Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.
Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.
Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18 Baru Permulaan
"Halah, paling lagi bucin Bu, biasalah anak muda, Ibu kayak nggak pernah muda aja!." sahut Bayu ikut berbicara.
"Lo, memangnya kakakmu sudah punya pacar ya Bay? Kok Ibu baru tahu sih, sejak kapan kamu punya pacar Sinta? Kok kamu nggak pernah cerita sama ibu sih? Ada foto pacar kamu Sin? Ibu pengen lihat orangnya kayak gimana?." Sarifah memberondong pertanyaan kepada putrinya karena penasaran.
"Ih ibu, apaan sih kepo banget huh! Lagian ibu pakai percaya omongan Bayu segala, dih Bayu Emang kayak gitu orangnya Bu, Mana ada aku punya pacar. Aku kan Jofisa, Bu."
sanggah Sinta.
"Lah terus ngapain kamu main HP sambil senyum-senyum nggak jelas kayak gitu?. Awas nanti kesambet loh! Lagian apa sih itu jofisa? Kamu kalau ngomong sama orang tua itu nggak usah disingkat-singkat segala kayak gitu, Ibu nggak ngerti!." ujar Sarifah.
"Jofisa itu jomblo fisabilillah Bu, Ibu nggak gaul banget sih kayak gitu aja nggak tahu," balas Sinta.
"Yaelah alay banget emang punya kakak, nggak jelas!." sambung Bayu meledek.
"Sirik aja kamu baik sama kakak sendiri! iri bilang Bos! Lagian buat apa juga punya pacar aku mau fokus ke sekolahku dulu, Bu. Aku nggak akan mikirin hal yang begituan dulu sekarang, bentar lagi kan aku lulus SMA," pungkas Sinta.
"Nah betul itu Ibu setuju lantas kalau bukan karena cowok kenapa kamu tiba-tiba senyum sendiri kayak gitu?." tanya Sarifah.
"Biasalah Bu itu si Citra teman sebangku ku di sekolah itu, Ibu tahu kan? Dia ada-ada aja masa dia bilang pengen ikutan latihan karate sama aku karena dia naksir salah seorang cowok di tempat latihan ku, bu. Lucu banget kan y, Bu orangnya hahaha," jawab Sinta sembari tertawa
'Padahal bukan itu sebetulnya alasan aku senyum-senyum sendiri tapi karena aku barusan telah memulai pembalasan dendamku kepada orang yang saat ini tengah Aku benci.' Batin Sinta.
"Aduh ada-ada aja tingkah laku anak zaman sekarang itu ya, Ibu ngga habis pikir sama pola pikir anak-anak zaman sekarang." balas Sarifah.
"Lucu kan Bu, Oh ya besok aku pulangnya izin agak telat ya Bu, biasa mau latihan karate dulu." ucap Sinta.
"Oh memangnya kamu nggak capek sambil sekolah jualan, terus lanjut latihan? Besok kamu nggak usah jualan dulu, gimana?." ujar ibumu mengkhawatirkan Sinta.
"Ya Enggak dong Bu, Sinta kan jualan nggak sambil lari-larian, Bu. Sinta hanya duduk saja di kelas dan teman-temanku yang mau beli langsung nyamperin, sampai-sampai jualanku habis tiap hari. Malahan aku punya ide baru, Bu. Gimana kalau Ibu bikin stok jualan agak banyak aja, dua kali in gitu Bu? Nanti besok sorenya pas Sinta latihan karate, Sinta minta tolong dagangannya dibawain ke Dojo, tempat latihan Sinta biar masih anget, lagian jarak Dojo ke rumah tidak terlalu jauh. Atau Ibu bisa nyuruh Bayu untuk mengantarkannya, biar anak itu punya kerjaan heheheh!." pungkas Sinta.
"Gak usah sampe segitu nya dong Sin, Ibu kasian padamu, besok biar seperti biasa aja jualan nya. Kamu kalau mau latihan, latihan aja nggak usah sambil jualan. Ibu nggak tega melihatnya." sahut Sarifah yang mengkhawatirkan anak nya itu.
"Ga papa Bu, Sayang banget soalnya. Peluang nya gede banget. Habis Dojo kan tempat latihan ngga ada yang jualan makanan, habis latihan pasti pada capek dan lapar. Sinta yakin dagangan Ibu di sana pasti laris manis!." ujar Sinta.
.
.
.
Bersambung...