NovelToon NovelToon
Hunter System

Hunter System

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Solo Leveling
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: MeowMoe

IG : @_meowmoe_

🥇Juara 1 - lomba menulis : Hunter X Dungeon

Hunter System (Sistem Pemburu)

Di balik sebuah gerbang Dungeon terdapat beragam monster yang berasal dari dunia lain.
Monster-monster yang kapan pun siap menginvasi umat manusia di Bumi.

Alvin, seorang Hunter berperingkat rendah yang selalu diejek oleh teman-temannya saat masih berada di Akademi Hunter, hampir saja tewas di dalam sebuah Dungeon saat rekan dalam tim raid mengorbankannya sebagai umpan pada para monster.

Saat sekarat, Alvin tiba-tiba mendengar suara robot elektronik terngiang di kepalanya.

["Aku adalah Sistem Pemburu, aku akan membantumu memburu para monster dan makhluk apa pun yang mengganggumu."]

Walaupun Alvin meragukan suara dari sistem yang telah masuk ke dalam pikirannya, pada akhirnya ia menerima bantuan Sistem Hunter, yang berjanji akan menjadikannya sebagai pemburu terkuat di dunia. Seorang pemburu yang akan menghabisi seluruh monster di Dungeon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeowMoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Memasuki Jebakan Dengan Senang Hati

Alvin juga hendak tertawa saat Miranda dan 19 hunter Asosiasi yang berada di sekitar wanita itu menertawakannya.

Dari tatapan mereka, Alvin bisa menebak apa yang sedang mereka pikirkan.

'Mereka pasti mengira aku datang karena bodoh, kan?'

Dan tebakannya itu memang tepat adanya, karena salah satu hunter yang menghampirinya langsung mengejeknya sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

"Jika aku jadi kau, aku mungkin akan menggali sebuah terowongan dan bersembunyi di sana sepanjang sisa hidup ku di bandingkan harus memenuhi panggilan raid ini," ucapnya dengan setengah berbisik. Ia tidak mau para jurnalis yang juga sudah berkumpul di sekitar gerbang mendengar apa yang ia katakan.

Sejak media mengetahui bahwa Miranda dan tim nya akan melakukan raid, mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi gerbang Dungeon di hari jadwal raid berlangsung.

Meliput kegiatan hunter Asosiasi yang sangat terkenal di Kota S itu adalah salah satu tujuan hidup para jurnalis. Mereka akan mendapat banyak keuntungan dengan melakukannya.

.........

"Aku memang hunter peringkat F. Tapi aku bukanlah seorang pengecut seperti mu," sahut Alvin yang kemudian tersenyum sinis padanya.

"Kau berani sekali..."

Alvin yang memiliki tubuh lebih tinggi dari hunter itu langsung mendekat dan berbisik di telinganya, "Siapa yang pengecut di sini? Lihat berapa banyak orang yang kalian butuhkan untuk menjerat seorang hunter peringkat F."

Hunter itu sangat geram hingga ia hampir saja menendang perut Alvin dengan lututnya.

Namun, Alvin yang sudah memiliki status sensitivity yang baru ia dapatkan setelah level 40, langsung bisa merasakan niat serangan itu. Ia pun buru-buru mundur dan menjauhinya.

"Kalian mengundang ku untuk mengajak ku berkelahi di depan gerbang atau untuk melakukan raid? Jika tujuan mu untuk berkelahi di sini, maka aku akan pulang sekarang," ucap Alvin lagi, setelah ia mundur sekitar 3 meter dari hunter itu.

Interaksi kedua hunter itu mengundang perhatian para jurnalis yang langsung mengarahkan kamera pada mereka berdua.

Miranda menyadari bahwa emosi anak buahnya telah terpancing oleh tingkah laku Alvin yang sangat santai, ia pun segeta datang mendekat dan mendelik marah pada hunter yang hampir saja membuat keributan itu.

"Jangan buat keributan disini," Miranda mengingatkannya.

Wanita itu kemudian menatap Alvin lalu tersenyum sinis sebelum akhirnya berbalik pergi meninggalkannya.

"Ayo kita masuk sekarang," ucap Miranda pada seluruh anggota raid.

Dengan diiringi oleh hujan cahaya blitz dari kamera para jurnalis, tim raid akhirnya memasuki gerbang Dungeon.

......................

Hanya sesaat saja setelah semua hunter itu memasuki Dungeon, para jurnalis dikejutkan oleh kedatangan dua hunter ternama di kota mereka.

Melihat hunter-hunter yang berada dalam daftar raid resmi sudah tidak berada lagi di sana, kedua hunter itu langsung berlari pergi menuju ketua tim pengawas gerbang.

"Apa mereka sudah masuk?" tanya hunter pria yang datang bersama saudarinya itu.

"Tuan Xavier, nona Xavier, kenapa Anda berada di sini?" ketua tim pengawas yang terkejut dengan kehadiran dua hunter itu, bertanya balik.

