NovelToon NovelToon
TERPAKSA MENJADI SIMPANAN

TERPAKSA MENJADI SIMPANAN

Status: tamat
Genre:Romantis / Fanfic / Misteri / Tamat / Cintamanis / Cerai / Pelakor / Keluarga
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aff18

Nyaris diperkosa oleh teman suaminya, membuat Syma mengalami trauma yang mendalam. Sang suami sendiri, bukannya merangkul sang istri. malah menuduhnya melakukan perselingkuhan dan dengan kejamnya merampas hak asuh anaknya. Memisahkan sang anak dari ibunya.


hal itulah yang menyebabkan Syma terpaksa menjadi simpanan pria kaya yang memiliki kekuasaan tinggi agar bisa mengambil kembali hak asuh atas anaknya.


"Tidak ada yang menyayangi anakku, melebihi aku sendiri !

aku mungkin bisa kehilangan suami, tapi tidak dengan anakku. Akan kuperjuangkan sampai mati."



"Jadilah simpananku, maka aku akan membuatmu mendapatkan kembali hak asuh anakmu."




Tentu saja Syma menerimanya meski ada rasa berat dihatinya. Namun demi anaknya, dia rela menerima tawaran itu.


Dari tawaran itu juga Syma meminta agar Ersad menikahinya sah secara agama.


Ersad menyetujui keinginan Syma.



Kehidupan rumah tangga mereka awalnya harmonis. Ersad juga mulai terbuka dengan istri barunya itu. Dan perlahan... rasa itu mulai tumbuh.

Semuanya berubah ketika istri pertama Ersad meninggal. Syma harus menghadapi kebencian suaminya karena tuduhan atas pembunuhan istri pertamanya yang bernama Erika.


Lalu bagaimana cara Syma mengembalikan cinta suaminya? akankah kebenarannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aff18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 17: AKU BISA MENYUKAI TAPI JUGA BISA MENYAKITI

"Apa maksud dari ucapanmu!" Revan berucap sembari menggertakkan giginya karena begitu geram.

"Wanita yang kau jadikan istri ini adalah penyebab hancurnya rumah tangga kalian. Dia sengaja menyuruh orang untuk melecehkan Syma dan memanipulasi seolah Syma berselingkuh.

Belum puas membuat Syma menderita, dia malah bekerja sama dengan temannya untuk menjual Syma. Wanita yang kau jadikan istri ini adalah wanita mengerikan!" ucap Ersad dengan penghinaan yang kental. Membuat Mia terdiam karena semua perbuatannya telah terbongkar.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan. Apa kau tidak tahu Mia adalah orang yang paling berjasa dalam hidupku! setiap kali kami ada masalah dan merasa terpuruk, dialah orang yang pertama kali ada untukku."

"Memang itulah tujuannya. Dia berusaha membuat Syma terkesan jahat dimatamu, sementara dia sendiri berusaha bagaimana caranya agar terlihat baik seperti malaikat..."

Revan diam sejenak. Mengalihkan pandangannya kearah Mia yang terlihat gugup. Lalu kembali menatap Ersad.

"Bukti. Aku mau bukti atas tuduhan yang tak mendasarmu!" tukas Revan menuntutnya.

Ersad hanya tersenyum sinis seolah sedang mengejeknya.

"Tanyakan saja pada pria yang bernama Roy itu dipenjara. Dan... aku hanya ingin memberitahumu sesuatu, bahwa temanmu yang bernama Chito juga sudah aku hancurkan. Bukan hanya usahanya, tapi juga hidupnya.

Aku tidak perduli kau mau percaya atau tidak. Tapi... aku hanya akan memberi peringatan keras pada kalian berdua. Jika kalian sampai mengganggu Syma lagi, maka aku akan melakukan hal yang sama pada kalian!"

Ersad segera menarik tangan Syma untuk pergi dari sana. Meninggalkan Revan dan juga Mia yang masih bergeming. Kemarahan Ersad tak terbendung lagi. Dia begitu murka melihat Syma diperlakukan seenaknya.

Tentu saja perbuatan Ersad itu mengundang perhatian orang-orang yang ada disana. Tanpa mereka sadari, Alma juga memperhatikan perseteruan mereka sejak tadi. Wanita tua itu berkerut bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Syma dibawa oleh pria lain? dan Revan kenapa diam saja? pikirnya.

"Tunggu dulu... aku ingin mengambil Zea dulu sebentar,"

Ersad melepaskan tangan Syma dan membiarkannya membawa Zea dulu.

"Aina, dimana Ze?"

"Ze bersama Jidah, Kak." Syma segera menemui Alma yang tidak begitu jauh. Wanita tua itu menatapnya dengan bingung, apa sebenarnya yang terjadi?

"Jidah... " lirihnya.

"Katakan apa yang terjadi Syma?" Alma sangat menuntut sebuah penjelasan padanya.

Syma bingung dengan situasi yang ada disana. Wajah Ersad sudah merah padam, karena menahan amarah. Menatapnya dengan tajam dari kejauhan. Sementara Alma menuntut penjelasan padanya. Syma tidak bisa memilih. Ersad adalah suaminya, bagaimana pun juga dia harus mematuhi suaminya terlebih dahulu.

"Maafkan aku Jidah. Aku akan menjelaskannya nanti," ucap Syma segera membawa Zea dari sana

Dengan berat hati, Syma melangkah pergi tanpa memperdulikan Alma disana. Ketika langkahnya sudah hampir jauh, dia berhenti dan berbalik. "Jangan terlalu memikirkan aku Jidah, pikirkan saja kesehatanmu," ucapnya sebelum benar-benar pergi dari sana.

