Bryan (Cinta Lama)
Pukul 1 dini hari.
Terlihat seorang wanita sedang bekerja mengahadap laptopnya di depan Meja kerja suaminya,bukan tanpa alasan dia bekerja tengah malam, itu semua di karenakan bila pagi hari dirinya sibuk mengurus anak dan segala pekerjaan rumah tangganya.
Dan di saat jam-jam seginilah waktu yang tepat untuknya melakukan pekerjaan yang sangat di cintainya dan sudah beberapa tahun ini di gelutinya,pekerjaan menjadi seorang penulis karena pada saat menulis dia bisa menyalurkan bakat imajinasinya sekaligus mencurahkan isi hatinya dalam sebuah karya novel.
Tring...
Bunyi notifikasi di ponsel suaminya yang sedang di charge dekat dengan meja kerjanya,awalnya dia tidak memperdulikannya sampai suara getar ponsel Membuatnya terusik,dan dia pun menghentikan pekerjaan beberapa saat,melihat siapa yang menelpon suaminya tengah malam seperti ini.
Dia melihat layar ponsel suaminya hanya ada deretan nomor tanpa nama bahkan foto si penelpon pun tak ada,jari jempolnya ingin menggeser tombol hijau tersebut tapi entah kenapa ada keraguan dalam hatinya hingga panggilan tersebut pun tak terjawab. Hingga dia pun akhirnya mengutak atik ponsel suaminya melihat notifikasi pesan dari medsos suaminya ketika di bukanya pesan tersebut.
Hay...sayang...
Satu pesan singkat namun membuatnya penasaran siapa pengirim pesan tersebut,dia membuka profil sang pengirim yang hanya bergambarkan anak balita sedang tengkurap.
Trek.
Di taruhmya ponsel tersebut kembali di sisi meja dan dia mulai kembali melakukan pekerjaannya.
Andrea Gemintang nama wanita tersebut mendapati pesan mesra di medsos suaminya namun dirinya berusaha untuk berfikir positif dan tidak ingin bernegatif tingking yang akan mengakibatkan pertengakaran dengan sang suami.
Saat sedang mulai mengetik laptopnya dirinya melihat kalender meja di sisinya.
"Ferbruari..."Gumamnya.
"Jadi teringat dirinya yang dulu,saat bulan ini adalah awal pertemuan kami"Andrea mengingat sesuatu di masa lalunya.
Sesuatu yang masih sangat sulit di lupakannya meski sudah bertahun-tahun lamanya,meski dirinya sudah menikah dan mempunyai buah hati,tapi kenangan itu masih melekat di hati dan fikirannya bahkan dirinya kadang selalu tersenyum dan kadang menangis bila mengingat kenangan bersama seseorang tersebut.
Apa lagi akhir-akhir ini dia selalu mendapati suaminya berulah di belakangnya hingga dia selalu mengingat seseorang yang pernah mengisi hatinya di masa lalu,seseorang yang selalu menjaganya,mengajarinya bekerja dan seseorang yang sangat menyanyanginya dirinya selalu merasa nyaman bila bersamanya.
Februari 15 tahun yang lalu.
Nama bulan yang tak pernah dia lupa karena di bulan itulah dirinya pertama kali bertemu dengannya,di bulan itulah Andrea pertama kali mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik spare part motor.
Dan sejak bulan itulah kisahnya dengan seseorang di mulai.
Pagi hari Andrea berangkat kesebuah pusat perindustrian dekat rumahnya,pagi ini dirinya sudah mulai bekerja di sebuah pabrik spare part motor dan mobil,Andrea bekerja sebagai operator produksi,ini adalah pekerjaan keduanya setelah satu bulan lalu dirinya keluar dari pabrik garmen setelah dirinya lulus SMA.
Pagi ini Andrea sudah mulai training sebagai anak baru bersama seniornya,seorang supervisor mengarahkannya kesebuah meja yang ada kompayernya.
