnya. Menegang.

"Cuma kamu yang bisa bikin aku begini."

"Itu hasrat Albar, gaada sangkut pautnya sama cinta, mungkin karena kamu tertarik dengan fisikku, lupakan hal-hal negatif di kepala kamu, dan jangan ngawur sikap kamu bisa bikin aku ga betah."

Gralind membalikkan badannya dan berjalan menjauh dari Albar.

"KAMU BISA NOLAK AKU, TAPI KAMU GABISA PAKSA AKU BERHENTI MENCINTAI KAMU! CEPAT ATAU LAMBAT!"

Gralind tidak menghiraukannya, dia tidak ingin terlibat hubungan dengan orang yang tidak memiliki korelasi dalam tujuannya, dia sudah berjalan sejauh ini bukan untuk main-main.

-

Gralind turun dari ojek online yang sudah dia pesan, sudah jam lima sore, hari yang berat untuk Gralind, dikarenakan dia harus mendapati fakta bahwa Albar ternyata Mahasiswa semester lima di universitas tempat dia mengajar dia harus lebih berhati-hati lagi.

Gralind berjalan masuk ke area pekarangan Kost-nya dan menemukan sosok Troy berdiri dengan kemeja putih menatap ke arahnya, Gralind menebar senyum.

"Pak Troy?"

"Saya ingin bicara sama kamu," jawab Troy menarik tangan Gralind menuju kamar kost-an Gralind yang ada di koridor pertama.

Beruntung anak kost lain belum pulang sehingga tidak yang akan menaruh curiga kepada keduanya, sesampainya di depan pintu kamar kost-an Gralind, Troy melepaskan tangan Gralind.

"Mau bicara apa, Pak?" tanya Gralind sok polos. "Apakah penting?"

"Bisa kita bicara di dalam?" tanya Troy yang membuat Gralind mengangguk.

Gralind membuka kunci kamar kost-nya kemudian mengajak Troy masuk, setelah keduanya masuk tiba-tiba saja Troy menutup pintu dan mendorong Gralind ke ranjang sehingga Gralind kini terduduk di tepi ranjang.

"Penawaran kamu kemarin, apakah masih berlaku?"

Gralind tersenyum licik, mangsanya kini sudah masuk ke dalam perangkap tanpa Gralind harus berusaha lebih. "Jika Bapak mau, aku dengan senang hati menerima."

Troy mendekatkan wajahnya dengan wajah Gralind sehingga kini hidung mancung Troy dan hidung Gralind saling bersentuhan, mereka kini menghirup udara yang sama, wangi mint, betapa soft-nya wangi napas Troy ditambah wangi berry dari sabun mandi yang dia pakai, membuat setiap wanita akan bertahap terhadapnya.

Gralind membuka ikatan rambutnya, membuat rambutnya tergerai. "Jadi kapan Pak Troy, bisa memulai?"

"Sekarang," Troy tersenyum dan melepaskan kacamata milik Gralind.

"Good Dad!" Gralind mengalungkan kedua tangannya di leher Troy, membuat Troy langsung menindih tubuh Gralind. "Bapak Troy lebih suka aku polos atau licik?"

"Both, because its you, baby!" jawab Troy mengusap bibir mungil Gralind. "Ready?"

...----------------...

HAREUDANG!

Terjemahan terakhir

[keduanya, karena itu kamu]

Tim Albar atau Troy?