NovelToon NovelToon
Ketika Hati Memilih

Ketika Hati Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Konflik etika / Kontras Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Buna_Ama

Tak pernah terbayangkan dalam hidup Selena Arunika (28), jika pernikahan yang ia bangun dengan penuh cinta selama tiga tahun ini, akhirnya runtuh karena sebuah pengkhianatan.

Erlan Ardana (31), pria yang ia harapkan bisa menjadi sandaran hatinya ternyata tega bermain api dibelakangnya. Rasa sakit dan amarah, akhirnya membuat Selena memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka dan memilih hidup sendiri.

Tapi, bagaimana jika Tuhan mempermainkan hidup Selena? Tepat disaat Selena sudah tak berminat lagi untuk menjalin hubungan dengan siapapun, tiba-tiba pria dari masalalu Selena datang kembali dan menawarkan sejuta pengobat lara dan ketenangan untuk Selena.

Akankah Selena tetap pada pendiriannya yaitu menutup hati pada siapapun? atau justru Selena kembali goyah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Deg!

Jantung Selena berdegup lebih cepat. Tangannya tanpa sadar kembali menggenggam map di pangkuannya, jemarinya sedikit bergetar. Lily menatap Selena lalu memberi anggukan kecil. Tatapannya seolah seperti berkata “kamu bisa.”

Mama Jana meraih tangan putrinya sebentar sebelum Selena benar-benar berdiri. “Tenang sel, tarik nafas.. Ingat kamu gak sendirian, mama dan Lily tungguin kamu disini..hmm?,” bisiknya pelan.

Selena hanya mengangguk seraya menelan ludah dengan susah payah sebelum melangkah masuk bersama pengacaranya, Bu Ratna.

Setelah itu, keduanya berjalan masuk ke dalam ruang mediasi I. Ruangan itu tidak besar, hanya ada satu meja panjang dengan kursi di kedua sisi, serta seorang mediator yang duduk di tengah-tengahnya. Beberapa berkas sudah tertata rapi di atas meja.

Dan di sisi seberang mediator duduklah Erlan dengan ditemani oleh pengacaranya. Pria itu tampak menunduk, mengenakan kemeja biru muda dan wajah yang lebih tirus dari terakhir kali Selena lihat. Tatapannya sempat terangkat sekilas, cukup untuk membuat dada Selena kembali sesak.

“Silakan duduk, Ibu Selena,” suara mediator memecah keheningan. “Hari ini kita akan coba menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan. Semoga tidak perlu sampai tahap selanjutnya, ya.”

Selena hanya mengangguk, suaranya tercekat. Ia lantas segera duduk didampingi oleh Bu Ratna. Sementara disebranganya, Erlan menelan ludah pelan, pria itu tampak gugup.

Mediator membuka berkas di depannya, lalu menatap Selena dan Erlan secara bergantian.

“Baik, kita mulai proses mediasi ini. Saya harap Bapak dan Ibu bisa menyampaikan keinginan masing-masing dengan tenang dan terbuka.”Kata mediator menjeda ucapannya seraya membenarkan letak kacamata nya.

"Sebelum masuk ke pokok permasalahan, saya ingin mengingatkan, tujuan dari mediasi ini adalah mencari jalan tengah terbaik bagi kedua belah pihak, tanpa tekanan, tanpa paksaan.”Sambungnya

Selena hanya mengangguk kecil. Di sampingnya, Bu Ratna duduk dengan tenang, sesekali menatap Selena, memastikan kliennya itu baik-baik saja.

Erlan juga mengangguk singkat, ekspresinya nyaris tak terbaca. Tangannya bertaut di atas meja, tapi rahangnya terlihat menegang.

Mediator menatap lagi bergantian antara keduanya. “Baik, dari pihak Ibu Selena, mungkin bisa menjelaskan dulu alasan utama yang mendasari pengajuan gugatan ini.”

Selena menelan ludah, lalu menatap sekilas ke arah Bu Ratna. Dan, pengacaranya itu memberi isyarat halus agar ia berbicara.

