NovelToon NovelToon
MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Kultivasi Modern / Ketos / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Susilo Ginting

Rendra Adyatama hanya memiliki dua hal: rumah tua yang hampir roboh peninggalan orang tuanya, dan status murid beasiswa di SMA Bhakti Kencana—sekolah elite yang dipenuhi anak pejabat dan konglomerat yang selalu merendahkannya. Dikelilingi kemewahan yang bukan miliknya, Rendra hanya mengandalkan kecerdasan, ketegasan, dan fisik atletisnya untuk bertahan, sambil bekerja sambilan menjaga warnet.
Hingga suatu malam, takdir—atau lebih tepatnya, sebuah Sistem—memberikan kunci untuk mendobrak dinding kemiskinannya. Mata Rendra kini mampu melihat masa depan 24 jam ke depan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilo Ginting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16. Misi Politik dan Perangkap Keterikatan

Uang tunai Rp500.000.000 terasa berat di dalam ransel yang Rendra sembunyikan di dalam rumah. Itu adalah harga kebebasan dan sekaligus rantai yang mengikatnya pada Tuan Wirawan. Rendra tahu, menerima uang itu berarti ia telah resmi menyatakan perang, dan ia harus menggunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan amunisi intelijen yang tak tertandingi.

Misi Pertama: Memenangkan Kursi Politik

Misi pertama Wirawan sangat spesifik: memastikan kemenangan kandidat Partai Merdeka (PM) dalam pemilihan Gubernur di sebuah provinsi kaya sumber daya. Kemenangan ini akan mengamankan kontrak pembangunan infrastruktur bernilai triliunan rupiah yang menjadi target Wirawan.

Rendra menerima satu set data baru, dikirim melalui saluran yang sangat aman: jadwal kampanye, polling internal, dan—yang paling penting—rencana serangan politik kotor yang akan dilancarkan Wirawan terhadap kandidat lawan, Partai Keadilan (PK).

Serangan itu dijadwalkan akan terjadi dalam tiga hari ke depan: kebocoran skandal finansial palsu yang akan mengguncang rating kandidat Partai Keadilan(PK).

Rendra memfokuskan Visi nya, tidak pada hasil pemilihan, tetapi pada pelaksanaan sabotase itu.

Deg!

Ia melihat Rudi dan anak buahnya tengah mengatur operasi doxing dan penyebaran berita palsu melalui server tersembunyi. Rendra melihat titik kelemahan: server itu rentan terhadap serangan balik dari otoritas keamanan siber. Jika Rendra ingin menghancurkan Wirawan, ia harus membocorkan keberadaan server ini. Namun, itu terlalu cepat.

Rendra menyadari strateginya: Ia harus membiarkan misi Wirawan sukses, tetapi mencatat setiap detail logistik yang bisa ia gunakan sebagai bukti di masa depan. Ia menginvestasikan sejumlah kecil uang di bursa saham yang akan terpengaruh oleh kemenangan Partai Merdeka(PM), untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang kecil, menutupi pergerakannya.

Dalam tiga hari, Rendra memantau pasar dan media. Skandal itu meledak persis seperti yang direncanakan Wirawan. Kandidat Partai Keadilan(PK) anjlok, dan Partai Merdeka(PM) melonjak. Rendra mencatat semua timestamp dan lokasi server yang ia lihat dalam Visi. Ia kini memiliki cetak biru operasi kotor Wirawan.

"Misi berhasil, Tuan Wirawan," lapor Rendra melalui burner phone yang baru ia beli.

"Luar biasa, Rendra. Kau cepat dan efisien. Sekarang, mari kita bicarakan tentang saudara perempuan dari temanmu itu," suara Wirawan terdengar licik.

Menyusup ke Jaringan Elena

Wirawan memberi Rendra misi baru: menjadi asisten analitik bayangan untuk Elena Paramita.

"Elena adalah aset terpentingku dalam hal legalitas dan perizinan. Dia adalah otak di balik holding company kita. Aku ingin kau memastikan semua rencana financial engineering yang dia susun tidak memiliki celah. Kau akan memberinya validasi visi mu. Tetapi, kau tidak boleh menunjukkan bahwa kau mengenalnya," perintah Wirawan.

Ini adalah kesempatan emas. Rendra kini memiliki akses langsung ke otak jaringan Wirawan.

Rendra menerima panggilan dari Elena, yang tentu saja dingin dan formal.

"Aku Elena Paramita. Aku tidak peduli siapa kau atau bagaimana kau bekerja. Kau hanya 'alat' yang disediakan Wirawan untuk memvalidasi angka-angkaku. Kau hanya boleh berkomunikasi melalui email ini, dan jangan pernah menghubungiku dengan cara lain. Paham?" perintah Elena tanpa basa-basi.

