NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Kedekatan Hulya & Dexter

"Supermarket, kau sendiri?"

"Klub." Hulya hanya tersenyum, dia tidak bertanya lebih banyak lagi karena tidak ingin terlalu ikut campur urusan orang lain.

Hulya hanya mengenakan pakaian rumah biasa tapi tetap terlihat elegan di tubuhnya. Mereka berdua memasuki lift dan hanya ada mereka berdua saja.

Dalam ruangan kecil itu, Dexter bisa melihat dengan jelas wajah Hulya dari dekat, terlebih Hulya tidak menggunakan make up.

Refleks tangan Dexter menyentuh lebam di rahang dan kening Hulya. Bekas luka itu belum hilang sempurna, Hulya kaget saat Dexter menyentuh wajahnya.

"Apa kau hobi berkelahi?" ledek Dexter pada Hulya.

"Tidak, aku tidak sejago itu berkelahi," jawab Hulya lalu menjaga jarak dari Dexter, dia masih berusaha untuk tersenyum.

"Kenapa Marchel tidak ikut tinggal bersama denganmu? Apa kalian bertengkar?" Hulya kaget mendengar nama suaminya disebut.

"Kamu kenal Marchel?"

"Siapa yang tidak kenal dia, dia rekan bisnisku."

"Oh jadi kau ini bukan tukang listrik?" Dexter tertawa mendengar anggapan Hulya mengenai dirinya.

"Apa tampangku ini seperti itu? Aku tampan begini kau bilang tukang listrik."

"Bukan begitu Dexter, kan tadi kau mengenakan seragam..."

"Aku mencuri seragam itu dari seseorang," potong Dexter yang dibalas anggukan oleh Hulya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kamu tinggal sendiri di apartemen ini? Mana Marchel?"

"Aku dan dia sudah tidak bersama lagi."

"Kalian bercerai?"

"Ya begitulah."

"Apa lebam ini tersebab olehnya?"

"Hm ... aku rasa itu sudah ranah pribadiku, Dexter." Hulya sangat enggan membahas mengenai kehidupannya pada orang lain terlebih orang yang baru dia kenal.

"Berarti jawabannya, iya."

Ting!

Pintu lift terbuka, mereka berdua sama-sama keluar dan berjalan ke tempat tujuan masing-masing. Dexter menuju parkiran untuk mengambil mobilnya sedangkan Hulya memilih untuk menunggu taksi.

"Naiklah, aku akan mengantarkan mu ke supermarket, kebetulan aku ke arah yang sama," ajak Dexter saat mobilnya berhenti di depan Hulya.

Hulya setuju lalu memasuki mobil Dexter.

Di dalam mobil, mereka bercerita banyak hal. Sudah seperti saling kenal lama satu sama lain, mereka bahkan saling tertawa dan melempar lelucon.

"Bagaimana kalau kau temani aku dulu ke klub? Hanya sebentar, nanti aku akan menemanimu ke supermarket."

"Memang mau apa ke klub?"

"Aku hanya ingin bertemu klien sebentar, sebentar saja." Hulya tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk setuju.

"Tapi pakaianku sangat tidak cocok untuk ke sana," kata Hulya.

"Apa kau sering ke klub malam?"

"Aku tidak terlalu suka dengan suasana di sana."

"Ya sudah, pakaian ini lebih baik kalau begitu, kau sangat cantik, Hulya."

"Kau memujiku? Aku tergoda Dexter," canda Hulya yang membuat mereka kembali tertawa.

Mereka sampai di klub malam yang cukup mewah, klub yang hanya orang-orang kaya saja bisa ke sana. Dexter melihat keraguan di wajah Hulya saat akan memasuki klub malam tersebut. Dexter menggenggam tangan Hulya yang kini terasa dingin.

"Kau gugup, Hulya?"

"Ya sedikit, aku takut masuk ke klub begini, kalau aku dijahati dan dilecehkan orang bagaimana?"

"Aku bersamamu, kan, aku tidak akan membiarkan kau dalam bahaya, percayalah padaku." Dexter meyakinkan Hulya.

"Tapi Dexter," pria itu menangkup wajah Hulya, menatap lamat mata indah itu dan mendekatkan wajahnya.