“Saya rasa… pernikahan kami sudah tidak bisa dipertahankan lagi, Pak. Dan, juga tidak ada yang bisa dibenahi lagi. Saya hanya ingin semuanya selesai dengan baik.”Jawab Selena dengan suara yang terdengar lirih dan bergetar

Ruangan kembali sunyi beberapa detik. Mediator mengangguk paham seraya mencatat sesuatu di berkasnya.

“Baik. Lalu dari pihak Bapak Erlan, apakah ada tanggapan?”

Erlan menarik napas panjang sebelum menjawab. "Tidak ada, Pak. Kalau memang itu keputusan Selena… saya menghormatinya.”

Jawab Erlan singkat, tapi cukup untuk membuat dada Selena terasa sesak lagi. Ia menunduk, menghindari tatapan pria yang dulu sangat ia cintai itu.

Jari-jemarinya saling menggenggam erat di atas pangkuan. Ruangan itu terasa terlalu sunyi, sampai bunyi ketukan pena mediator di meja pun terdengar jelas.

“Baik…” ucap mediator pelan lalu kembali menatap kedua belah pihak secara bergantian. “Kalau begitu, karena tidak ada keberatan dari pihak suami, maka hasil mediasi hari ini akan kami catat sebagai gagal damai. Proses selanjutnya akan dilanjutkan ke tahap sidang perceraian.”

Bu Ratna mengangguk kecil, mencatat cepat di kertas di depannya. “Baik, Pak. Terima kasih atas waktunya,” ujarnya sopan.

Sementara di sisi lain, pengacara Erlan seorang pria muda berkacamata dengan jas abu-abu juga membungkuk singkat memberi hormat.

Erlan hanya diam. Ia sempat melirik ke arah Selena, tapi wanita itu tak mengangkat wajahnya sedikit pun. Sorot matanya tetap jatuh ke lantai, seperti ingin segera mengakhiri semua.

Mediator menutup berkas di depannya. “Baik, sidang mediasi dinyatakan selesai. Terima kasih atas kerja samanya.”

Begitu kalimat itu terdengar, Selena berdiri perlahan seraya menarik napas panjang, lalu menatap Bu Ratna.

“Sudah selesai kan Bu?” tanyanya pelan.

Bu Ratna mengangguk lembut. “Iya, Sel. Setelah ini tinggal menunggu jadwal sidang resmi. Kamu udah hebat hari ini, bisa tenang sampai akhir.”

Selena tersenyum samar, tapi penuh kegetiran. “Terima kasih, Bu Ratna.”

Lalu, tanpa menoleh lagi ke arah Erlan, ia melangkah keluar dari ruangan itu dengan langkah perlahan.

Begitu pintu tertutup, barulah Selena berani mengembuskan napas panjang. Rasanya seperti baru saja menurunkan beban yang selama ini menekan dadanya.

Melihat Selena keluar dari ruang mediasi, Lily dan Mama Jana langsung berdiri dari kursinya.

"Sel..” panggil Lily pelan bercampur khawatir.

Selena hanya menatap sekilas, lalu tersenyum samar. “Udah, Ly… Semuanya selesai.”ucapnya lirih nyaris seperti bisikan, tapi cukup untuk membuat Lily dan Mama Jana sama-sama menghela napas lega.

Mama Jana segera menghampiri Selena menggenggam tangan putrinya erat. “Kamu hebat, Nak. Mama tahu ini nggak mudah buat kamu, tapi kamu bisa lewatin.”

Selena mengangguk pelan. “Iya, Ma… rasanya kayak mimpi. Tapi setidaknya sekarang aku tahu… semuanya bener-bener udah selesai.”

Lily menepuk pundaknya pelan. “Ayo, kita keluar dulu. Udara di luar pasti lebih enak daripada di ruangan ini.”

Selena tersenyum kecil, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar mama Jana, Lily dan juga Bu Ratna. Setiap langkah yang Selena pijakkan terasa ringan tapi juga aneh, seperti campuran antara lega dan perih yang sulit untuk dijelaskan.

Begitu melewati halaman depan gedung pengadilan, ia berhenti sebentar. Angin siang menerpa wajah cantiknya. Selena mendongak menatap langit yang mulai cerah, lalu mengembuskan napas panjang.

“Mungkin… ini benar-benar awal yang baru,” gumamnya pelan.

