NovelToon NovelToon
No Other Man

No Other Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Pandang

Setelah bisa terbebas dari kejarannya Ayu, Amos masuk ke dalam mobil untuk menikmati makanan dan minuman pemberiannya Agnes. Bagaskara menoleh, "Tega bener makan sendiri. Aku nggak dibeliin, nih?" Bagaskara ingin mencomot telur mata sapi di atas nasi goreng dan tangan Amos langsung menepuk keras punggung tangan Bagaskara, "Jangan diambil!"

"Ish pelit banget. Biasanya juga berbagi kita" Bagaskara mengusap punggung tangannya dengan mulut mengerucut lancip.

"Ini nggak biasanya. Ini nasi goreng spesial. Tuh kamu aku belikan sandwich" Amos menjulurkan dagu ke bungkusan plastik yang tadi ia lempar ke dashboard.

Bagaskara semringah dan mengambil sandwichnya.

"Kenapa nasi gorengnya spesial? Biasa aja aku lihat. Nasi goreng kantin sama telur doang"

Amos hanya mengulas senyum lebar.

Bagaskara berucap dengan mulut penuh, "Biasanya kalau spesial itu dari cewek. Aku lihat ada Ayu tadi. Nasi gorengnya dari Ayu, ya?"

Amos mengusap wajahnya dengan kesal, "Kalau mulut penuh makanan jangan ngomong! Kena mukaku nih!"

Bagaskara terkekeh geli.

"Emang kampret tuh pak Sapto. Mindahin anaknya kuliah di sini seenak jidatnya. Dia jurusan psikologi juga dan tadi dia bilang kalau jadwal dia sama semua dengan jadwalku. Kampret, kan, pak Sapto"

Bagaskara meminum air mineral lalu berucap, "Itu taktik Pak Sapto, Bos. Pak Sapto menaruh Ayu untuk mengawasi kita agar kita tidak tersihir dengan kecantikannya si Agnes"

"Sebut dengan benar jangan si Agnes begitu! Dia dosenku" Amos melotot kesal.

"Ah, iya, iya, Bu Agnes"

"Huft! Hari-hariku di sini bakalan nggak tenang ke depannya karena Ayu, tzk!"

"Kalau boleh, buat aku aja Ayu, Bos"

Amos langsung semringah dan menepuk pundak Bagaskara, "Kalau Lo bisa buat Ayu jadi pacar kamu, aku kasih kamu motor kesayangan Gue"

Bagaskara melotot senang, "Benarkah?"

"Bener dong" Amos mengangguk-angguk dengan senyum lebar.

Bagaskara tiba-tiba mengerucutkan bibirnya saat bayangan wajah ayu dan kelucuannya Aurora melintas di benaknya.

"Kenapa?" Alis Amos menukik tajam.

"Nggak jadi, deh, Bos"

"Kenapa? Kata kamu Ayu manis dan kamu suka sama orang Jawa"

Iya, aku suka sama orang Jawa, Bos. Tapi, bukan Ayu. Aku suka sama Aurora. Aku jadi playboy karena nunggu Aurora masuk kuliah. Batin Bagaskara dengan bibir yang semakin mengerucut lancip.

"Kok malah diem? Kamu nggak suka sama motor Gue? Katanya Lo pengen punya motor kayak punya Gue. Gue kasih kalau Lo bisa macarin Ayu"

Bagaskara menggeleng, "Nggak deh. Aku udah punya crush"

"Tzk! Dasar playboy" Amos langsung membuka pintu mobil lalu melesat keluar meninggalkan Bagaskara"

Kepala Bagaskara mengarah ke depan dan menatap laju larinya Amos dengan helaan napas panjang, "Maaf, Bos. Kita pikirin calon bini kita masing-masing, ya, Rora udah kelas dua SMA, Gue pengen lebih Deket sama Rora dan ngebuktiin kalau Gue nggak punya pacar sampai Rora masuk kuliah karena Gue pengen nembak Rora pas Rora masuk kuliah"

Amos berbalik badan dengan cepat lalu mengejar Agnes yang sedang berjalan ke parkiran mobil khusus untuk para dosen.

"Bu Agnes tunggu!"

Agnes menoleh dan melangkah lebih cepat saat tahu Amos yang memanggil namanya.

Dengan berlari lebih kencang, Amos berhasil menghadang Agnes sebelum perempuan itu melarikan diri.

Agnes sontak mundur dan hampir terjengkang ke belakang. Amos menangkap siku Agnes dengan ceper dan menahannya agar perempuan yang sangat ia cintai itu tidak terjatuh di atas rerumputan.

Agnes refleks mendorong dada Amos dengan tangan kiri dan tangan kanannya menempel di badan mobil. "Jangan sentuh aku!" Geram Agnes.

Amos refleks mundur sambil berkata, "Maaf"

Agnes berusaha berdiri tegak lalu mengusap blusnya untuk mengurangi deg-degan di hatinya. Sentuhan kecil Amos memberikan sensasi percikan listrik di kulit Agnes dan debaran di jantung Agnes.

Amos buru-buru membuka tas ranselnya lalu mengeluarkan plastik yang isinya sepatu sneakers warna putih polos bermerk.

