Perselingkuhan istri dan sahabatnya, membuat Vicky Zean trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama lima tahun, ia memilih menjadi Single Daddy untuk putra kesayangannya.
Namun, kini, ia justru tertarik dengan seorang gadis belia yang baru akan lulus jenjang SMA, Rhea Athalia hanya karena pertemuan singkat yang mengesankan baginya.
Meski perbedaan usia yang terpaut sangat jauh, Vicky tetap menjadikan Rhea sebagai target cintanya dan membuat beberapa jebakan agar Rhea bisa jatuh ke dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bualan Vicky
Vicky yang sudah menidurkan Dean di kamarnya pun sengaja menunggu Rhea keluar dari kamar mandi. Sedangkan Ken sudah kembali lagi ke hotel untuk mengambil beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Vicky.
Tepat saat Rhea keluar dari kamar mandi, Vicky langsung menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.
“Rhea, duduk sini dan teruskan ucapan kamu yang belum selesai tadi!” titah Vicky menepuk sofa yang ada di sampingnya.
“Ucapan yang mana, Pak? Tentang drama kolosal?” tanya Rhea yang berjalan mendekati Vicky dan duduk di sampingnya.
“Bukan, Rhea! Ini masalah yang kamu cium bibir saya tadi!” balas Vicky dan Rhea langsung ber-oo ria.
“Ooo! Yang takut kena sial tadi itu?” balas Rhea.
“Nah, yang itu! Kenapa bisa kena sial kalo buru-buru dilepas?” tanya Vicky.
“Kalo saya bilang jujur, Pak Vicky jangan marah ya!” Rhea menangkupkan kedua tangannya seperti orang yang tengah meminta maaf.
“Tentu saja tidak!” balas Vicky. “Cepat lanjutkan ucapanmu, setelah itu saya masih harus membicarakan hal penting denganmu!”
Rhea pun menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Jadi, kata temen saya, gini, Pak, ‘Kalau kita tiba-tiba ciuman tanpa sengaja sama cowok, apalagi orang itu duda, jangan langsung di lepas! Soalnya, kalo langsung dilepas, nanti kita bisa nikah sama cowok yang duda juga dan bukan perjaka’. Kan saya jadi rugi dong, Pak kalo dapet duda tua bangka. Mana anaknya udah banyak lagi!” tutur Rhea membuat Vicky sedikit tertohok mendengarnya.
“Oooh, jadi kalo misalnya kamu nikah sama saya, kamu rugi dong?” balas Vicky membuat Rhea tertegun.
“Ups!” Rhea menutup mulutnya rapat-rapat.
‘Duh, mampus aku! Pak Vicky pasti tersinggung banget deh sama ucapan aku tadi! Gak boleh dibiarin nih! Bisa-bisa dia kesel dan mencabut donasinya lagi kayak tadi!’ gumam Rhea dalam hati. ‘Kali ini aku harus bikin Pak Vicky gak marah sama aku!’
“Bukan itu maksud saya, Pak! Yaah, Pak Vicky sih statusnya duda. Tapi kan masih kelihatan perjaka!” tutur Rhea yang tengah mencoba meredamkan amarah bosnya.
Benar saja, amarah Vicky kali ini menguar begitu saja dan justru membuatnya mengikis jaraknya dengan Rhea.
“Oh, yaa? Trus, kalo kamu nantinya nikah sama saya, kamu ngerasa rugi gak?” tanya Vicky yang mulai mengunci tubuh Rhea di pojok sofa.
“Emm, sedikit sih, Pak. Gak banyak!” jawab Rhea dengan jujur.
“Wow, kamu mau tau gak biar kamu gak ngerasa rugi sama sekali meski hanya sedikit?” tanya Vicky yang langsung diangguki oleh Rhea.
“Tadi kan ciumannya gak disengaja tuh! Dan kamu yang sudah memulainya terlebih dulu.”
“Kata orang tua zaman dulu, bisa berefek di masa depan kamu loh, Rhea!”
“Beneran, Pak?” tanya Rhea yang tampak percaya dengan bualan Vicky kali ini.
“Tentu saja, sialnya, kamu bakal jadi perawan tua yang tidak kunjung menikah di usia 40 tahun!” lanjut Vicky yang mulai menakut-nakuti Rhea.
“Laaah, trus harusnya gimana dong, Pak biar bisa lepas dari kutukan itu?” tanya Rhea membuat hati Vicky bersorak kegirangan.
‘Yes, kelinci cantik yang lugu dan polos ini sebentar lagi akan masuk ke dalam perangkapku!’ batin Vicky penuh suka cita.
“Caranya cuma satu, kamu harus meminta pria yang sudah kamu cium tiba-tiba untuk balik menciummu. Maka, aku jamin kutukan itu akan lepas!” balas Vicky yang sudah tidak sabar mendengarkan Rhea memohon kepadanya untuk mendaratkan bibirnya ke bibir Rhea.
“Kalo gitu, tolong saya dong, Pak Vicky! Cium bibir saya biar saya lepas dari kutukan itu!” pinta Rhea.
Vicky pun tidak mau membuang-buang waktu. Ia langsung memegang tengkuk leher Rhea dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Rhea.
Deru nafas Pak Vicky mulai menyapu wajah Rhea dan membuat Rhea mulai meremang.
‘Duh, kok aku jadi deg-degan gini sih? Sumpah, Pak Vicky bikin aku sesak nafas tiba-tiba!’ gumam Rhea dalam hati sambil mulai memejamkan matanya.
