MOHON MAAF, MASIH BANYAK TYPO BERTEBARAN, DAN TANDA BACA YANG MASIH AMBURADUL 🙏
Dulu. demi bisa mendekati lelaki yang ia cintai, Emira nekat mengubah identitas nya, jati dirinya, bahkan penampilannya, yang sungguh jauh berbeda dengan dirinya yang asli, namun lelaki yang ia suka tiba tiba menghilang, tanpa kabar, dan tanpa jejak, seperti di telan bumi.
Mereka kembali bertemu, perdebatan tak penting mewarnai hari hari mereka sebagai dokter residen.
Tapi malam reuni itu merubah segalanya, di pagi hari mereka terbangun didalam sebuah kamar hotel, tanpa apapun selain selimut yang menutupi tubuh keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
BAB 17
BUGH
Arjuna menjatuhkan tubuh lelah nya di tempat tidur nyamannya, tubuhnya lelah, tapi entah mengapa mata nya sulit diajak bekerja sama, bayangan gadis cantik yang ia jumpai siang tadi terus berputar di kepalanya.
Entah kenapa, kehadiran Emira, membuat Arjuna tiba tiba teringat Mira, ada beberapa bagian wajahnya, yang terlihat mirip dengan Mira.
"Mira… kamu dimana? Kenapa tak ada seorangpun yang bisa kutanyai perihal keberadaan mu," Gumam Arjuna lirih, padahal sudah tiga tahun ia kembali ke Jakarta, tujuannya adalah mencari Mira, sekaligus menyelesaikan masa residennya sebagai dokter bedah.
Semasa SMU Arjuna sering diberi julukan aneh oleh teman temannya, karena selalu menolak gadis cantik yang mendekati nya, tapi ketika Mira si gadis cupu berkacamata tebal dengan tompel di pipi kanannya mendekat, sungguh ajaib, Arjuna sama sekali tak menolak, ia bahkan menyukai sikap manis gadis itu, yang sering memberinya sebungkus roti dan sekotak susu setiap pagi, karena Arjuna pernah bercerita bahwa ia selalu malas sarapan di rumah.
Bahkan pernah suatu hari Arjuna terpaksa kembali ke sekolah, karena baju olahraga nya tertinggal, tak disangka sore yang mendung itu ia berpapasan dengan Mira, yang baru keluar dari perpustakaan usai menyalin ulang catatan milik Febiola, karena bukunya kerap rusak akibat ulah para gadis pembully.
Flashback
"Kak… belum pulang?" Tanya Emira dengan wajah berseri seri, tak menyangka bahwa penatnya akan hilang setelah menatap lelaki yang di cinta.
"Balik lagi, baju olahraga ketinggalan." Jawab Juna kalem.
"Oohh…"
Cuaca mendung sore itu, berubah menjadi gerimis lembut yang semakin lama semakin deras.
"Kamu gak pulang?"
"Eh… nggak bawa jas hujan kak." Kebohongan pertama. "Kakak aja duluan."
Arjuna menggaruk tengkuknya, dengan senyum garing, "aku juga gak bawa jas hujan." Arjuna pun berbohong.
Entah motif apa yang membuat keduanya sama sama berbohong, mungkinkah karena tak ingin menyia nyiakan momen bersama, tanpa ada bisikan miring bernada ejekan bagi Arjuna, atau sindiran pedas yang berujung intimidasi dan bullying bagi Emira.
"Oohh… kok bisa samaan sih kak."
"Entah… mungkin takdir." Jawab Arjuna yang membuat Emira tersipu diam diam, "rumah kamu di mana mir?"
"Dua puluh menit dari sekolah kak, kalo naik angkot sekitar tiga puluh menitan lah."
"Aku tanya di mana? Bukan tanya jarak tempuh." Protes Arjuna.
"Oh rumahku di jalan kenanga citra cempaka Blok K 66." Emira secara otomatis menyebutkan alamat kediaman Geraldi.
Arjuna berpikir sesaat, seperti tangah mencerna dan membayangkan jawaban Emira. "Jalan kenanga citra cempaka?"
"Iya kak,"
"Kalau aku gak salah, daerah situ kan tempat perumahan besar elite, kamu berasal dari keluarga mana?" Tanya Arjuna, sedikit banyak ia mengenal daerah yang Emira sebutkan, dan tahu benar, rumah di daerah jalan kencana citra cempaka adalah rumah para konglomerat.
