ini karya kelima author, mohong dukungan nya ya....
****************
Namira dan ketiga anak nya merupakan keluarga yang sangat harmonis dan termasuk keluarga berada, namun juga memiliki banyak musuh.
Namira dan Zaidan Alghifari di karuniai tiga orang anak yang sangat kuat dan hebat, namun semua tidak ada yang tau bahwa tiga anak tersebut merupakan anak anak mereka karna mereka tidak ingin musuh mereka mengincar anak anak mereka meskipun itu sangat mustahil dan lambat laun pasti musuh mereka akan mengetahui nya.
Meskipun putri sulung mereka berjarak satu tahun dengan kedua putra mereka, namun mereka meletakkan dalam satu kelas yang sama agar bisa saling menjaga dan melindungi dan itu atas permintaan kedua putra mereka yang ingin selalu berada di dekat sang kakak.
meskipun tanpa suami, Namira dan ketiga anak nya tetap bisa hidup dengan baik hingga namira menikah dengan pria baik.
semoga suka ya, terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AZRA SL 17 ^^abang pulang^^
Di kamar Zenkai, Zenkai dan ke empat saudara nya sedang berkumpul sedangkan Izan sudah tidur lebih dulu di kamar baru nya.
Zavier dan Zenkai sudah menyadap ponsel sang daddy serta mengawasi gerak gerik daddy nya sendiri sejak setelah kedatangan Diza waktu itu.
"dasar, ck astaghfirullah" kesal Zayyan yang tertahan karna bagaimana pun juga dia tetaplah daddy nya meskipun hanya daddy tiri.
"maafkan kami neng aa" ucap Zenkai.
"kenapa harus abang yang minta maaf? Kalian memang putra nya tapi juga tidak seharus nya minta maaf atas nama nya, yang salah di sini daddy bukan kalian jadi gak perlu minta maaf dan yang harus minta maaf adalah daddy" ujar Aqizah.
"abang di pihak mana, daddy atau bunda?" tanya Rayyan.
"pilihan yang sulit memang, tapi abang memilih bunda" jawab Zavier.
"baiklah, neng gak akan sungkan lagi sama daddy" ucap Aqizah.
"maksud neng apa?" tanya Zenkai.
"bunda sudah pernah di sakiti dan ini untuk yang kedua kali nya setelah ayah wafat" jawab Aqizah.
"jadi sebelum daddy bunda juga pernah di sakiti?" tanya Zavier.
"iya, beruntung dia masih belum jadi ayah kami waktu itu karna dia hanya menginginkan harta bunda saja tidak benar benar cinta bunda dan yang paling parah nya buat bunda nangis" jawab Rayyan.
"wah berani banget tuh orang bikin bunda nangis, siapa dia?" tanya Zavier.
"nama nya om danu. Karna udah bikin bunda nangis, neng jadi marah dan hilang kendali waktu itu" jawab Zayyan.
"jangan bilang dia udah...."
"sayang nya bang Zen benar, bunda dan kami kewalahan nenangin neng hingga buat dia ma** baru neng pingsan"
"kalian dan bunda gak bisa nenangin neng, terus kalo neng dulu kayak gitu siapa yang nenangin?"
"dulu ada ayah jadi ayah yang selalu nenangin neng"
"ya sudah sana gih tidur, besok masih sekolah"
"oke, selamat malam bang Zen"
"selamat malam"
Mereka pun kembali ke kamar masing masing, sedangkan Zenkai pun langsung mengunci pintu nya dan tidur di kasur sambil menatap langit langit kamar nya.
"kalo daddy sampe buat bunda nangis, maka putramu ini sendiri yang akan memberi pelajaran padamu" gumam Zenkai yang kemudian terlelap.
...****************...
...****************...
Pukul 3 dini hari, Aqizah terbangun karna mendengar suara tangisan seseorang dan ia melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul 3 pagi.
(siapa ya yang nangis? Sebentar, kok kayak kenal ya sama suara nya. Bunda) batin Aqizah.
Aqizah pun bergegas berwudhu dan keluar kamar untuk melihat keadaan bunda nya yang ternyata menangis di musholla, ia pun perlahan menghampiri nya.
"bunda" panggil Aqizah.
"eh neng udah bangun?" tanya Namira sambil cepat cepat mengusap air mata nya dan menghadap ke putri sulung nya.
"iya bunda, bunda kenapa?"
"maaf ya sayang kalo suara bunda membangunkanmu"
"tidak apa apa bunda, bunda kenapa menangis? Coba cerita sama neng"
"bunda gak papa sayang, bunda cuma rindu ayah"
"bunda, aku putrimu jadi Aqiz tau bagaimana bunda. Apa karna daddy bunda?"
"g...gak, bukan daddy kok"
"bunda...."