‘Oh my God! Parfumnya Pak Vicky harum banget! Bikin aku …’ batin Rhea terdiam saat bibir Vicky mulai menempel di bibirnya dan mulai bergerak pelan memagutnya.
‘Ya Ampun, ini kenapa bikin aku kayak kesetrum listrik sih? Tapi enak banget!’ ceracau Rhea dalam hati yang tanpa ia sadari, Rhea membuka mulutnya sendiri seperti memberikan izin kepada Vicky untuk memagutnya lebih dalam.
‘Gila! Rhea benar-benar membuatku terbang melayang ke Langit tertinggi! Anak bau kencur ini benar-benar membuat 94ir4hku membara dan sangat menginginkannya!’ ungkap Vicky dalam hati.
Sayangnya ciuman mereka berdua itu harus terhenti saat terdengar mobil Sam dan juga Lisa tiba di rumah. Perlahan Vicky melepaskan pagutannya dan mengusap bibir Rhea yangs edikit membengkak karena ulahnya.
“Kutukanmu sudah hilang, Rhea!” ucap Vicky membuat Rhea salah tingkah.
“Oh, iya, Pak! Terima kasih!” balas Rhea yang sedikit menjauh dari Vicky.
Vicky sendiri langsung membenarkan posisi duduknya saat mendengar pintu mobil tertutup dan suara adiknya bercakap-cakap dengan suaminya.
“Emm, Rhea! Yang tadi itu tidak gratis yaa! Melepaskan kutukan itu bukan hal yang mudah sebenarnya. Karena selepas ini, saya pasti akan tersiksa.”
“Kok bisa, Pak!” tanya Rhea sambil mengerutkan dahinya.
“Ya, karena saya sudah berusaha membantu melepaskanmu dari kutukan itu!” tutur Vicky yang kembali membual.
“Trus, saya harus bayar dengan apa?” tanya Rhea dan Vicky langsung memberikan kode kepada Rhea untuk diam sejenak.
“Nanti kita bahas, ya!” ucap Vicky karena adiknya sudah mulai masuk ke dalam rumah.
“Hai kaak! Hai Rhea!” sapa Lisa sambil melambaikan tangannya. “Dean mana?” tanya Lisa yang kemudian duduk di hadapan Rhea.
“Lagi tidur di kamarnya!” balas Vicky dengan santai.
"Hai, Bang!" sapa Samuel. "Tumben jam segini udah pulang?" tanya Samuel sambil melihat ke arah jam tangannya.
"Iya, kebetulan tadi sekalian sekalian jemput Dean juga!"
“Oh, kalo gitu, Aku mau masuk ke dalam dulu, ya Bang! Udah lengket nih, mau mandi!” ucap Samuel yang langsung menuju ke kamarnya.
“Lisa gak siapin air mandi buat, Sam?” tanya Vicky yang melihat adiknya justru duduk bersamanya dengan Rhea.
“Gak baik loh kalo biarin suami nyiapin air mandi sendiri!” lanjut Vicky yang sengaja mengusir adiknya masuk ke kamar.
“Kan, dia mandinya pakai shower. Gak perlu disiapin air hangat kali!” balas Lisa. “Aku nih mau nanya dulu sama kakak, untuk acara family gathering Dean besok ini, gimana?”
“Miss Mala udah mau bantuin loh buat jadi mommynya Dean.”
“Aku gak nyaman sama gurunya Dean itu, Lisa! Apalagi harus berpasangan sama dia dalam acara family gathering. Yang ada gosipnya yang enggak-enggak jadi kemana-mana!” timpal Vicky.
“Trus, kakak mau dampingin Dean sendirian?” tanya Lisa yang langsung dijawab Vicky dengan gelengan kepalanya.
“Jelas enggak, dong!” Vicky langsung melirik ke arah Rhea.
“Rhea mau kan nemenin saya buat hadir ke acara family gathering di sekolahnya Dean?” tawar Vicky.
“Hah? Rhea?” timpal Lisa yang sangat terkejut dengan ucapan abangnya ini.
“Iya, Rhea! Waktunya akhir pekan ini! Nanti saya akan izin sama kedua orang tua kamu!” jelas Vicky.
“Bisa, Pak! Kebetulan akhir pekan ini saya free!” balas Rhea membuat Vicky tersenyum penuh kemenangan.
‘Kalo aku ikut Pak Vicky ke acara family gatheringnya Dean, Hazel gak bakal nemuin aku di rumah dan maksa aku buat pergi sama dia!’ gumam Rhea dalam hati.
“Okey, nanti saya akan jemput kamu pagi-pagi, ya!” ucap Vicky lagi dan langsung di-iyakan oleh Rhea.
“Siap, Pak! Kira-kira ada yang mau disampaikan lagi, gak?” tanya Rhea kemudian. “Kalo gak ada, saya pamit pulang ya, Pak!”
“Oh, saya anterin ya!” tawar Vicky sambil mengambil kunci mobilnya.
“Gak usah, Pak! Kan rumah saya deket! Bisa jalan kaki juga!” timpal Rhea.
“Sekalian izin sama kedua orang tua kamu. Gak papa, kan?”
Rhea pun akhirnya memperbolehkan Pak Vicky untuk mengantarnya pulang ke rumah. Tapi kali ini Rhea meminta untuk diantar dengan jalan kaki karena jarak rumah mereka berdua memang tidak jauh.
Sedangkan Lisa, adik kandung Vicky pun semakin curiga dengan tingkah abang kandungnya itu.
“Ck, mencurigakan!” gumam Lisa. “Aku harus bertanya dengan Dean kali ini!”