JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 : Mencari Sena
Sena menempati kamarnya sebagai pengasuh, sangat besar dan luas. Dia tak menyangka jika bisa tinggal di sini, di tempat sang bos besar tempat dirinya bekerja.
Kia terus menempel padanya, anak kecil berusia 8 tahun itu sangat menyukai Sena sejak pertama kali bertemu dengannya.
"Tante menginap di sini 'kan? Asyik..."
"Iya, bisa nemenin kau tidur mulai sekarang."
Kia memeluk Sena dengan erat, dia sudah tidak memikirkan Mamanya lagi. Devan tersenyum melihat kedekatan mereka, ia lalu menyuruh Sena menidurkan Kia terlebih dahulu setelah itu ia akan membicarakan sesuatu dengan Sena.
Setelah Kia terlelap, Sena masuk ke ruangan Devan. Dia sedikit canggung karena Sena hanyalah karyawan biasa di perusahaan Devan.
"Duduklah!"
Sena duduk di seberang Devan, bau mint yang berasal dari teh begitu menyeruak di ruangan itu.
"Regan membuat ulah lagi?"
Sena menggeleng.
"Lalu kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran dan datang ke sini?"
Sena membenarkan posisi duduknya lalu memberanikan diri menatap Devan yang sangat tampan. Senyuman Devan seolah ingin menatapnya lagi dan lagi namun Sena sadar jika masih memiliki suami.
"Kenapa kau memberikan kunci rumah pada pegawai yang baru kau kenal? Pak Devan tidak takut aku rampok?"
Lagi-lagi Devan tersenyum membuat Sena salah tingkah. Sena menelan ludahnya kasar karena tidak ingin groginya terlihat oleh Devan.
"Aku suka jika kau rampok. Rampok saja! Aku akan memberikan apapun untukmu."
Sena masih tidak paham dengan Devan. Pria itu tiba-tiba seperti ini padanya, apa ada maksud lain dari semua ini? Sungguh, Sena tak paham.
Devan lalu memberikan ATM pada Sena, ia menjelaskan akan mentransfer gaji Sena sebagai pengasuh di ATM itu.
"Apa ini tidak berlebihan, Pak? Aku minta uang cash saja."
"Aku jarang memegang uang cash."
Devan bangun dari tempat duduknya, dia menatap balkon yang berlangitkan mendung dan sebentar lagi akan turun hujan. Hujan memang membuat kedua orang itu mengalami trauma, mereka tersakiti di bawah air hujan oleh pasangan masing-masing.
"Sena, kau boleh tidur! Besok pagi kau harus membuat sarapan untuk Kia. Kia anaknya tidak pemilih dalam makanan, kau bebas untuk memasak asal tidak pedas."
"Baik, Pak."
Di sisi lain.
Regan yang sudah mendapat telpon dari Bram segera pulang ke rumah. Bram menjelaskan jika Sena sudah tahu jika Regan bukan lembur justru makan malam dengan Maya dan Mama. Regan sangat menyesali perbuatannya, ini memang bukan sekali ia berbohong, dulu saat belum ketahuan menikah dengan Maya, Regan selalu pulang terlambat dengan alasan memeriksa tugas mahasiswanya namun dia malah bersama Maya.
Sesampainya di rumah, Regan segera masuk, dia mencari keberadaan Sena namun nihil, Sena sudah pergi membawa semua bajunya.
Regan sangat frustasi, ia menelpon Sena namun nomor Sena sudah tidak aktif.
"Sena, maafkan, aku!" gumam Regan.
Regan masuk ke mobilnya dan mencari keberadaan Sena namun tak membuahkan hasil lalu memutuskan untuk pulang ke kontrakan Maya.
***
Keesokan paginya, Sena bangun dan segera menyiapkan sarapan. Dia memasak nasi goreng dengan telur dadar, ia berharap Devan dan Kia menyukai masakannya.
"Tante...."
"Kia, sudah bangun? Mau mandi?"
Kia mengangguk, Sena mengaduk-aduk nasi goreng yang ada di wajan itu lalu mematikan kompornya setelah matang. Sena membawa Kia masuk ke kamar mandi dan segera memandikannya.
Devan turun dari kamarnya, ia sudah sangat rapi dan mencium wangi masakan dari dapur yang membuatnya sangat lapar. Devan tersenyum simpul saat melihat ada nasi goreng di atas kompor. Dengan sigap dia menata di 3 piring yang sudah ada di atas meja.
8 menit kemudian, Kia sudah selesai mandi dan sudah mengenakan seragam sekolahnya.
"Papa curang, makan duluan," ucap Kia.
"Haha... Masakan Tante Sena memang lezat, cepat makan atau jika tidak Papa akan habiskan."
"Jangan!" Kia duduk di depan meja lalu memakannya dengan lahap.
Sena sangat senang jika mereka menyukai masakannya, ia lalu menatap Devan yang juga menatapnya. Mereka sama-sama malu lalu membuang muka.
Seusai makan, mereka berangkat ke kantor. Sena memilih naik motornya saja daripada ikut dengan Devan, dia tak ingin ada gosip yang tidak sedap jika mereka berangkat bersama-sama.
Sena berdoa jika Regan tidak akan mencarinya namun sepertinya doanya kali ini tidak dikabulkan oleh Tuhan.
Sesampainya di kantor, Regan sudah ada di depan gerbang. Sena yang panik memutar arah menjauh dari kantor dan bersembunyi.
Sementara itu, Devan melihat keberadaan Regan. Dia tak menggubris dan segera masuk ke dalam gedung perusahaannya.
Regan melihat mobil Papanya masuk dan segera menghampirinya.
"Regan?" Bram keluar dari mobil.
"Pah, Sena tidak menelpon lagi setelah itu?"
Bram menggelengkan kepalanya. "Nomor Papa di blokir, Sena pikir Papa ikut kalian makan malam padahal tidak. Kau juga sangat keterlaluan Regan, jika memang tidak menyukai Sena lebih baik lepaskan saja dia!"
"Tidak semudah itu, aku akan mencari Sena dan mengajaknya pulang."
Bram menatap kedatangan Sena. "Itu Sena."
Regan menoleh, ia menghampiri Sena. Sena tak menyangka jika Regan masih ada di sana. Bram yang tidak ingin ikut campur segera masuk ke dalam gedung.
"Sena, maafkan aku! Nanti sore kita pulang ke rumah, ya? Nanti kita bakar daging."
"Maaf, Kak Re. Aku sementara tidak bisa pulang. Aku tinggal di mess kantor ini."
"Untuk apa? Rumah kita dengan kantor ini tidak jauh, kenapa sampai menginap di mess?"
Sena tersenyum kecil. "Kampus dengan rumah kita saja dekat namun Kak Re lebih memilih yang paling dekat yaitu kontrakan yang ditempati Maya, benar 'kan?"
DEG!!!
Regan sangat tersindir dengan ucapan Sena. Sena lekas masuk ke dalam sebelum mendapat banyak pertanyaan dari Regan.
"Kau sudah berubah, Sena," gumam Regan. "Namun setidaknya aku sudah tahu kau tinggal di mana, aku sudah lega."
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2