"Kami mencari Alvin Rufino. Di mana dia?"

Ketua tim menunjuk ke arah gerbang sembari menjawab pertanyaan itu.

"Tuan Rufino dan tim sudah masuk ke dalam gerbang."

Robert Xavier menatap gerbang itu dengan khawatir. Padahal ia dan adiknya sudah mengendarai mobil mereka dengan sangat cepat saat Vina Rufino meminta bantuan mereka karena ia curiga bahwa Miranda Lewis akan mencelakai adik nya di dalam Dungeon.

"Tuan hunter, apa kami bisa mendapatkan izin untuk masuk menyusul mereka," tanya Erfhina Xavier dengan cepat. Sama seperti kakaknya, ia juga mengkhawatirkan kondisi Alvin yang mungkin akan dicelakai Miranda dan para anak buahnya.

Melihat gelagat aneh kedua hunter itu, ketua tim pengawas sebenarnya ingin menghubungi kantor pusat untuk memintakan izin bagi mereka.

Namun, seseorang yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan kedua hunter itu tiba-tiba sudah berada di antara mereka.

Gerakannya sangat senyap. Walaupun ia sebenarnya hunter dengan tipe Mage dan bertubuh gemuk, dengan peringkatnya yang sangat tinggi pria paruh baya itu bisa bergerak sehalus seorang Assassin peringkat B.

Robert dan Erfhina langsung mundur beberapa langkah akibat keterkejutan mereka melihat kehadiran pria bertubuh tambun itu.

Hanya dari tatapan matanya saja, ia sudah bisa mengintimidasi siapapun yang berada di situ.

Melihat kehadiran ketua Asosiasi Kota S di sana, semua orang tertegun. Sangat jarang ia mau keluar ke publik seperti saat ini, kecuali ada Dungeon peringkat tinggi yang muncul di Kota S.

"Tuan Lewis?" suara Robert Xavier hampir tidak keluar saat menyebut nama ketua Asosiasi itu.

Norman Lewis yang mendapat kabar bahwa putra Bungsunya telah dicelakai seseorang, telah diminta Miranda untuk datang.

Miranda bisa menebak bahwa Alvin mungkin akan meminta bantuan pada keluarga Maxwell yang merupakan bos tempat dimana ayahnya, Marco Rufino, bekerja.

Dugaan Miranda memang tepat karena Robert dan Erfhina Xavier yang merupakan dua orang kepercayaan keluarga Maxwell telah muncul di sana.

Norman Lewis melirik sebentar pada Robert sebelum akhirnya menatap ketua tim pengawas dan memberikan perintah padanya.

"Tidak ada yang boleh memasuki gerbang ini selain anggota raid yang sudah terdaftar dan sudah masuk ke dalam gerbang. Jika ada yang memaksa, mereka akan berurusan dengan Asosiasi." Ucap Norman Lewis seraya menatap ketua tim pengawas dengan tatapan dingin.

Setelalah mengucapkan kalimat itu Norman, satu dari 3 hunter peringkat S di Kota S langsung pergi meninggalkan lokasi gerbang Dungeon tersebut tanpa memerdulikan Xavier bersaudara.

......................

Dari aura sihirnya saja, tim raid langsung tahu bahwa Dungeon yang mereka masuki bukanlah Dungeon peringkat D seperti yang telah petugas pendeteksi identifikasi.

Mengetahui hal itu, Miranda yang memang biasa membawa alat pendeteksi setiap melakukan raid, langsung meminta bawahannya untuk memeriksa ulang energi sihir gerbang.

"Pergi ke gerbang dan deteksi ulang level Dungeon nya," perintah Miranda dengan suara setengah berbisik.

Miranda tahu, petugas pendeteksi biasanya tidak memeriksa sihir gerbang dengan benar. Ia dapat memakluminya karena tahu bahwa gaji mereka biasanya selalu di korupsi oleh para bawahannya juga bawahan kakaknya.

Untuk mendeteksi energi sihir gerbang dengan alat pendeteksi Asosiasi Kota S yang sudah ketinggalan zaman, biasanya membutuhkan sampai 3 kali percobaan yang memakan waktu sampai 30 menit lebih. Karena itulah petugas-petugas itu malas melakukannya dengan bayaran mereka yang selalu di potong, sedangkan mereka harus memeriksa lebih dari 30 gerbang Dungeon setiap harinya.

30 menit kemudian, hunter yang baru saja memeriksa energi sihir gerbang telah kembali. Wajahnya tampak pucat.

Kemudian, dengan berbisik ia menyampaikannya pada Miranda. "Ini Dungeon peringkat B, nona Lewis."

Deg...

Jantung Miranda tiba-tiba berdetak lebih kencang setelah mendengar informasi itu.

Dungeon peringkat B adalah Dungeon dengan peringkat yang lumayan tinggi. Mereka sangat jarang muncul.