.

Tepat saat Selena baru saja melangkah pergi, pintu ruang mediasi kembali terbuka. Erlan keluar bersama pengacaranya. Wajahnya tampak lelah, dasinya sedikit longgar, dan langkah kakinya pun berat.

Pria paruh baya berkacamata yang menjadi pengacara Erlan itu menoleh menatap kliennya sambil menghela napas. “Saya heran dengan Pak Erlan. Kalau Bapak masih mencintai Bu Selena, kenapa tidak mencoba mempertahankannya?”ujarnya keheranan

Erlan terdiam. Pandangannya kosong menatap lantai berubin putih di bawah kakinya. Bibirnya terbuka, tapi tak satu kata pun keluar. Ia hanya menarik napas panjang, lalu menggeleng pelan.

“Kadang… cinta aja tidak cukup, Pak Herman” katanya lirih.

Pak Herman, pengacaranya itu menatapnya Erlan lama, lalu mengangguk pelan seolah mengerti. “Kalau begitu, semoga Bapak tidak menyesal.”

Erlan tak menyahut, ia menatap sekilas ke arah pintu keluar di mana sosok Selena baru saja berlalu, beriringan dengan mama Jana dan Lily, sedangkan Bu Ratna pengacaranya terlihat memisahkan diri dari Selena.

"Sel, aku merindukan mu...." bisiknya pelan dalam hatinya

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! Like, vote dan komen.. Terimakasih ❤️🎀

1
Dew666
👍👍👍👍
aleena
ya beginilah jika urusann rumah tangga dicampur dgn tanggung jawab kerja 🤭

seperti diriku jika masalah keungan tipis bahkan tak ada bayangan
Maka lampirku datang 🤣🤣🤣
Dewi Anggya
waaah masa lalu dtg menghampiri Selena...
aleena
ya terkadang perpisahan yg menyakitkan adalah tanpa kabar berita,,
dan sekarang datang
aleena: jaelangkung🤣🤣🤣
total 2 replies
Rida Arinda
jodoh pasti kembali 🤗🤗🤗
Jingga Pelangi
Cakra Maheswara dan Raja M apakah masih saudara
vnablu
wahh ternyata jodohnya Selena Cakra 😄😄
Reni Septianing
lanjut Thor..
partini
komen apa yah , belum ada sesuatu yg bikin jari jemari ku gatal untuk menulis kata kata mutiara 😂😂
Buna_Ama 🌹: tahan dulu yaa, lagi siapin boom biar komennya nanti makin nampil 🤣🤣
total 1 replies
Kusii Yaati
nggak usah malu,ya kan emang jalang istri kedua kau...jalang berkedok perawat tepatnya 😏
Dewi Anggya
SePD ituuuu kamu Vera dgn penampilanmu yg preeeeeeet gtu🤕
Buna_Ama 🌹: ngakak aku baca komennya 🤣🤣
total 1 replies
vnablu
perempuan gila si Vera ini selalu bikin naik darah readers 🤭🤭
Rida Arinda
Selena resmi jd jahe (janda herang) 🤭ya ampun apa pelakor begitu ya sikap nya klo menang dri istri sah 😲😲😲🙈🙈🙈
Rida Arinda: bening Buna 😁
total 2 replies
Rida Arinda
setuju Buna masalahnya clear gx bertele-tele jd gx ksono kmri cepet deh putusannya 👌🏻👌🏻
Dew666
🥰🥰🥰🥰
partini
gimana konsep babang kalau istri mengisi hari hari kamu ga bakalan selingkuh lah,, selamat yah dapat perek alias lacurrrr
partini: wkwkkwk ga mungkin si wanita cuma ngangkang doang kan Thor
di kasih berlian malah pilih batu kerikil silakan di nikmati hari hari mu tapi an kamfreeet
total 6 replies
vnablu
lanjut bunaa💪💪😄
Buna_Ama 🌹: napas dulu 😅
total 1 replies
Dew666
Aku lebih penasaran kehidupan erlan dan istri barunya setelah cerai 🔥🔥🔥
Dew666
💥👄🥰
dyah EkaPratiwi
penyesalan Erlan semakin dalam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!