******

Tadinya Syma pikir ketika sampai di apartemen mereka, Syma akan langsung diintimidasi oleh Ersad. Syma sampai bingung bagaimana memikirkan Zea jika melihat Ersad memarahinya.

Tapi ternyata dia salah.

Bahkan setelah Zea sudah tertidur lelap seperti ini. Ersad belum juga meledakkan amarahnya. Pria itu hanya sibuk berkutat dengan laptopnya sejak tadi.

Syma sendiri begitu gelisah. Ersad mengabaikan kehadirannya disana. Sementara malam sudah semakin larut.

Syma menghembuskan nafas gusar nya dan melirik kearah Ersad. Rupanya pria itu masih sibuk. Entah mengapa Syma yakin bahwa kesibukannya itu hanya dibuat-buat agar bisa menghindarinya.

Syma segera beranjak dari sana dan mendekati suaminya itu. Mengambil tempat duduk tepat dihadapannya yang terhalangi oleh laptop. Syma menatap Ersad dengan penuh arti, sementara Ersad tidak memperdulikan kehadirannya disana.

Syma memberanikan diri menutup laptopnya dengan jari telunjuk secara perlahan dan benar-benar slow motion. Ersad menghentikan kegiatananya, matanya beralih menatap Syma yang ada didepannya. Dengan tatapan dingin dan datar. Sampai akhirnya laptop itu benar-benar tertutup secara sempurna.

"Kau mau apa, Syma?"

"Aku tidak ingin diabaikan. Jika ingin marah, maka marahlah. Keluarkan semua yang ada dibenakmu. Jangan memendamnya seorang diri," saut Syma begitu lembut.

"Tidurlah.... ini sudah larut malam,"

"Bagaimana aku bisa tidur sementara suamiku sendiri dalam keadaan tidak ridho kepadaku!"

Hal itu semakin membuat Ersad berkerut heran. Bukankah seharusnya dia senang, lolos dari amarahku? tapi kenapa dia malah ingin sekali dimarahi. Dan bodohnya, kemana semua amarah didalam diriku yang tadinya sempat meluap-luap dan meronta ingin dikeluarkan. Jika dengan melihat Syma yang memelas sudah membuatnku begitu luluh. pikirnya.

Ersad sampai menghembuskan nafas beratnya. "Baik, mari kita selesaikan.....

Kenapa pria itu ada disana? kalian sengaja membuat janji untuk bertemu dibelakangku, begitu?" tanya Ersad, kini auranya sudah jauh lebih baik. Meski pertanyaan itu sebuah tuduhan, namun Syma tidak merasa dipojokan sama sekali.

"Aku tidak tahu kenapa Revan tiba-tiba ada disana. Dia datang begitu saja."

"Kau berbohong Syma," jawab Ersad dingin dan datar.

"Demi Allah, mas. Untuk apa aku berbohong,"

Ersad menghela nafasnya. "Aku tidak tahu kenapa aku begitu menginginkanmu, Syma. Entah karena aku menyukaimu atau apa, yang harus kau tahu bahwa aku tidak suka berbagi dengan apa yang sudah aku miliki.

Mungkin aku bisa menyukaimu, tapi... kau harus tahu bahwa aku juga bisa menyakitimu. Aku bukan tipe orang penyabar. Jadi.... jika kau ingin bersama denganku, maka dengarkan kata-kataku. Jika tidak, maka aku tidak tahu apa yang nanti akan aku lakukan padamu."

Syma terdiam, mencerna setiap ucapannya. Setiap kata yang Ersad keluarkan membuat perasaannya begitu hangat dan mengembang. Tidak bisa dia pungkiri bahwa dia sangat senang ketika suaminya

merasa cemburu. Wanita itu tersenyum lembut padanya. Sementara Ersad menatapnya dalam.

Mereka seakan disibukkan dengan pikirannya masing-masing. Namun dalam keadaan saling menatap satu sama lain.

"Kemarilah..." Ersad memerintah nya sembari menjulurkan tangannya. Syma menatap kaget dengan tangan yang terulur padanya. Dengan malu-malu serta wajah yang bersemu merah. Syma menerima uluran tangan itu.

Ersad langsung menariknya hingga masuk kedalam pelukan pria itu. "Apa yang kau lakukan padaku, Syma. Bahkan hanya dengan memelukmu seperti ini hatiku sudah merasa begitu tenang." Ersad berucap sembari menghirup dalam aroma tubuh Syma.

Syma yang hendak menjawab langsung dibungkam oleh bibir suaminya itu. Sehingga semua ucapannya hanya bisa tertahan, dengan sentuhan lembut yang suaminya salurkan.

Begitu dalam. Membuatnya seakan hanyut dan mendamba. Ersad memperlakukannya begitu lembut dan penuh kehangatan. Sehingga Syma memejamkan matanya seolah menikmatinya dengan sepenuh jiwa.

*****

TBC

JIKA SUKA, JANGAN LUPA TEKAN LIKE FAVORIT DAN KOMENTAR TERBAIK KALIAN YA 🥰

AFF REAL

1
kalea rizuky
bodoh aja mau balikan
Nadia
tuh kan bener kevin
Nadia
jgn" yg bantu Nora si kevin
Nadia
syama terlalu naif
Rina Mariana Sahara
bagus
Hevi Agustina
ternyata bkn teman yg baik km mia
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Erna Cahaya Mutiara
keren
fifid dwi ariani
ttussabar
fifid dwi ariani
trus sukses
fifid dwi ariani
trus sehst
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus berkarya
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus lancar rejelinya
fifid dwi ariani
trus sukses
fifid dwi ariani
trus sehat
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sukses
fifid dwi ariani
trus berkarya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!