Deg…
Diam diam Emira merutuki kecerobohannya, kenapa ia menyebutkan begitu saja rumah milik keluarganya, dan sialnya Arjuna sepertinya hafal daerah tersebut. "Kediaman Geraldy kak, ibuku bekerja sebagai ART disana, dan tuan Geraldy berbaik hati membiayai sekolahku." Bohong lagi, hanya itu yang mampu Emira lakukan.
"Oohh… aku baru tahu."
"Kak Juna di mana rumah nya?"
"Aku tinggal sama Eyang di Jalan Jenderal komplek Angkatan Udara no 907."
"Kenapa tinggal sama Eyang?"
"Karena aku mau."
"Orang tua kakak?"
"Tinggal di luar jakarta." Arjuna tertegun, karena sejak tadi sibuk menjawab pertanyaan Emira. "Hei… kamu menginterogasi ku?"
"Hahaha… maaf kak, aku terlalu kepo." Emira tertawa lepas.
Lelaki muda dihadapannya nampak tertegun, si gadis berkacamata itu, memiliki suara tawa yang renyah dan membuat nya ingin terus berdekatan.
"Sepertinya hujan masih lama, kamu yakin tak ingin pulang saja menerobos hujan?"
Emira menggeleng yakin. "Kakak sendiri? Bukannya bagi laki laki kehujanan adalah hal biasa."
"Tidak… aku ingin menemanimu saja, kita pulang sama sama selepas hujan reda."
Blush …
Tanpa sadar wajah keduanya memerah.
Kondisi cuaca seakan menjadi pendukung keduanya yang sama sama ingin berdekatan, hujan masih juga turun deras walau sudah lebih dari tiga puluh menit berlalu, mereka pun memutuskan menunggu di dalam kelas untuk meminimalisir hawa dingin, syukurlah masih ada beberapa guru yang ada di sekolah, jadi Mira dan Arjuna tak merasa sendiri di sekolah, tapi di dalam kelas mereka hanya berdua, lelah menunggu dan sudah kehabisan bahan obrolan, tanpa sadar Emira terlelap, dengan posisi tubuh menelungkup di atas meja, sementara Arjuna yang juga dalam posisi serupa, nampak sangat menikmati wajah polos Emira yang tengah terlelap, kacamata tebalnya sedikit turun ke hidung, hingga membuat wajah Emira terlihat semakin lucu, tapi wajah lucu itu hanya nampak sesaat, karena detik berikutnya Wajah polos alami itu semakin membuat Arjuna terhipnotis hingga…
Cup
Satu kali
Membuat nya cukup berdebar, dan tubuhnya seperti tersengat aliran listrik ribuan volt
Cup
Dua kali
Semakin ditahan semakin ingin di ulang
Cup
Tiga kali
Ingin mengulang, tapi kedua netra di balik kacamata bulat itu tiba tiba terbuka perlahan.
Arjuna diam membatu, dadanya bergemuruh, keringat dingin tiba tiba bermunculan dari pelipis dan punggungnya, ia takut sekaligus terkejut karena kini ia sudah berani mencuri, yah ia sudah mencuri ciuman seseorang gadis.
'b*go b*go b*go… gimana kalo Mira marah?'
Maki Arjuna dalam hati.
'Ah Gampang, kalo Mira marah, ya minta maaf.'
'Kalau masih marah?'
'Tembak aja b*go.'
Suara suara itu terus berperang dalam benak Arjuna.
"Kak… hujan belum berhenti yah?" Tanya Emira ketika membuka mata, tentu saja itu membuat Arjuna merasa lega.
"Belum, sepertinya sebentar lagi," Jawab Arjuna ketika intensitas hujan sedikit berkurang dari sebelumnya.
'Maaf Mir, tapi aku janji suatu saat aku akan berterus terang padamu,'
Flashback End
.
.
.
Jadi?? Siapa yang pertama? Reza atau Juna?
😂🤓
hari ini agak sibuk, kalo berhasil up siang Alhamdulillah, seperti biasa kalau sistem NT nya lagi bertingkah menggemaskan, ya berarti malem baru tayang, oke gaes 👌
sarangeeeeeee
💜💜💜