Andrea bekerja di lantai dua yang mana disini rata-rata operatornya adalah wanita,meski ada beberapa operator pria tapi itu tidak banyak seorang senior mengarahkan Andrea membimbingnya dan mengajarinya dengan penuh kesabaran,Andrea yang masih sangat baru di dunia kerja pun mengamati para seniornya yang mengajari.
Dan saat Andrea sedang mengamati cara senior nya bekerja,salah satu senior memanggil seseorang anak laki-laki yang sepertinya seusia dengannya.
"Bryan...kemarin kamu pinjam gunting kok belum di pulangin?"tegur mba Fajar.
"Oh...iya mba maaf sebentar ada di meja ku"ucap Bryan dia lalu pergi ke mejanya yang berada di meja sebelahnya.
Dan kembali lagi ke meja tempat Andrea melakukan training dan memberikan sebuah gunting besar berwarna hitam kepada mbak Fajar.
"Eh ada anak baru?"tanyanya saat melihat diri Andrea.
"Iya...mau kenalan?"ledek mbak Fajar.
Tapi Bryan malah nyengir saja,senyum manisnya membuatnya semakin manis karena dia berkulit hitam manis.
Bryan satu nama yang pertama kali Andrea ingat dan melekat di fikirannya,yang tak akan dia sangka nama itu juga akan melekat di hatinya selamanya.
waktu terus berlalu hingga waktu istirahat pun tiba,Andrea berkumpul dengan kawan-kawannya yang note banenya masih anak baru di pabrik ini.mereka berkenalan dan mengobrol bersama di sebuah palet dekat dengan pintu masuk karyawan.
Obrolan ringan yang hanya sekedar berkenalan diantara mereka,dan sepertinya mereka nantinya juga akan disatukan dalam satu kelompok setelah selesai hari training di kelompok senior.
Saat bel masuk tiba semua karyawan yang beristirahat pun berkumpul di depan pintu masuk karyawan,dan ketika pintu di buka semuanya masuk.dengan tertib kedalam pabrik ada yang di lantai bawah dan di lantai atas khusus produksi.
Saat Andrea dan teman-teman barunya itu mulai melangkah tiba-tiba terdengar candaan dari arah belakang mereka candaan unfaedah yang terdengar dari mulut anak laki-laki dan salah satunya adalah Bryan.
Anak yang supel dan ceria.
Batin Andrea.
Hingga satu minggu kemudian.
Kelompok anak baru pun sudah di tentukan oleh supervisor kami,dan meja kelompok Andrea bersebrangan dengan meja kelompok Bryan.
Entah kenapa saat beberapa kali Andrea melintas di mejanya dia merasa ada yang memperhatikannya dan benar saja saat dirinya melintas untuk yang ketiga kali setelah memberikan surat jalan kepada pengawasnya tiba-tiba Bryan memanggilnya.
"Hei...kesini deh"sapanya pelan.
Dengan polosnya Andrea menghampirinya.
"Ada apa?"tanyanya polos.
"Siapa nama mu?"tanyanya tiba-tiba.
Andrea bingung mau langsung jawab atau tidak,apakah dia mau berkenalan dengan ku?fikir Andrea.
"Ehm...teman ku Wan mau kenalan sama kamu"ucapnya lagi.
"Teman mu?"tanya Andrea polos.
Kenapa temannya mau kenalan tapi dia yang repot?
"Teman mu apa kamu? Yang ingin kenal aku?"tanya Andrea lagi.
"Teman ku lah"ucapnya lagi.
"Tapi kenapa nggak dia saja yang langsung ngomong kenapa harus kamu?"Entah kenapa Andrea kesal padanya karena dia melihat gelgat kebohongan di matanya hingga Andrea berjalan ke arah meja kerjanya.
"Akh...gagal"gumam Bryan.
"Iyan...hayo kerja kok malah bengong"tegur teman sekelompoknya.
Dia pun kembali bekerja tapi entah kenapa dirinya seolah tak berkonsentrasi saat bekerja sesekali dirinya memandang Andrea yang menghadapnya dan Andrea cuek saja karena masih sebal dengannya.
Dasar aneh mau kenalan kenapa bilang temannya yang mau kenalan sama aku.
Gerutu Andrea dalam hati.