"Sepatu kamu. Sudah aku cucikan. Wangi dan cantik kayak yang punya" Amos tersenyum sambil mengulurkan plastik yang isinya sneakers cantik.

Agnes menarik kasar plasti itu sambil mendelik kesal, "Kenapa kamu bikin orang repot, sih, kenapa nggak kamu balikin sekalian sama ponselku kemarin?"

"Nggak enak banget ya jadi cowok, udah effort malah dikatain repot" Amos sedikit melengkungkan kedua bahunya ke depan.

"Aku sudah bilang kita jangan bertemu lagi dan kamu sengaja mengembalikan barang-barangku di lain hari karena kamu........"

Grab! Amos nekat menarik lengan Agnes dan perempuan itu jatuh ke pelukannya Amos.

Agnes sontak mendongak dan membeku dan Amos semakin mempererat pelukannya.

Deg, deg, deg, deg, jantung keduanya beradu dan berdegup kencang kala bola mata mereka saling pandang lalu dada mereka menempel erat.

Amos menunduk dan berucap, "Aku akan terus mencari kesempatan untuk bisa bertemu denganmu karena aku jatuh cinta padamu"

Suara Amos terdengar serak dan membuat Agnes semakin membeku. Agnes menyukai wangi Amos dan ia merindukan wangi itu, wangi yang bisa membuatnya merasakan damai sejahtera dan nyaman.

Amos nekat menempelkan telapak tangan kanannya di pipi kiri Agnes lalu berkata, "Aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Ajari aku caranya agar aku bisa mencintai kamu dengan benar karena kamu itu cinta pertama di hidupku"

Agnes masih menatap Amos dengan tubuh mematung kaku. Kedua tangan Agnes menjulur kaku di kedua sisi tubuhnya. Wangi Amos dan hangat napasnya Amos yang menerpa wajahnya, membuat Agnes terhipnotis.

Amos nekat mengusap lembut pipi perempuan yang sudah membuatnya tergila-gila lalu berbisik di telinganya Agnes, "Apakah diamnya kamu ini sebagai jawaban kamu kalau kamu mau mengajari aku cara mencintai kamu dengan benar?"

Agnes refleks mendorong dada Amos tapi lidahnya kelu. Agnes tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Kakinya juga mendadak lemas kala ia mencoba untuk berdiri tegak tanpa pelukannya Amos. Amos dengan sigap menarik Agnes ke dalam pelukannya kala perempuan itu terhuyung ke belakang.

"Katakan, Bu! Jangan diam saja seperti ini! Saya bisa semakin gila" Suara Amos semakin serak kala tatapannya menyapu bibir merah alaminya Agnes yang sangat ia rindukan.

Agnes menahan dada Amos kala pemuda itu nekat memajukan wajahnya dan Agnes hanya bisa merintih, "Jangan!"

"Memangnya Ibu tahu apa yang ingin saya lakukan saat ini?"

"Cium aku" Agnes berkata lirih.

"Baiklah" Amos menarik tengkuk Agnes dan memagut bibir Agnes.

Agnes sontak mendorong keras dada Amos dan plak! Tamparan keras mendarat di pipi Amos.

"Ibu bilang cium saya tadi makanya saya cium ibu"

Agnes mundur dengan wajah marah, "Aku bilang jangan cium aku!"

"Tidak ada kata jangan tadi" Amos melangkah maju dan Agnes sontak memekik, "Jangan dekati aku lagi! Aku mohon. Aku lagi kacau saat ini"

"Kalau sudah tidak kacau, berarti saya boleh mendekati Ibu?"

Agnes hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu berbalik badan untuk berlari kencang meninggalkan Amos. Plastik berisi sneakers terjatuh di atas rumput dan Agnes tidak menyadarinya.

Amos memungut plastik itu dan menghela napas panjang. "Semesta masih mendukungku. Aku akan ke rumah kamu pulang kuliah nanti untuk mengembalikan sepatu ini" Amos mengusap bibirnya dan tersenyum. "Bibir kamu sangat manis dan bibir kamu sudah menjadi candu bagiku, Nes"

1
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
lupa wajah ingat aroma mungkin rasanya juga🤭
awesome moment
ronald dan alexa bermain di smua n
Aksara_Dee
idahlah nes tinggalin aja suami bgini
Aksara_Dee
hmmm dasar periya!
Aksara_Dee
ronald makin menjadi 🫠
Roro
yang main kuda kudaan sama kamu semalam itu nes
Roro
ahh amos lebay ihh🤣
Roro
fokus amos.. fokus..
anggita
iklan👆
anggita
tipu"🤥
Ayuwidia
Sabar, Mos. Resiko mencintai wanita yg udah punya suami ya gitu
Ayuwidia
Wadaw, gegar otak nggk tuch si botak ?
Ayuwidia
Eaaaaaaaa 😆
Ayuwidia
nggak sekalian puisi, Bang?
Ayuwidia
Helehhh alesan
Ayuwidia
Cinta memang kadang bisa menjadikan seseorang gila & amnesia
Ayuwidia
Wadaw, Amos memenuhi sumpahnya 🙈
Aksara_Dee
dengarkan firasatmu Agnes
Aksara_Dee
negosiasi nya pinter
Rahma AR
like dan 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!