Setelah kecelakaan misterius, Jung Ha Young terbangun dalam tubuh orang lain Lee Ji Soo, seorang wanita yang dikenal dingin dan penuh rahasia. Identitasnya yang tertukar bukan hanya teka-teki medis, tapi juga awal dari pengungkapan masa lalu kelam yang melibatkan keluarga, pengkhianatan, dan jejak kriminal yang tak terduga.
Di sisi lain, Detektif Han Jae Wan menyelidiki kasus pembakaran kios ikan milik Ibu Shin. Tersangka utama, Nam Gi Taek, menyebut Ji Soo sebagai dalang pembakaran, bahkan mengisyaratkan keterlibatannya dalam kecelakaan Ha Young. Ketika Ji Soo dikabarkan sadar dari koma, penyelidikan memasuki babak baru antara kebenaran dan manipulasi, antara korban dan pelaku.
Ha Young, yang hidup sebagai Ji Soo, harus menghadapi dunia yang tak mengenal dirinya, ibu yang terasa asing, dan teman-teman yang tak bisa ia dekati. Di tengah tubuh yang bukan miliknya, ia mencari makna, kebenaran, dan jalan pulang menuju dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
제17장
Ha Young berdiri di tepi aula besar tempat acara amal Geumseong Group diselenggarakan. Ia memutuskan datang bukan karena undangan, tapi karena dorongan hati ia ingin melihat seperti apa ayahnya saat mengenakan topeng di depan publik.
Acara itu ramai. Anak-anak dari berbagai panti asuhan memenuhi ruangan, wajah mereka berseri-seri menerima hadiah dari CEO Jung. Pria itu tersenyum hangat, membungkuk rendah, bahkan memeluk beberapa anak dengan penuh kasih. Kamera-kamera media sibuk merekam setiap gerakannya.
Ha Young hanya bisa menatap dari kejauhan. Di matanya, semua itu bukan ketulusan melainkan pertunjukan.
Tingkah CEO Jung seolah dirancang untuk menuai pujian dan simpati. Ia ingin penilaian publik tentang dirinya tetap bersinar, agar nama Geumseong Group tak pernah tercoreng. Julukan “malaikat penyelamat rakyat miskin” masih melekat kuat, dan hari ini... ia memolesnya lebih terang dari sebelumnya.
Ha Young menggenggam ponselnya erat. Ia makin jengkel. Kemunafikan ayahnya begitu nyata di depan mata. Apa yang ia lihat di berita selama ini bukan sekadar pencitraan itu adalah strategi. Dan semakin ia menyaksikan semua ini, semakin besar tekadnya untuk membuka kebenaran.
Ia tidak ingin lebih banyak orang tertipu. Ia tidak ingin lebih banyak anak-anak seperti dirinya... terluka oleh kekejaman yang tersembunyi di balik senyum seorang ayah.
“Manager Seo,” seru Ha Young, langkahnya cepat memasuki ruangnya.
“ Kau masih ingat kan, saat aku bilang media harus tahu bahwa Detektif Han menyelamatkanku?”
“Tentu saja, aku ingat,” jawab Yeo Jin, bingung dengan arah pembicaraan. “Tapi kenapa kamu menanyakan itu sekarang?”
“Beritahu wartawan Kim,” ujar Ha Young tegas. “Aku ingin semua media tahu... bahwa Detektif Han yang menyelamatkanku.”
Yeo Jin menghela napas. “Ha Young-ah, kita harus meminta persetujuan CEO Song tentang ini. Setiap berita yang dikeluarkan Sunghwa Entertainment... ada di bawah wewenangnya.”
“Tidak, Manager Seo,” ujar Ha Young, nadanya berubah lebih pelan tapi penuh tekanan. “Aku ingin kamu beritahu hal ini secara diam-diam kepada wartawan Kim.”
Yeo Jin menatapnya tajam. “Jadi maksudmu... beritanya dibuat tanpa nama?”
“Benar,” jawab Ha Young mantap. “Aku hanya ingin meyakinkan ayahku. Dengan berita ini... dia tidak akan curiga kenapa aku menemui Detektif Han.”
Yeo Jin terdiam. Wajahnya menunjukkan kebingungan yang semakin dalam. “Ha Young-ah... aku benar-benar tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan kali ini. Tapi aku khawatir... jika ini berhubungan dengan ayahmu.”
Ha Young menatapnya lurus, matanya penuh tekad. “Manager Seo... kali ini aku akan membuka topeng ayahku. Dan kejahatan yang selama ini... dia tutupi.”
“Mwo?!” seru Eunjung, sangat terkejut mendengar perkataan Ha Young. Ia buru-buru berjalan ke arah Ha Young sambil membawa segelas air untuk Ha Young. “Apa aku tidak salah dengar? Kamu ingin membongkar kejahatan ayahmu sendiri? Apa kamu sudah gak waras?”