"Aku menjamin keselamatan dirimu, tidak akan ada yang menyakiti kamu Hulya. Tetaplah pegang tanganku dan tetaplah di sampingku, kau akan aman." Hulya semakin yakin ketika melihat sorot mata Dexter yang meyakinkan.

"Oke." Untuk beberapa saat, Dexter tidak melepaskan tangannya di wajah Hulya, dia seakan tersihir dengan kecantikan dan sorot mata wanita di hadapannya.

"Sampai kapan kau akan memegang wajahku seperti ini?" protes Hulya yang membuat Dexter tersadar dari lamunannya.

"Sorry, ayo masuk!"

Hulya memegang dengan kuat tangan Dexter, tangannya basah karena keringat dingin, Dexter tersenyum melihat Hulya yang begitu berlindung di balik tubuh kekarnya seperti seorang anak kecil.

Dexter ternyata telah ditunggu oleh seorang pria paruh baya yang bisa ditebak kalau dia orang Asia, karena wajahnya begitu khas. Dexter duduk di sofa tepat di hadapan pria itu lalu Hulya di sampingnya, tatapan pria tersebut membuat Hulya takut, dia seakan ditatap intens.

"Berhenti menatap kekasihku seperti itu jika kau masih ingin kedua bola matamu tetap berada di tempatnya," tegas Dexter pada pria paruh baya tersebut dengan penuh penekanan.

Dexter semakin memegang tangan Hulya dengan posesif, ia merasa terlindungi oleh pria di sampingnya. Mereka mulai membicarakan bisnis gelap yang berkaitan dengan minuman keras serta obat-obatan terlarang.

Dari sini Hulya tahu kalau Dexter merupakan seorang mafia, sama seperti Marchel, bahkan bisa dilihat, Dexter adalah orang yang sangat disegani.

Setelah 10 menit berbincang, mereka akhirnya menyepakati transaksi lalu Dexter pergi dari sana membawa Hulya. Ketika berada di dalam mobil, Hulya bernafas lega, Dexter tersenyum.

"Lihatlah, tanganku sampai basah karena genggamanmu Hulya," kata Dexter sembari menunjukkan telapak tangannya, Hulya mengambil tissue di dashboard mobil lalu mengelap telapak tangan Dexter dan dirinya sendiri.

"Maaf ya Dexter, aku kalau gugup memang begitu. Jujur saja, aku sangat takut melihat banyak orang-orang memegang senjata tadi. Kalian seperti mau berperang saja," sahut Hulya yang diikuti gelak tawa Dexter.

"Marchel itu bos mafia, apa dia tidak pernah membawamu untuk hal bisnisnya?"

"Tidak, aku juga tidak mau ikut, lagian buat apa?"

"Oke. Sekarang kita mau ke mana?" tanya Dexter.

"Ke supermarket, aku harus membeli beberapa bahan makanan untuk masak besok pagi dan malam ini, kebetulan aku sangat lapar."

"Kita cari restoran saja dulu, nanti baru ke supermarket, bagaimana?"

"Boleh."

Dexter membuka jas yang dia kenakan lalu membuka kancing atas kemeja dan menyingsingkan lengan bajunya hingga siku.

"Mau aku bantu?" tawar Hulya.

"Boleh."

Dexter memberikan lengannya pada Hulya, pria itu terus menatap Hulya dengan penuh rasa kagum, dalam hatinya terus bergumam kata 'sangat cantik'.

Mereka meluncur mencari restoran di dekat sana, Dexter membawa Hulya ke restoran mewah dan begitu berkelas lalu memesan makanan.

"Boleh aku bertanya?" Dexter mengangguk, dia melipat tangan di atas meja dan menatap Hulya.

"Kamu itu mafia dan pastinya kamu memiliki banyak uang, kenapa malah tinggal di apartemen yang bisa dibilang tidak terlalu mewah untuk sekelas dirimu?"

"Aku di sini hanya sebulan saja, aku pindah ke sana dua hari sebelum kamu pindah."

"Ooh jadi selama ini kamu di mana?"

"Sisilia, aku ke sini untuk urusan bisnis saja."

"Oh begitu, kamu sudah menikah?" tanya Hulya untuk kesekian kalinya.

"Sudah, ya sama seperti dirimu, aku bercerai dengan istriku karena dia sangat tergila-gila pada Marchel Grayson, mantan suamimu." Hulya membulatkan matanya.

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!