Aqizah tidak bisa melanjutkan perkataan nya karna ia sudah menangis sambil terus menatap bunda nya yang juga kembali meneteskan air mata karna melihat nya menangis.
"maaf sayang, jangan menangis, bunda gak papa kok jadi jangan khawatir ya"
"bunda kenapa?" pertanyaan itu kembali terlontar dari mulut putri nya namun kali ini Namira diam.
"daddy minta izin sama bunda buat nikah lagi setelah bunda melahirkan sayang, bunda gak setuju sayang bunda gak mau di poligami apalagi yang mau daddy nikahi adalah mantan istri nya sayang. Bunda tau bagaimana sifat nya karna dulu dia kakak kelas bunda. Bunda mohon sama kamu jangan apa apa kan daddy ya sayang"
"Aqiz gak janji bunda, tapi Aqiz gak akan kayak dulu lagi bunda. Kami sudah berjanji pada ayah bunda agar tidak membiarkan bunda menangis kecuali menangis bahagia"
Namira pun hanya tersenyum saja karna bila di cegah lagi pun tak bisa, ia mengecup kening putri nya dengan sayang. Adzan subuh pun berkumandang, mereka pun melaksanakan sholat subuh hanya berdua saja setelah itu mereka mengaji sebentar lalu membangunkan yang lain nya.
Setelah membangunkan yang lain nya, Aqizah pun mengajak sang bunda untuk tidur kembali bersama nya dan tentu saja di kamar nya karna ia yakin bunda nya lelah habis menangis lama tadi.
Jam 6 pagi Aqizah terbangun dan mendapati bunda nya yang masih tertidur lelap di samping nya, ia pun turun dari kasur perlahan agar tidak membangunkan bunda nya lalu ia mandi dan bersiap sekolah.
Di ruang makan sudah ada daddy dan kelima saudara nya yang sedang menunggu nya.
"loh neng, bunda mana?" tanya Zafran.
"tidur" jawab Aqizah singkat dan tanpa melihat sang daddy alias cuek.
"kenapa tidak di bangunkan neng?" tanya Zenkai.
"biarkan saja dulu bang, bunda capek"
"baiklah, ayo makan"
Mereka pun makan dengan tenang apalagi Aqizah yang terlihat sangat bad mood pagi ini dan membuat suasana di meja makan jadi sedikit mencekam bahkan Zafran merasa merinding melihat putri sulung nya itu.
(gak biasa nya Aqizah begini apalagi sampe mengeluarkan aura seperti ini) batin Zafran.
(neng kenapa ya?) batin Rayyan.
(terakhir kali neng seperti ini saat waktu itu, apa jangan jangan....) batin Zayyan.
(ngeri juga aura adek gue yang satu ini sampe merinding gue) batin Zavier.
(apa ada sesuatu yang membuat nya sangat bad mood pagi ini?) batin Zenkai.
Di saat yang lain sibuk dengan pikiran masing masing sambil makan, Izan yang duduk di samping Aqizah pun langsung berdiri lalu memeluk dan mencium pipi Aqizah.
"bang Iz, cepat duduk di tempatmu dan jangan seperti ini nanti kamu jatuh gimana hm" ucap Aqizah.
"jangan gitu lagi, Iz takut"
"iya neng gak gitu lagi, sekarang duduk dan makan makananmu lagi oke"
Selesai makan, Aqizah pun meminta pada bik Rati untuk menjaga dan memberi sarapan pada bunda saat bangun nanti dan tak lupa ia juga meminta pada Izan untuk menghibur nya.
Mereka pun berangkat sekolah bersama, dan Zafran juga berangkat ke kantor nya serta menyuruh asisten nya untuk memindahkan nama pemilik perusahaan menjadi atas nama putra sulung nya sesuai permintaan putra nya tadi malam.
Sesampai nya di sekolah, Aqizah tiba tiba langsung memeluk kekasih nya dan menenggelamkan wajah nya di dada bidang kekasih nya, siapa lagi kalo bukan Alva. Meskipun Alva kebingungan namun ia tetap membalas pelukan Aqizah dan bertanya pada sahabat nya dan si kembar, tapi mereka hanya mengedik kan bahu nya sambil menggelengkan kepala nya.
"are you okey sister?" tanya Zenkai.
Kemudian Aqizah beralih memeluk Zenkai seperti saat tadi ia memeluk kekasih nya lalu menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Zenkai tadi.
"why?"
"because daddy, bunda crying because daddy want merried with your mommy"
"nanti kita bahas oke, sekarang kita masuk dulu yuk" ucap Zenkai yang menahan amarah nya.
Bagaimana tidak, daddy nya sendiri yang membuat bunda nya menangis karna permintaan daddy yang ingin kembali menikahi mommy nya hanya karna masih mencintai mommy nya. Tidak hanya Zenkai saja yang marah, Zavier dan si kembar juga marah tapi mereka harus menahan nya karna masih di lingkungan sekolah.
