NovelToon NovelToon
Istri Hasil Taruhan

Istri Hasil Taruhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Kehidupan di Kantor / Pernikahan Kilat / Cerai / CEO / Playboy
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arandiah

Kanaya terkejut saat bosnya yang terkenal playboy kelas kakap tiba-tiba mengajaknya menikah. Padahal ia hanya seorang office girl dan mereka tak pernah bertatap muka sebelumnya. Apa alasan pria itu menikahinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arandiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam pertama 2

"Naya..." bisiknya, kali ini menggunakan nama panggilannya.

Naya tidak menjawab. Dia hanya balas menatapnya. Air mata masih menggenang di pelupuk matanya, tapi tidak jatuh.

Perlahan, sangat perlahan, Naya mengangkat tangannya yang gemetar. Bukan untuk mendorong. Dia menyentuh wajah Arjuna.

Pria itu kaget, seolah sentuhan Naya menyetrumnya. Naya sendiri terkejut dengan keberaniannya. Jari-jarinya menyentuh rahang pria itu yang kaku, merasakan tekstur kasar sisa cukuran sore tadi.

"Ini... nyata," bisik Naya, lebih pada dirinya sendiri. Panas, bernapas, dan nyata. Tidak lagi terasa jauh seperti bayangan dingin di rumah mereka.

Sentuhan itu menghancurkan sisa kendali diri Arjuna.

Dengan geraman rendah, dia mencium Naya lagi. Kali ini, ciuman itu tidak terburu-buru. Ciuman itu dalam dan rakus. Lidahnya meminta masuk, dan Naya membiarkannya.

Naya tidak bisa fokus pada apa pun lagi. Hanya ada rasa bibir Arjuna, aroma tubuhnya, dan panas kulit mereka yang bersentuhan. Tangan Arjuna kembali bergerak, kali ini lebih berani. Satu tangan melingkari pinggangnya, menariknya lebih dekat, sementara tangan yang lain bergerak ke bawah, memegang pinggulnya.

Naya terengah saat jari-jari pria itu menekannya. Pakaian sutra dan renda itu kini terasa sangat mengganggu.

Arjuna sepertinya merasakan hal yang sama. Dia mundur sedikit, hanya untuk bernapas. "Buka," perintahnya, suaranya parau.

Naya tidak mengerti.

Arjuna menarik kaus oblong abu-abu yang dipakainya ke atas kepala, lalu melemparkannya ke lantai.

Naya menahan napas.

Di bawah lampu tidur yang remang-remang, tubuh Arjuna terlihat jelas. Bahu lebar, dada bidang, dan otot perut kencang yang tadi pagi hanya tertutup tetesan air, kini terlihat semua.

Dia kembali mendekat, dan Naya bisa merasakan panas kulitnya yang telanjang menyentuh tubuh Naya yang masih berpakaian.

"Sentuh aku, Kanaya," bisik Arjuna, membimbing tangan Naya ke dadanya.

Jari-jari Naya gemetar hebat saat menyentuh kulit yang panas dan kencang itu. Dia merasakan detak jantung Arjuna berdebar kencang di bawah telapak tangannya, sama kencangnya dengan detak jantungnya sendiri.

Pria itu memejamkan mata sejenak, menikmati sentuhan itu. Lalu, dia bergerak.

Dia menyingkirkan sisa pakaian mereka dengan cepat, nyaris kasar. Naya memekik pelan saat merasakan udara dingin, tapi langsung digantikan oleh kehangatan tubuh Arjuna yang menindihnya.

Dia berat. Berat dan panas.

Naya menatap wajahnya. Mata mereka saling mengunci. Di mata hitam itu, Naya tidak lagi melihat kebencian. Dia hanya melihat gairah besar di matanya.

Arjuna bergerak di antara kedua kakinya, dan Naya langsung menegang panik.

"Sshh," desis Arjuna, sepertinya tahu Naya takut. Dia menunduk dan mencium kening Naya. "Jangan takut. Rasakan saja aku. Aku akan pelan-pelan."