Rendra segera dihadapkan pada file rumit pertama dari Elena: Skema Pembelian Lahan Rahasia.

Holding company Wirawan berencana membeli lahan luas di pinggiran kota dengan harga di bawah pasar, yang ia lihat dalam Visi akan segera ditetapkan sebagai zona pembangunan khusus oleh pemerintah provinsi yang baru menang. Sebuah rencana manipulasi properti yang kejam.

Rendra fokus. Ia tidak melihat adanya celah legalitas di skema Elena, yang menunjukkan betapa cerdasnya wanita itu. Namun, ia melihat sesuatu yang lain: Rapat Rahasia.

Dalam Visi nya, Rendra melihat Elena, besok malam, bertemu dengan Ayahnya di sebuah rumah teh tersembunyi. Ayah Clara terlihat panik, memohon pada Elena untuk menghentikan sesuatu.

Titik lemah Elena. Ayahnya dalam masalah, dan Elena yang menjadi perantara Wirawan yang menyebabkannya.

Konflik dan Keterikatan Emosional

Di sekolah, Rendra menjadi semakin protektif terhadap Clara. Ia sering menemaninya, bukan hanya untuk mencari informasi, tetapi karena ia merasa bertanggung jawab atas ancaman yang kini mengintai gadis itu.

Saat Rendra menemani Clara pulang, mereka berdua berjalan melewati sebuah toko buku bekas.

"Aku akan merindukan tempat ini," kata Clara tiba-tiba, matanya sedih.

"Kenapa?" tanya Rendra.

"Ayahku bilang, kami mungkin akan pindah. Tidak tahu pasti. Tapi dia bilang kota ini terlalu... beracun. Dia ingin mencari tempat yang lebih tenang, jauh dari politik kotor," jelas Clara.

Pindah. Rendra merasakan ketakutan yang dingin. Jika Clara pindah, ia akan kehilangan satu-satunya alasan dan jaminan untuk mengendalikan Wirawan. Rendra membutuhkan Clara di kota ini.

"Kau tidak bisa pindah," kata Rendra, refleks, tanpa berpikir.

Clara menoleh, terkejut dengan nada suaranya yang tiba-tiba tegas. "Kenapa? Kau keberatan?"

Rendra berusaha menenangkan diri. "Maksudku... kau punya hidup di sini. Pendidikanmu. Kau harus tetap di sini."

Clara tersenyum lembut, tapi matanya terlihat curiga. "Aku tidak tahu, Rendra. Ayahku terlihat benar-benar takut. Dia bilang, seseorang sedang menarik tali di atas kepalanya. Dan dia tidak bisa melihat tangan siapa itu."

Rendra menatap mata Clara. Dia adalah korban, dan dia adalah salah satu tangan yang menarik tali itu. Rendra merasakan beban moral yang sangat besar.

Aku harus menghentikan rencana pindah ini. Rendra menyadari, ia harus menjadi penyelamat keluarga Paramita, meskipun ia harus berhadapan langsung dengan Elena.

Malam itu, Rendra mengirim email ke Elena, menyertakan validasi sempurna untuk skema lahannya, ditambah sebuah catatan kecil di akhir: "Aku melihat Ayahmu sangat tertekan. Berhati-hatilah dengan pertemuan besok malam."

Ini adalah langkah pertama Rendra. Ia menunjukkan bahwa ia tidak hanya melihat angka, tetapi juga kehidupan pribadinya. Ia menggunakan Visi nya untuk mengirimkan peringatan rahasia yang bersifat pribadi. Rendra tidak berusaha menyenangkan Wirawan. Ia berusaha mendapatkan kepercayaan Elena, karena Elena adalah kunci untuk melindungi Clara.

Rendra tahu, game ini baru saja beralih dari perang finansial menjadi perang psikologis dalam keluarga.

1
BungaSamudra
tulisanmu mengalir kek air. ritmenya pas banget pas dibaca 😍
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir
knovitriana
update
Ken
Tanda bacanya kurang dikit.
Semangat Thor
D. Xebec
lanjut next chapter bang, jadi penasaran gw, btw semangat 👍
D. Xebec
cerita nya menarik, tapi ada beberapa kata yang kurang huruf
D. Xebec
tulisannya masih banyak yang kurang huruf bang, perbaiki lagi, btw cerita nya menarik
Zan Apexion
menarik, Semangat ya👍
Monkey D. Luffy
kurang huruf N nya ini bang🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!