Bryan (Cinta Lama)

Keesokan harinya Suge bersiap-siap untuk pergi menuju kantor Bryan, Suge sudah mempersiapkan CVnya dan juga berpakaian rapih, Suge mengenakan kemeja lengan pendek berwarna Biru muda, dan celana bahan berwarna hitam, memakai sepatu pantopel berwarna hitam.

Saat mengendarai motor tuanya tak lupa dirinya memakai jaket levisnya dan helmnya untuk keamanan dan keselamatan dijalan.

Motor tua itu pun melaju ikut meramaikan jalanan yang memang sudah ramai. Pagi ini sungguh tak terelakan dengan keramaian dijalan, karena memang jam orang beraktifitas bekerja dan juga sekolah.

Dan setelah menempuh perjalanan cukup jauh dan juga lama ditambah lagi dengan kemacetan yang tak bisa dihindari oleh Suge, akhirnya dirinya pun sampai ditempat tujuan.

Saat di area parkir Suge merapihkan dirinya terlebih dahulu, dia menata kembali rambutnya agar rapih, dan merapihkan kemejanya dan setelah selesai dirinya pun berjalan masuk ke dalam gedung, satpam yang kemarin bertemu dengannya pun langsung mempersilahkannya masuk tanpa pemeriksaan ketat lagi karena dirinya sudah tahu kalau Suge adalah tamu dari presedir disini.

Suge berjalan kedalam gedung sambil memeriksa isi tasnya, Karena semua karena semua dokumennya ada di dalam tas tersebut, namun saat dirinya memijak tangga dirinya menabrak seseorang hingga mereka berdua pun terjatuh.

"Aw.... shhh ish... Woi kalau jalan tuh lihat-lihat dong" omel seorang gadis yang terjatuh karena di tabrak Suge.

"Eh... maaf... maaf saya tadi lagi memeriksa barang saya di tas jadi kurang merhatiin jalan" ucap Suge

Suge pun mengulurkan tangan nya untuk membantu gadis itu berdiri, tapi tangan Suge di tepis dan gadis itu pun menatap sinis pada Suge karena dirinya masih kesal.

"Nggak butuh bantuan elu! " ucapnya ketus gadis itu pun berjalan kembali ke dalam gedung dengan wajah yang masam.

"Sombong bener" gerutu Suge.

Suge pun tak menghiarukan gadis tersebut dan langsung pergi menemui Milo di ruangannya.

Saat telah tiba di depan ruangan Milo, Suge mengetuk pintu ruangan tersebut terlebih dahulu dan tak lama terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk.

Suge pun masuk kedalam ruangan Milo, Milo pun menyuruhnya duduk di sofa sebelum di interview oleh Milo, Milo melihat CV Suge terlebih dahulu.

"Kau kuliah bagian kesenian? " tanya Milo.

"Iya Pak saya ambil seni rupa karena saya suka dengan lukisan" jelas Suge.

"Hem... kau bawa salah satu karya lukisan mu ehm... maksud ku seperti sketsa nya apa kau bawa? " tanya Milo.

untung saja Suge tadi berfikir pasti ada pertanyaan seperti ini dari kantor hingga dirinya pun sudah mempersiapkan beberapa sketsa dan juga dirinya membawa buku gambarnya.

Suge mengambil buku gambarnya dari tasnya dan juga mengeluarkannya tabnya dan menunjukan hasil karyanya pada Milo.

tak ku sangka tuan muda mempunyai kenalan orang-orang kreatif seperti ini.

Milo lalu menelpon seseorang setelah dirinya melihat gambar-gambar Suge.

"Halo... Viki apa bagian desain grafis di tempat mu sudah ada yang mengisi? bukan kah beberapa hari yang lalu bagian itu kosong? " tanya Milo.

....

"Ooo begitu... kebetulan aku ada orang yang sangat cocok bila di tempatkan di divisi mu, dia juga membawa beberapa hasil karyanya nih"

....

"Ooo...begitu baiklah nanti aku akan menyuruhnya ke ruangan mu, namanya Suge Oberon" jelas Milo pada orang yang di telpon olehnya.