Dia menopang berat badannya. Dia menatap Naya lama, seolah sedang menghafal wajahnya.

Lalu, dia bergerak.

Naya terkesiap kaget saat Arjuna menyatukan tubuh mereka. Ada rasa sakit yang tajam, membuatnya menjerit tertahan dan mencengkeram lengan Arjuna dengan kuku-kukunya. Air matanya yang tadi ditahannya akhirnya tumpah.

Arjuna berhenti bergerak. "Naya?" dia menggeram, kaget.

Naya terlalu malu untuk menjawab. Dia hanya menggeleng, air mata mengalir ke pelipisnya.

Arjuna menatapnya, dan raut wajahnya berubah. Dia seperti baru sadar. Dia mengumpat pelan. Dia mengira... Ah, dia tidak peduli apa yang dia kira.

Dia diam beberapa saat, membiarkan tubuh mereka terbiasa. Dia menunduk dan menyeka air mata Naya dengan ibu jarinya. "Maaf," bisiknya, suaranya terdengar aneh, hampir lembut.

Dia mulai bergerak lagi, tapi kali ini, sangat pelan dan hati-hati.

Rasa sakit itu tidak langsung hilang, tapi pelan-pelan berkurang, digantikan oleh perasaan baru. Perasaan aneh seperti ada sengatan listrik kecil.

Arjuna kembali menciuminya, mencoba mengalihkan perhatiannya. Ciuman di bibir, pipi, dan kelopak matanya yang basah. Dia berbisik di telinganya, mengucapkan kata-kata yang tidak Naya mengerti, kata-kata yang menenangkan tapi juga memabukkan.

Gerakan Arjuna mulai bertambah cepat. Perlahan, tapi pasti. Naya merasa sensasi itu mengambil alih tubuhnya.

Logikanya sudah tidak berfungsi. Yang tersisa hanyalah insting.

Dia mulai mengikuti gerakan Arjuna. Tangannya yang tadi mencengkeram kesakitan, kini memeluk punggung pria itu, merasakan otot-ototnya yang menegang. Kakinya yang tadi kaku, kini melingkar di pinggang Arjuna, menariknya lebih dalam.

Arjuna mengerang. Suaranya dalam dan berat. Kemudian ia bergerak lebih cepat lagi.

Ruangan itu kini hanya terisi suara napas mereka yang terengah-engah dan gesekan seprai. Hawa panas di antara mereka membakar habis sisa rasa takut Naya.

Rasa sakit itu telah hilang total. Yang tersisa adalah... sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat seluruh tubuh Naya menegang, dimulai dari titik di mana mereka bersatu, lalu menjalar seperti api ke mana-mana.

"Arjuna..." Naya memanggilnya, suaranya serak.

"Aku di sini," jawab Arjuna, napasnya memburu. Dia menunduk, menatap lurus ke mata Naya. "Lihat aku, Naya. Tetap bersamaku."

Naya tidak bisa melihat apa-apa lagi selain mata Arjuna. Rasa tegang itu semakin menjadi-jadi, semakin kuat, sampai Naya tidak tahan lagi. Dia mencengkeram seprai di bawahnya.

"Mas... aku... aku tidak..."

"Biarkan saja," geram Arjuna. "Lepaskan."

Dan kemudian, Naya mencapai puncaknya.

Rasa tegang itu pecah dalam gelombang kenikmatan luar biasa. Rasanya seperti ada cahaya putih meledak di balik kelopak matanya. Tubuhnya menegang kaku, dan dia mendengar suara jeritan—mungkin suaranya sendiri.

Guncangan di tubuh Naya memicu reaksi Arjuna. Dengan satu erangan napas yang dalam, tubuh pria itu menegang kaku di atasnya. Dia membenamkan wajahnya di leher Naya, tubuhnya bergetar hebat saat dia juga mencapai puncaknya.

Selama beberapa saat, mereka hanya diam seperti itu. Seolah waktu berhenti.