Biasanya akan di butuhkan minimal 5 hunter peringkat A dan 15 hunter peringkat B untuk mengatasi Dungeon tersebut.

Namun, debaran yang Miranda rasakan bukan karena ia takut. Wanita itu malah sangat senang saat tahu bahwa tempat dimana mereka berada ini sangatlah berbahaya.

Lalu, tanpa bisa menutupi rasa bahgianya itu, Miranda tersenyum licik lalu menoleh pada Alvin.

"Tuan Rufino, saya memiliki sedikit tugas untuk Anda."

Alvin tadi sempat melihat layar alat pendeteksi. Ia tahu bahwa ini adalah Dungeon peringkat B.

"Tugas?"

"Ya. Pergilah ke area bos monster dan selidiki monster apa yang akan kita hadapi."

"Aku? Bukankah biasanya kapten dan wakil kapten yang melakukannya?"

"Sebagai kapten, saya meminta bantuan pada Anda. Apa Anda tidak merasa terhormat?"

'Sistem, apakah akan baik-baik saja jika aku bsrkeliaran di Dungeon peringkat B ini?'

Sambil bertanya pada Sistem dengan memikirkan kalimat itu, Alvin berbicara pada Miranda, "Bagaimana kalau aku tidak mau? Bukankah aku memiliki hak untuk menolak?"

Miranda tiba-tiba tertawa.

"Jika kau menolaknya, kali ini kakak mu bukan hanya akan di culik. Aku akan membunuh kakak dan juga ayah mu!" Ancam Miranda.

Pada saat yang hampir bersamaan dengan ucapan Miranda, Sistem juga berbicara pada Alvin.

["Wanita busuk ini peringkat B. Jika kau ingin mengalahkannya, akan lebih baik jika kau berkeliling Dungeon dan menghabisi monster-monsternya terlebih dahulu. Ku rasa kau akan mendapatkan kenaikan level dan bisa mengalahkannya."]

'Baiklah, aku akan memasuki jebakannya dengan senang hati.'

Alvin tiba-tiba menyeringai. Saat ini ia sudah berada di level 44 dan itu sama dengan dia berada di sekitar peringkat C akhir. Hanya butuh dua level lagi, maka ia akan berada di peringkat B awal.

Walaupun nantinya dia memiliki peringkat yang sama dengan Miranda, namun ia yakin akan bisa menang jika harus berduel, karena ia sekarang memiliki perlengkapan yang bagus dan juga Sistem yang membantunya.

"Aku akan pergi." Sahut Alvin yang langsung melengos pergi tanpa memerdulikan 20 hunter yang menatap kepergiannya dengan heran.

"Dia tadi tersenyum kan?" ucap seorang hunter.

"Tsk... Dia tidak tahu ini Dungeon peringkat B?" sahut hunter lain.

"Dia bahkan akan mati walaupun ini Dungeon peringkat E."

...****************...

1
Akbar
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Argon wisnu handoko
good
Argon wisnu handoko
keindahan mata-mata
Akbar
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
AHMAD BAIHAKI
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Another Heaven
good!
Madara_kw
Aku madara mengakui novel ini sebagai novel terhebat pernah kubaca
karyaku: hi kk, mampir yuk di cerita author." transmigrasi menjadi istri mafia " jangan lupa ya, di jamin seru deh.
Nika: terharu 😭
total 2 replies
Madara_kw
novelnya seru kak endingnya juga ok kok
Nika: terima kasih kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
seru terus happy ending?hahaha liat sendiri lah/Chuckle/
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
nah ini nih yang dikatakan happy ending,kalo sad ending alvin hilang orh dicintai,kalo bad ending dunia musnah,kalo perfect ending ga ada yang mati ato kehilangan orang tersayang kayak alvin kehilangan mina #INEEDPERFECTENDING/Sob/
Madara_kw
kok nangis ya ketika tau angka 10 itu
Nika: ada cerita tentang Mina kak di novel satunya Godess Of War
total 1 replies
abdillah musahwi
banyak kali ESnya, nggak kedinginan tuh😁
Nika: wkwkkwk /Joyful/
total 1 replies
abdillah musahwi
selamat meninggal Shiva🙋
Nika: /Smirk/
total 1 replies
Razfiqh
hrs nya begitu kan? "hingga kini ia berada di level 62" kl gini kan kek kurang pas aja "hingga ia kini berada di level 62"
Ridwan Maulana
Luar biasa
Nika: thank you kak 🙏💖
total 1 replies
abdillah musahwi
sistem geblek😁
abdillah musahwi
sistemnya nakalan 😁😁😁😁
Razfiqh
Bodoh.... knp ninggalin surat njingg....kan bisa nanti ngomong berdua
Tatang
makin lama baca makin ga ngerti inti cerita nye kasihan otak gue yg minimalis ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!