Ha Young menatapnya tenang, meski matanya menyimpan luka yang dalam. “Kalian pasti akan terkejut... kalau aku bilang bahwa ayahku, dua tahun lalu, telah membunuh seseorang.”
Yeo Jin dan Eunjung terbelalak. Keduanya tampak sangat terkejut, seolah kata-kata itu adalah tamparan keras yang tak mereka duga. Yeo Jin bahkan sempat mundur selangkah, pikirannya langsung berkelana bagaimana jika suatu hari ia berakhir mengenaskan seperti orang yang telah dibunuh CEO Jung?
“Aku memberitahu kalian,” lanjut Ha Young, suaranya tegas namun penuh ketakutan, “supaya kalian tahu siapa ayahku sebenarnya. Aku takut... karena aku tahu ayahku bisa membunuh siapa saja yang ia inginkan.”
Ia memandang Yeo Jin dan Eunjung bergantian, matanya berkaca. “Aku khawatir... kalau suatu hari, ayahku juga bisa mencelakai kalian.”
Yeo Jin mencoba menenangkan diri, lalu bertanya pelan, “Kamu gak perlu khawatirkan kami, Ha Young-ah. Tapi... siapa yang memberitahumu kalau ayahmu membunuh seseorang?”
Ha Young menunduk, lalu menjawab dengan suara pelan namun jelas. “Aku mendengar pembicaraan antara ayahku dan Detektif Han... saat aku berada di Geumseong Group.”
“Apa kamu yakin... bahwa ayahmu yang membunuhnya?” tanya Yeo Jin, suaranya mulai cemas.
Ha Young mengangguk pelan. “Polisi sudah memiliki beberapa buktinya namun ayahku menggunakan kekuasaannya untuk menyuap kepala polisi Choi sehingga kasus dialihkan ke kejaksaan, aku yakin ia tidak ingin detektif membuka lebih jauh kasusnya. Dan orang yang dibunuh itu... adalah suami ibuku.”
“Mwo!” seru Eunjung, sangat terkejut. Yeo Jin pun terdiam, tak bisa berkata-kata. Keduanya saling menatap, seolah mencoba memastikan bawa mereka tidak sedang salah dengar.
Ha Young menatap mereka dengan tenang, meski hatinya bergemuruh. “Aku sudah memutuskan. Aku akan kembali tinggal bersama ayahku. Aku ingin mengawasinya dari dekat. Dengan begitu... aku bisa tahu siapa saja yang terluka karena ulahnya.”
“Ha Young-ah... itu terlalu berbahaya,” ujar Yeo Jin, nadanya penuh kekhawatiran. “Bagaimana jika ayahmu tahu tentang ini?”
“Aku tidak sendiri,” jawab Ha Young mantap. “Aku akan meminta bantuan Detektif Han. Aku yakin... dia bisa membantuku. Dia juga butuh bukti yang lebih kuat.”
Eunjung menggeleng, tak setuju. “Jadi kamu mengorbankan dirimu untuk ini? Apa kamu... mengabaikan kami?”
Ha Young menatap Eunjung dengan lembut. “Eunjung-ah... aku tidak mengabaikan kalian. Kalian tetap di sisiku. Tapi aku tidak bisa membiarkan ayahku terus berbuat jahat. Karena itu... aku harus mencegahnya.”
“Kau tidak memikirkan perasaanmu sendiri, Jung Ha Young,” ujar Yeo Jin, suaranya penuh tekanan. “Jika kamu tinggal di sana, kamu akan terus mengingat luka yang ditinggalkan ibumu. Dan ayahmu... akan menciptakan luka baru. Kamu akan terluka terus jika berada di sana.”
Ha Young menatapnya dengan lembut, namun penuh keyakinan. “Jika kalian terus berada di sisiku... bagaimana bisa aku merasa terluka?”
Ia menarik napas, lalu melanjutkan, “Dulu... aku sangat kesepian. Tidak ada satu pun yang mendukungku. Tapi sekarang... kalian bersamaku. Jadi aku pasti bisa mengatasi semuanya.”
Yeo Jin dan Eunjung terdiam. Kata-kata Ha Young menembus pertahanan mereka. Meski mereka masih khawatir, mereka tahu Ha Young tidak lagi sendirian. Dan itu membuat segalanya berbeda.
Namun di dalam hati Yeo Jin, ketakutan tetap bersemayam. Ia takut jika suatu hari rencana Ha Young terbongkar oleh CEO Jung. Ia takut... jika sesuatu yang buruk terjadi pada Ha Young.
Yeo Jin menunduk, lalu berkata pelan, hampir seperti doa. “Ha Young-ah... aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Tapi satu hal yang pasti... aku akan menyerahkan hidupku padamu. Aku akan melayani dan mendampingimu... sampai akhir hayatku.”
Ha Young menatapnya, matanya berkaca. Ia tahu janji itu bukan sekadar kata. Itu adalah bentuk cinta yang lahir dari kesetiaan yang tak bisa dibeli oleh apa pun.