Hanya napas Arjuna yang panas di kulit Naya yang terasa nyata. Tubuh pria itu, yang masih di dalam tubuhnya, terasa berat, tapi anehnya terasa aman.

Perlahan, kesadaran mereka kembali.

Suara jarum jam di dinding. Udara dingin AC yang mengenai punggung mereka yang berkeringat.

Arjuna yang pertama bergerak. Dia mengangkat kepalanya, ototnya masih tegang. Dia menatap Naya, tapi api di matanya sudah padam. Yang tersisa hanya lelah, dan... sesuatu yang lain. Sesuatu yang Naya tidak mengerti. Kaget? Menyesal?

Dia menarik dirinya dari tubuh Naya dengan satu gerakan cepat. Naya langsung merasa hampa dan kedinginan.

Tanpa bicara, Arjuna berguling ke sisinya, membelakangi Naya.

Dia meraih selimut dan menariknya, menutupi tubuhnya sendiri. Dia membiarkan Naya telanjang dan gemetar di atas seprai yang berantakan.

Naya berbaring diam, menatap langit-langit kamar yang gelap. Tubuhnya terasa sakit, lelah, dan lengket. Tapi hatinya terasa lebih sakit.

"Istirahatlah, Nay."

1
Amelia Kesya
hadir thor,filingku mengatakan klu dua temannya juna ingin menghancurkannya melalui taruhan sialan itu.
Arandiah: hmm bisa jadi 😄
total 1 replies
partini
OMG gila kamu Jun anak sendiri loh jadi taruhan ,,kemenangmu awal kehancuran mu Jun
biar stres semoga Naya pergi jauh ke kampung biar tambah edan
partini
lah kan. nya dah bilang ga pakai pengaman aduh tuan Juna ini
Arandiah: udah kebelet 😌
total 1 replies
Apis
dari dan ia ko gant Kanaya thor
Arandiah: lupa ka😭
total 1 replies
partini
good story
partini
maksih ya Thor udah mau melanjutkan di sini biarpun Tidak ada reward alias gratis
udah akua hapus dari daftar favorit kemarin
Arandiah: sama-sama kak 💕
total 1 replies
partini
aihhhhh kenapa dari awal nulis disini Thor kalau Endingnya pindah
partini: ohh iya kah ,wah so happy Thankyou Thor 🙏
total 3 replies
partini
yakin bisa berbagi peluh Dengan wanita lain,,Naya menghantui mu loh rasa bersalah mu
Ayu Putri
bagus lah nay,sukur2, lgsung hamil😄😄🤭🤭
Ayu Putri: bisa jadi seneng bahagia dia mba😄😄
total 2 replies
partini
selamat ya jun kamu dah menang taruhannya,,
partini
itu belum seberapa nanti kalau kamu tau cuma buat taruhan
Ayu Putri
aahhhh akhirnya ehem ehem😄😄🤭🤭
Ayu Putri
uuhhuuuyy sebentar LG Naya ehem ehem🤣🤣🤣🤣
partini
bentar lagi kemenangmu jun ,semoga di hari itu jg hari penyesalan mu
partini
dan di saat itu jg kau kehilangan Naya wanita yg sudah masuk di hatimu tanpa kau sadari ,,hemmmmm Naya ihhh gumusnm kenapa kamu ikut gang 1/2 ons
partini
semoga Kanaya tau kalau di itu cuma baut taruhan saja,di kala hadiah taruhannya udah dapat kamu pergi dengan hati lega nay,cukup selembar surat perpisahan untuk suamimu EGEB mu itu
partini
bisa menari nari terus tuh bayangkan body sexsoy istri nya
Ayu Putri
udh bagus Dania sempetin bikinin sarapan buat km loh arjuna
partini
sekarang benci nanti bucin kalau orang dah pergi ,, upgrade Thor jangan terlalu polos ini terlalu polos Ampe mendekati OON 😂
Arandiah: siap kak 😄
total 1 replies
partini
hemmm Casanova toh,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!