NovelToon NovelToon
Tritagonis

Tritagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Poligami / CEO / Cintamanis / Dark Romance / Cintapertama
Popularitas:700
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Setelah kesalahan yang dilakukan akibat jebakan orang lain, Humaira harus menanggung tahun-tahun penuh penderitaan. Hingga delapan tahun pun terlewati, dan ia kembali dipertemukan sosok pria yang dicintainya.

Pria itu, Farel Erganick. Menikahi sahabatnya sendiri karena berpikir itu adalah kesalahan diperbuat olehnya saat mabuk, namun bertemu wanita yang dicintainya membuat Farel tau kebenaran dibalik kesalahan satu malam delapan tahun lalu.

Indira, sang pelaku perkara mencoba berbagai cara untuk mendapat kembali miliknya. Dan rela melakukan apapun, termasuk berada di antara Farel dan Humaira.

Sebenarnya siapa penjahatnya?

Aku, Kamu, atau Dia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Bahagia dan Luka

  Sesuai syarat yang telah ditetapkan oleh abinya Humaira, Farel masuk Islam dan harus mempelajari dasar-dasar agama. Makanya selama satu bulan Farel tidak pulang ke rumah, akan tetapi bolak-balik dari kantor pagi sampai sore dan malamnya belajar ngaji sama Abi Muharram secara khusus dan tidur di asrama komplek putra.

  Untuk ukuran Farel yang terbiasa kerja dengan jadwal jam terbang padat, bukan masalah baginya menghadapi ini. Hanya saja memahami sesuatu yang seperti ilmu fiqh sangat menguras otaknya, beruntung tidak ditambah ilmu furu' oleh Abi Muharram.

  Dan sebulan itu dijalani Farel dengan baik, hingga waktu yang ditunggunya pun tiba.

  Dalam sebuah gedung tepatnya di ballroom hotel, ada dua pria yang sedang menjabat tangan. Sedang beberapa orang lainnya menyaksikan.

  "Saya nikahkan engkau Farel Erganick bin Robert Pattinson Erganick dengan putri saya Humaira Al-Jamila binti Muharram dengan mas kami seratus gram emas dibayar tunai!" ucap Abi Muharram.

  Farel menarik napas dalam-dalam. "Saya terima nikah Humaira Al-Jamila binti Muharram dengan mas kawin seratus gram emas dibayar tunai!"

  "Gimana para saksi?" tanya pak penghulu.

  Dua yang terutama yaitu pimpinan Hanif Ar-Rasyid dan ustadz Malik dan yang menyaksikan pun mengucapkan 'sah' dengan suara lantang.

  "Alhamdulillah."

  Spontan Farel berjingkrak-jingkrak kesenangan.

  "Duduk. Baca doa dulu," tegur Abi Muharram pada sang menantu yang ingin ditenggelamkan ke sungai nil. Bikin malu saja!

  Farel tersenyum canggung. Ia kembali duduk dan mengaminkan do'a.

  Humaira terdiam, masih belum sepenuhnya sadar atas apa yang terjadi walau Farel sudah menunjukkan vidionya.

  "Kamu sudah percaya 'kan, Istriku." Farel memeluk Humaira erat. Menyandarkan dagunya di bahu Humaira serta menghirup aroma dari jilbab Humaira.

  Mata Farel berkaca-kaca, mungkin jika hanya berdua air matanya akan mengalir deras. Bisa sedekat ini dengan Humaira tanpa dilandasi dosa merupakan sebuah anugrah terindah baginya, bahkan sekarang Humaira menjadi miliknya.

  "Ta-tapi...." Humaira ragu. Ini terlalu mendadak untuknya, dan ia masih belum merasakan apapun seolah kejadian ini tidak terjadi..

  "Tidak ada tapi-tapian, Humaira. Kita pun harus bergegas ke hotel dan mengikuti serangkaian acara yang telah diatur orangtuamu."

  Farel mengangkat tubuh Humaira tiba-tiba hingga wanitanya itu memekik akibat terkejut, kemudian menelusupkan lengan di bawah lutut Humaira. Farel menggendong Humaira keluar toko.

  "He-hei, bos kita dibawa kabur," ujar Naina masih tercengang.

  "Iya, dan yang bawa kabur adalah suaminya?" tanya Maida kebingungan juga.

  Dan begitulah mereka terjebak dalam serangkaian pertanyaan, sementara para pelanggan menikmati makanannya saja.

  Di sisi lain.

  Indira berjalan di trotoar sekitaran komplek rumahnya. Indira tidak pulang karena hanya akan lebih depresi, terlebih jika harus bertemu wajah yang mirip sama orang yang menghancurkan hidupnya.

  Tatapan kosong Indira terfokus ke bawah, dan kakinya berjalan pelan selayaknya orang putus asa. Untunglah komplek seperti ini sangat jarang orang berlalu lalang kecuali mobil yang melaju.

"Bagaimana akhirnya bisa begini? Padahal selama ini aku berusaha keras."

Tidak memerhatikan lubang di depan, kaki Indira masuk dan membuatnya terjerembab ke depan.

Tanpa terasa walau semen itu cukup keras menghantamnya. Indira berusaha duduk, dan ketika itulah bayangan masa lalu terlintas di benaknya.