...****************...
...****************...
Tak terasa sudah waktu nya pulang, guru yang mengajar pun mempersilahkan para murid nya untuk pulang dan ia juga pamit undur diri karna waktu mengajar nya telah usai. Aqizah dkk, Alva dkk (termasuk si kembar) dan Hauna dkk pun hendak pulang ke kediaman masing masing.
Tiba tiba ponsel Alva berdering dan tertera nama seseorang yang sudah lima tahun ini ia rindukan meskipun ia selalu bertukar kabar dengan nya baik dengan telpon atau berkirim pesan, namun satu tahun terakhir ini sudah tidak pernah bertukar kabar lagi dan baru kali ini ia di hubungi kembali oleh nya.
[assalamualaikum]
[waalaikumsalam, jemput gue di bandara sekarang]
[pulang lo?]
[gak cuma jasad nya doang yang pulang]
[oh oke, bentar lagi jasad nya gue jemput]
[dasar kagak ada akhlak lo ya]
[salah sendiri. Entar gue jemput dan jangan protes kalo gue lama]
Alva pun mematikan telpon nya secara sepihak membuat seseorang di sebrang sana kesal akan kelakuan Alva, namun kemudian tersenyum karna ia tau pasti Alva kesal karna satu tahun terakhir ini ia tidak menghubungi dan memberi nya kabar sama sekali atau bisa di katakan lost kontak.
"say, kamu mau ikut aku gak?" tanya Alva.
"ke mana?" tanya balik Aqizah.
"jemput seseorang di bandara"
"boleh deh. Abang aa, neng izin ikut bang Alva ya"
"oke boleh, yang penting jangan malem malem pulang nya. Kita titip Aqiz ya Al" ucap Zenkai.
"oke, kamu pulang dulu terus siap siap nanti aku jemput"
"oke"
"Zil, gue titip cafe sehari ini aja ya"
"oke, lo tenang aja, aman itu"
Setelah itu mereka pulang ke kediaman masing masing. Sesampai nya di mansion, seperti yang di katakan Alva Aqizah langsung bergegas pergi ke kamar nya untuk bersiap karna tak ingin membuat kekasih nya menunggu lama nanti nya bahkan ia sampai tidak menyadari bahwa bunda, nenek dan Izan berada di ruang keluarga yang melihat nya heran.
"ada apa dengan neng? Kok keliatan buru buru gitu, tidak biasa nya" ujar Namira heran.
"neng di ajak bang Alva buat jemput seseorang di bandara bun" jawab Zayyan.
"oh pantesan neng buru buru, apa sekarang jemput nya?"
"iya bun, mungkin sebentar lagi Alva jemput" jawab Zavier.
"ya sudah, kalian ganti baju gih, kalian kan juga mau pergi kerja"
"baik bun"
Tak lama terdengar suara klakson mobil dari luar dan bertepatan dengan Aqizah yang baru saja turun.
"bunda maaf tadi neng gak keliatan bunda sama yang lain karna neng lagi buru buru, neng izin keluar sama bang Alva dulu ya bun"
"iya gak papa, jangan pulang terlalu malam"
"iya bun assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Aqizah pun keluar dan langsung masuk ke mobil kekasih nya yang berhenti tepat di depan mansion nya, setelah kekasih nya masuk dan duduk dengan nyaman serta sudah memakai sabuk pengaman pun langsung menjalankan mobil nya.
"siapa yang kita jemput say?"
"nanti aku kenalkan di sana saja ya. Oh ya, ummaku memintaku untuk mengajakmu makan malam di mansion, kamu gak keberatan kan say"
"kok mendadak? Aku gak bawa apa apa loh say"
"ya gak usah bawa bawa, bawa diri kamu aja udah cukup"
"ya gak enak dong say, masa berkunjung ke orang tuamu gak bawa apa apa"
"ya sudah nanti sepulang nya dari jemput kita mampir buat beli sesuatu buat orang tuaku"
"terima kasih say"
"sama sama"
💐💐💐💐💐💐
Di sebuah bandara, terdapat dua orang berbeda jenis sedang menunggu jemputan mereka. Mereka baru saja lulus kuliah di luar negri dan mereka juga merupakan sepasang kekasih, karna cewek nya sudah tidak memiliki siapa siapa lagi di sana jadi si cowok mengajak nya untuk tinggal di negara kelahiran nya.
Ya, si cewek merupakan orang negara B karna ibu nya asli negara tersebut sedangkan ayah nya sama seperti cowok nya yakni asli negara S dan setelah menikah ayah nya menetap di negara ibu nya hingga akhir hayat mereka.
"kamu capek gak yang?" tanya si cowok.
