Terpaksa Menikah Dengan Calon Suami Kakakku

Setelah melihat kondisi lahan milik Pak Ija, mereka kembali ke rumah Pak Ija untuk beristirahat sebentar.

Dirga dan Pak Ija berjalan lebih dahulu sedangkan Mawar dan Aby, mereka akan kembali belakangan karena ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan.

"Frans, kamu kembali duluan saja ya, saya sama Mawar nanti nyusul," ucap Aby pada Frans.

"Tapi Tuan Muda."

"Tidak apa, istri saya jagoan, dia bisa melindungi saya dengan baik." Aby menatap Mawar lalu tersenyum tipis.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi."

"Ayo kita pergi!" ucap Frans pada dua rekannya sembari melangkah pergi.

"Di sini hutan, kamu mau bicara apa di hutan gini?" tanya Mawar pada Aby.

"Maaf ya, aku sudah berucap yang menyakitimu dan aku sudah memperlakukan kamu dengan tidak baik."

Mawar tersenyum lalu menundukkan kepalanya lalu beberapa detik kemudian menatap Aby.

"Maaf. Apa aku harus memaafkan kamu?"

"Mau memaafkan atau tidak, itu hak kamu. Yang penting aku sudah minta maaf sama kamu, ya ... meski sebenarnya aku berharap kamu bisa memaafkan aku."

"Satu minggu kamu menyakiti aku dengan kata-kata sadis mu itu."

"Aku tidak tahu kalau ternyata kamu hanya korban. Aku terlalu kecewa sehingga aku tidak dapat berpikir jernih, yang aku tahu kamu adalah orang yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan aku dan menjauhkan aku dari Jingga."

"Hidup ini terlalu rumit, aku dibuang oleh mereka dan setelah dua puluh tahun dia datang untuk menjemput ku tapi Bapak menolak karena tidak mau jauh dariku tapi dia menyuruh orang untuk menculik ku dan akhirnya aku dinikahkan dengan kamu." Air mata mulai menggenang di mata Mawar dan sedetik kemudian berhasil meluncur dari pelupuk nya.

"Aku tidak pernah mengenal mereka, meski mereka adalah orang tua kandungku tapi selama dua puluh tahun, aku baru melihat rupa wajah mereka saat Pak Mahendra datang ke rumah untuk menjemput ku bahkan sampai saat ini aku tidak tahu seperti apa bentuk wajah gadis bernama Jingga."

"Maafkan aku."

"Tadi sudah minta maaf."

"Aku ikut sedih dengan apa yang kamu alami."

"Udahlah, aku tidak mau mengingat masa lalu yang menyedihkan. Hey Tuan Muda, kamu ingat janjimu kan?"

"Janji apa?"

"Aku sudah berhasil keluar dari istanamu. Seperti janji yang sudah kamu ucapkan kalau kamu akan membiayai kuliahku."

"Tadi aku sudah bilang kan, apa pun yang kamu mau akan aku turuti asalkan kamu tetap tinggal di rumahku."

Mawar tersenyum lagi lalu menatap Aby dengan penuh kebahagiaan.

"Bisa kita pulang sekarang?" ucap Aby.

"Oh tentu saja. Silahkan Tuan Muda." Mawar mengangkat tangannya dan mengarahkan ke jalan yang mereka belakangi mempersilahkan agar Aby berjalan lebih dahulu.

"Kamu duluan."

"Kamu saja."

"Ya udah barengan." Aby meraih tangan Mawar lalu mulai berjalan berdampingan!

**********

Di sebuah rumah mewah di kota Jakarta.

"Selamat siang sayang," ucap Roger pada seorang gadis yang berdiri didepannya.

"Roger, kamu sudah kembali dari luar negeri?" ucapnya dengan penuh kegembiraan.

"Seperti yang kamu lihat. Aku berdiri di depanmu dan itu artinya aku sudah kembali untuk kamu." Roger merentangkan kedua tangannya lalu gadis itu pun langsung berhamburan memeluk Roger!