Hingga saat bel pulang kerja mereka pun berpapasan di tangga menuju ruang ganti karyawan,Bryan masih saja bertanya namanya dan dengan alasan yang sama.
Andrea masih tak menjawab pertanyaannya,hingga dia tahu dari teman sekelompoknya yang bernama Yumi karena dia menegurnya.
"Andrea..."tegur Yumi.
"Eh...iya ada apa?"tanya Andrea.
Bryan terus mantap ku dan tersenyum kecil seolah dia mendapatkan kemenangan saat mengetahui nama Andrea.
"Pulang bareng yuk"ajak Yumi.
"Oh...boleh"
Aku pun berjalan bersma Yumi melintasi Bryan dan kawan-kawannya yang sedang mengobrol dan bersiap akan pulang juga.
"Andrea mereka melihat ke arah kita"bisik Yumi.
"Ya biarkan saja mereka kan punya mata yang memang fungsinya untuk melihat"ucap ku santai.
Tapi Yumi malah terlihat salah tingkah saat sekelompok mata laki-laki disana melihat ke arah kami,bagi Andrea itu tak menjadi masalah yang membuat Andrea jadi cepat-cepat ingin segera meninggalkan pabrik itu karena tatapan seseorang yang sejak kemarin melihatnya dalam diam saja yaitu mata seorang Bryan.
Sementara Andrea ingin segera meninggalakan pabrik Bryan sendiri tak mengerti dengan perasaannya pada gadis polos itu,entah kenapa gadis itu membuatnya penasaran ini adalah pertama kali untuknya,meski dulunya saat SMA dirinya termasuk idola sekolah, tapi saat ini Lexi ayahnya memintanya untuk bekerja di luar perusahaannya dahulu,bekerja keras mulai dari bawah dahulu baru lah Bryan bisa menggantikan posisi Lexi di perusahaannya dan tak ada yang mengetahui latar belakang Bryan selain pemimpin perusahaan disini.
Bahkan karena dirinya bekerja di pabrik yang suasananya panas di tambah lagi Bryan benar-benar tidak di beri fasilitas kendaraan oleh Lexi dirinya harus naik kendaraan umum bila pergi dan pulang bekerja dan itu membuat kulitnya yang putih berubah menjadi coklat saat ini.
Dan saat dirinya sampai di rumah,kedua ibu angkatnya yang sedang berkunjung melihat keanehan di wajah pemuda tersebut.
"Iyan...ada apa kok senyum-senyum sendiri gitu?"tanya ibu Reka.
"Eh...ibu nggak apa-apa kok,kapan ibu datang?"tanya Bryan.
"Baru saja ibu mengantarkan makanan kesukaan mu nih"ibu Reka menunjukan sebuah kotak makan berisi semur kentang dan telur kesukaan Bryan.
"Wah...kayanya enak tuh...makan ah..."Bryan langsung berjalan ke meja makan.
"Cuci tangan mu dulu Bryan"tegur Ayah Lexi saat di meja makan.
"Ah...iya aku lupa"Bryan pun langsung berlari ke arah dapur dan mencuci tanganya di sana.
Saat makan malam tiba,Lexi menanyakan perihal pekerjaannya disana.
"Bagaimana pekerjaan mu?"tanya ayah Lexi.
"Baik ayah...hemmm ibu ini enak banget"puji Bryan pada ibu Reka.
Ibu Reka hanya tersenyum saja melihat anak angkatnya ini makan dengan lahapnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
OnyaF
Come on. Gw penasaran sama penulis ceritanya. Ini ceritanya mirip ceritaku di real life. Ttg dia, namanya mirip dgn judulmu thor, udah mau nikah pula. Sementara daku masih melukiskan namanya di hati wkwkwk. Dari sinopsisnya aja aku langsung baper dan penasaran sama jalan cerita. Udah enam tahun kalau ga salah kita belum ketemu, dan andaikan sesuai cerita ini kita bertemu dgn menggendong anak masing2 itu akan menjadi cerita semesta yg paling keren. Semangat Thor💪🤣
2023-04-16
1