"Jika dulu aku terjatuh, selalu ada tangan yang membantuku berdiri." Indira menangis lagi.

Ia teringat hari itu, hari pertama kali bertemu Farel. Umur baru menginjak sepuluh tahun, namun Indira telah kehilangan banyak hal. Kasih sayang seorang ayah karena mamanya memilih pergi entah apa alasannya, dan mamanya yang meninggal akibat penyakit jantung yang diderita sama seperti dirinya.

Di bawah pohon cemara, saat beberapa orang meninggalkan pemakaman satu-persatu, tidak ada yang melirik perempuan kecil yang meringkuk sendirian.

Indira menangis di himpunan lutut dan menyembunyikan wajahnya juga dengan lipatan tangan sembari berjongkok. "Mama. Kenapa Mama ninggalin aku sendirian? Aku 'kan hanya punya, Mama."

Meski mamanya tidak seperti ibu kebanyakan, tapi hanya itu tempat Indira bergantung.

"Mama boleh kok pukul, Indira. Marah sama Indira karena Indira memang nakal, tapi jangan ninggalin, Indira."

Tidak ada lagi yang peduli padanya, dan entah bagaimana Indira akan hidup ke depannya.

"Hai."

Seruan itu membuat Indira mengangkat wajah, dan melihat sosok anak laki-laki berdiri di depannya disertai senyuman.

"Kamu siapa?" tanya Indira sesegukan.

"Namaku, Farel. Salam kenal. Nama kamu siapa?" tanya Farel balik.

"Namaku, Indira," jawab Indira.

"Indira 'ya. Kamu nangis karena ditinggal ibu kamu 'ya?"

Indira mengangguk pelan.

"Begitu ya. Aku juga ditinggal papa sama mama, tapi aku nggak nangis. Mungkin karena mereka meninggal saat aku masih bayi, tapi kayak nggak kenal." Farel tersenyum sumringah.

Dan Indira memandang Farel dalam. Berpikir andai dia sekuat Farel.

"Kamu punya rumah?" tanya Farel.

Indira menggeleng. "Tadinya punya, tapi ada ibuk yang ngusir kami dan bilang mama udah lama nggak bayar."

"Kalau begitu, mau pulang ke rumah aku. Oma aku yang itu ngajak kamu pulang ke rumah." Farel menunjuk ke salah seorang wanita yang berdiri tidak terlalu jauh dari mereka.

Wanita itu tersenyum dan melambaikan tangan.

"Ayo." Farel mengulurkan tangan.

Dan meski ragu, akhirnya Indira menggapai tangan tersebut.

Mereka akhirnya hidup bersama, satu rumah dan satu sekolah. Bahkan Indira yang dasarnya SD berbeda sama Farel, dipindahkan. Sekolah menengah bersama dan Sekolah menengadah atas juga sama.

Hanya saja waktu sekolah menengah atas Indira sadar terlalu bergantung, makanya memilih kerja paruh waktu dan hidup di kontrakan.

Beberapa kali juga papanya mengunjungi, namun Indira menolak kehadirannya.

"Anda yang membuat Mama menderita! Sampai kapan Anda masih mau bekerja kayak gitu!"

Hingga dewasa barulah Indira memahami alasan mama meninggal papa, dan dimasa terpuruk itulah selalu ada Farel menjadi sandaran. Mendekati cerita dan menghapus air matanya.

"Tidak apa-apa. Aku ada untukmu," ucap Farel menarik kepala Indira untuk bersandar di bahunya.

Waktu itu Indira menangis seharian dibangku taman ditemani Farel.

Tapi sekarang apakah itu akan terjadi lagi? Farel bahkan membuangnya di gerbang tanpa mengantarkannya masuk ke rumah.

Indira masih berjalan sempoyongan. Kakinya masih ingin berjalan meski rasanya melelahkan, dan tak membuatnya lebih baik.

Sampai satu suara menghentikan langkahnya.

"Suami istri itu walau sudah bercerai masih ada ikatan, makanya waktu masa iddah nafkah istri masih ditanggung suami!"

Indira diam mendengarkan suara yang berasal dari bangunan putih di sampingnya. Di sana ada seseorang pria berbaju putih duduk di hadapan kumpulan wanita sambil memegang mic.

"Bahkan kalau perceraian itu terjadi gara-gara suami masuk islam, ikatan pernikahan pun bisa tersambung kembali tanpa akad ulang jika istrinya juga masuk islam."

"Apa?" Seolah dapat pencerahan, Indira tersenyum lebar.

...🌾🌾🌾🌾...

1
kalea rizuky
hmmmm gass mp
kalea rizuky
anakmu yg jalang kok nyalahin orang oh tua bangka
kalea rizuky: tau ih sebel bgt liat modelan aki2 tolol
total 2 replies
kalea rizuky
Farel ma Indira selama jd istri sering tidur bareng gk thor
@Girl_Rain67: Nggak pernah 😄
total 1 replies
kalea rizuky
Farel uda tau bukan anak nya np g cerai oon amat
kalea rizuky
uda tau kn berarti Rifka bukan anak mu jd jangan sok baik
kalea rizuky
Indira jahat amat lu
@Girl_Rain67: Cinta, Mbak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!