"Aku kangen," ucap gadis itu dengan gaya manjanya.

"Aku juga. Maaf ya aku perginya lama."

Gadis itu melerai pelukannya lalu mengajak Roger masuk ke dalam rumahnya!

Michaela ~ gadis keturunan Indonesia+Belanda itu adalah gadis yang menjadi kekasih Roger sejak tiga tahun lalu, hubungan mereka terbilang serius dengan adanya sebuah bisnis kuliner yang mereka kelola bersama.

Bahkan belakangan ini mereka sudah merencanakan pernikahan yang selama ini didambakan pasangan kekasih itu.

"Aku ada hadiah untuk kamu," ucap Roger sembari merogoh saku jas nya.

"Apa itu?" Michaela begitu antusias dengan apa yang ingin Roger perlihatkan.

Roger membuka kotak perhiasan yang berukuran kecil itu dan langsung menapakkan sebuah kalung berlian seharga ratusan juta.

Michaela terkejut, dia membuka mulutnya lebar sembari menatap kalung itu.

"Sayang, ini indah sekali. Ini serius untuk aku?"

"Iya dong. Aku pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnis dan ini oleh-olehnya untuk orang yang paling aku sayang." Roger sengaja berbohong dengan mengatakan bahwa dirinya pergi untuk mengurus bisnisnya yang ada di luar negeri padahal sebenarnya dia pergi untuk berlibur bersama Jingga, gadis yang dia kenal sejak beberapa bulan terakhir.

"Terimakasih ya sayang, kamu memang laki-laki idaman."

Roger tersenyum dalam hati yang menyembunyikan kebohongan besar pada Michaela.

**********

"Mawar, jadi gak aku antar ke stasiun?" tanya Taufik yang baru tiba di depan rumahnya Mawar.

"Taufik, kamu ke sini?" Mawar menatap Taufik dengan tatapan tak percaya.

Dirinya pikir Taufik tidak akan mau mengantarnya ke stasiun karena jarak dari kampungnya ke stasiun sangatlah jauh ditambah lagi dengan motor butut miliknya sudah sering mogok di jalan.

"Iya dong, katanya kamu mau ke kota."

"Gak usah, Mawar akan ke kota bersama suaminya," ucap Dirga.

"Suami? Suami dari mana? Setahu saya, Mawar masih gadis."

"Nggak, Fik maaf ya, dia cuma bercanda kok. Oh ya kenalin ini Tuan Muda Abymana dan Pak Dirga. Mereka orang yang akan membeli tanah milik Bapak," ucap Mawar.

"Mawar kayaknya gak mau laki-laki itu tahu kalau dia sudah menikah, apa jangan-jangan laki-laki ini pacarnya Mawar?" ucap Aby didalam hatinya.

"Aku pikir serius, aku udah panik duluan ini." Taufik nyengir dengan tangannya yang menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Fik kayaknya kamu gak usah nganterin aku deh soalnya aku mau pulang bareng mereka aja, kebetulan mereka juga berasal dari Jakarta."

"Serius? Kamu gak takut?"

"Iya, aku serius. Untuk apa takut kalau mereka berani macam-macam, aku akan lapor Polisi."

"Ya udah kalau gitu, kamu hati-hati ya. Jangan lupakan aku dan orang-orang di sini selama kamu kuliah di sana."

"Iya, lagian aku gak mungkin lupa sama kamu."

"Kalau gitu aku langsung pulang deh, kerbau belum ada yang kasih makan."

"Hati-hati Fik, maaf sudah merepotkan kamu."

Taufik tersenyum pada Mawar dan setelah itu dia menatap Aby dan Dirga.

"Awas ya kalau kalian berani macam-macam sama Mawar." Taufik langsung pergi setelah memberi sedikit ancaman pada dua laki-laki yang tengah berdiri di samping Mawar itu.

Bersambung