"Suge anda sebaiknya bawa CV anda ke divisi kreatif disana ada bagian yang cocok dengan kemampuan anda, temui kepala divisi disana yang bernama Viki, dia yang akan menjadi atasan mu nanti" jelas Milo.

"Ruangannya ada di lantai 12" lanjut Milo.

"Baik Pak... " Suge berdiri dari duduknya.

"Semoga kau bisa betah bekerja bersamanya" ucap Milo.

"Maksud anda? " Suge bingung.

"Emm ya nanti juga kamu tahu sendiri Viki itu orang seperti apa, berkenalan lah dahulu agar kalian bisa saling cocok" jelas Milo.

Suge hanya memiringkan kepalanya saja karena bingung, tapi itu tak lama dirinya pun akhirnya berjalan ke arah lift dan menuju lantai 12 tempat atasan barunya itu bekerja.

ting...

lift sampai di lantai yang di tuju oleh Suge. saat di lantai tersebut Suge melihat begitu banyak pintu dirinya bingung sendiri dimana ruangan atasannya itu, hingga dirinya akhirnya bertanya pada seorang OB yang sedang berjalan disana.

"Mas... maaf ruangan nya pak Viki dimana ya? " tanya Suge.

"Hah... pak Viki? " OB tersebut terlihat kebingungan.

"Iya Pak Viki kepala divisi kreatif" Suge mengulang pertanyaannya.

"Ooo mungkin maksud bapak Ibu Viki hehe kalau ruangan ibu ada di paling ujung pak" jelas si OB tersebut.

"Ibu? jadi Viki itu seorang wanita? " tanya Suge karena Milo juga tadi tak menjelaskan kalau Viki itu laki-laki atau perempuan.

Tapi Suge tak memperdulikannya dirinya lalu dirinya berjalan menuju ruangan Viki setelah mengucapkan Terima kasih pada OB tersebut.

Suge sampai di depan ruangan Viki, dirinya pun mengetuk pintu tersebut sebelum masuk.

dan terdengar suara wanita dewasa dari balik. pintu setelah Suge mengetuk pintu tersebut.

Suge pun mendorong pintu tersebut dan munculah dirinya dari balik pintu kaca berwana hitam tersebut.

Deg...

Eh... bukannya ini perempuan yang judes tadi.

perasaan gue nggak enak nih.

Viki menatap Suge dari atas sampai bawah dengan tatapan meremehkan.

"Apa kau yang di rekomendasikan Tuan Milo? "tanya Viki ketus.

"Iya... Bu... " jawab Suge.

"Woi... seenaknya ajah lu panggil gue ibu? gue masih gadis" ucapnya galak.

Bahkan Suge sampai terperanjat karena jeritan gadis di depannya ini hingga dia mengelus dadanya.

Ya gadis karena terlihat sekali wanita yang di depannya ini masih sangat muda.

"Terus saya harus panggil apa dong? " tanya Suge polos.

"Terserah oia mana CV mu" Viki meminta CV Suge.

Suge pun memberikan map yang ada di tangannya kepada Viki.

Viki melihat CV Suge.

Cantik, muda dan terlihat pintar tapi galak.

"Kau bawa contoh sketsa gambar-gambar mu? " tanya Viki ketus.

"Ada mba" Suge lalu mengeluarkan buku gambarnya.

Tapi belum sempat dirinya memberikan buku gambarnya CVnya di lempar oleh Viki kehadapannya dan membentur dadanya hingga CV tersebut berserakan di lantai.

"Jangan panggil Gue mba... emang gue setua itu apa. dimata elu? " jerit nya lagi.

aih..salah lagi katanya tadi panggil apa ajah gimana sih nih cewe.

"Ya terus panggil apa dong? anda kan atasan saya" jelas Suge.

"Kata siapa Saya atasan mu hah! kamu belum di terima disini jadi saya belum jadi atasan mu" ucapnya kasar.

Suge hanya menghela nafas saja menahan rasa kesalnya pasalnya sepertinya gadis yang ada di hadapan nya ini sangat galak dan dia harus ekstra sabar bila mau bekerja di bidang yang dia sukai.

Bersambung.