"biasa aja yang" jawab si cewek.
"aku tau kamu capek, maaf ya adekku lama jemput nya"
"gak papa, lagian adek kamu pasti baru pulang sekolah tadi"
"iya sih"
Tak lama ponsel si cowok bergetar dan sebuah pesan dari adek nya masuk dan isi pesan tersebut adalah adek nya telah sampai di depan, si cowok pun langsung mengajak kekasih nya dan mengatakan bahwa adek nya telah sampai di depan.
Kemudian ia pun dapat melihat adek nya yang tak lain adalah Alva yang tidak sendiri melainkan bersama seorang cewek, ia dan kekasih nya pun segera menghampiri mereka.
"assalamualaikum, lama banget lo"
"waalaikumsalam, kan udah gue bilang kalo gue lama"
"hm, dia cewekmu?"
"hm, say kenalin ini anak nya abah dan umma yang pertama"
"abang kamu berarti say"
"bukan, mana ada abang yang lupa kalo masih punya adek"
"hush...gak boleh gitu sama abang sendiri, mungkin abangmu sibuk di sana"
"cih sibuk apa nya, dia selalu ngasih kabar ke abah dan umma. Emang dia hilang ingatan, kalo iya, kenapa cuma aku yang di lupain sedangkan abah dan umma di ingat"
Si cowok yang merupakan abang Alva hanya diam mendengarkan semua ucapan Alva yang memang benar ada nya, dan ia sama sekali tidak hilang ingatan melainkan sengaja tidak memberikan kabar pada adek nya karna ia pikir adek nya akan sibuk dengan kekasih nya namun ternyata ia salah. Aqizah dan kekasih abang Alva juga diam, hingga tiba tiba abang Alva langsung memeluk Alva membuat Alva terdiam sejenak lalu membalas pelukan abang nya dan menyembunyikan wajah nya serta menangis di pundak abang nya.
"maafin abang ya, ini salah abang yang sengaja gak ngasih kabar ke lo karna abang pikir lo gak mau di ganggu karna udah ada pacar lo"
Aqizah yang mendengar ucapan abang kekasih nya pun jadi merasa bersalah, karna diri nya Alva jadi tidak bisa bertukar kabar lagi dengan abang nya. Sedangkan Alva yang juga mendengar ucapan abang nya pun langsung melepas pelukan abang nya dan melihat ke arah kekasih nya.
"kenapa? Masih marah sama abang?" tanya abang Alva dan langsung mendapat tatapan tajam dari Alva.
"mampus, salah ngomongkan gue" gumam abang Alva yang masih bisa di dengar kekasih nya.
"kamu sih, gak mikir dulu kalo mau ngomong" bisik kekasih nya.
"say jangan dengerin omongan abangku ya, dia itu emang gitu suka ngelantur ngomong nya kalo udah menyangkut aku jadi kamu jangan merasa bersalah ya"
"eh maaf ya adek ipar, abang gak bermaksud kok, maksud abang tadi itu abang cuma usil aja gak ngasih kabar sama dia"
"say jangan diem aja dong jawab, aku harus gimana"
Bukan nya menjawab, Aqizah malah langsung memeluk Alva dan menyembunyikan wajah nya yang sudah memerah.
"say, kamu kenapa hm?"
"malu"
"kenapa malu?"
"abangmu bilang aku adek ipar"
"loh, emang nya kamu gak mau jadi adek ipar abang?" tanya abang Alva yang malah menggoda Aqizah.
"hush bang, malah tambah di goda, ini pacar Al ya. Kalo mau goda itu goda aja tuh kakak ipar Al"
Alva pun langsung mengajak Aqizah masuk mobil membuat abang Alva kesal dan kekasih nya malu karna di panggil kakak ipar oleh adek kekasih nya.
"cepat bang Elvin" ucap Alva.
"iya iya. Yang kamu masuk dulu gih, aku naruh koper kita dulu di bagasi" ucap Elvin Zion Al fatih.
"oke"
Kekasih Elvin pun masuk dan duduk di samping Aqizah dan mereka pun berkenalan begitu juga dengan Alva. Nama nya Ilyatun Nisa, ia dan Elvin sudah 4 tahun berpacaran dan ia juga bekerja di restoran milik umma Elvin yang ada di negara B dan kebetulan restoran tersebut di urus oleh Elvin sendiri.
Di sepanjang perjalanan pulang, Ilya dan Aqizah asyik bercerita sana sini apalagi mereka ternyata satu frekuensi sedangkan Alva dan Elvin hanya diam dan terkadang juga ikut menanggapi mereka hingga Aqizah kelelahan dan tertidur bersandar di pundak Ilya, kemudian perlahan Ilya memindahkan kepala Aqizah ke pangkuan nya dan ia pun ikut tertidur.
......................