NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan Bersama

Arthur meregangkan tubuhnya yang sudah kaku akibat terlalu lama berkutat didepan komputer. Tenggorokannya terasa kering, Arthur mengangkat gelas kosong, air minumnya sudah habis. Arthur akan mengisi air minum sebentar kedapur.

Pemandangan ini sangat asing di mata Arthur, suara anak anak yang terdengar berisik ditelinganya. Beberapa mainan tergeletak diatas lantai membuat ruang tamu tidak serapi biasanya. Baru teringat anak anaknya sekarang sudah tinggal disini, Arthur menghela nafas panjang. Dapur yang biasanya sepi kini terdengar ramai.

“Makan Pak,” Ujar Nesa saat Arthur memasuki dapur. Kebetulan mereka sedang makan bersama di meja makan.

Tanpa diduga pria itu mengambil tempat duduk di meja makan. Krik krik, suasana langsung berubah menjadi dingin, Aron yang tadi sedang mengajak Arav bergurau menjadi terdiam tanpa kata. Sejujurnya Nesa tadi hanya Sekedar basa basi menawarkan makan, eh Pak Arthur malah benar benar ikut makan bersama.

“Mana?”

“Hah mana apanya Pak?”

“Ckck kamu tadi menawarkan saya makan.”Ingin Arthur memaki, dasar gadis bodoh.

”Ooo, silahkan Pak dimakan. Ini makanan yang saya masak di mansion Pak, sudah saya hangatkan.” Nesa mendekatkan nasi dan lauk ke hadapan Arthur.

“Kamu berani memberikan makanan sisa dari mansion ke saya?”

“Makanan sisa bagaimana ya Pak? Saya memasaknya tadi sebelum kemari. Kalau Bapak tidak berkenan tidak apa-apa Pak. biar kami yang habiskan. Ya kan Kak?” Nesa menoleh pada Aron mencoba mencari sekutu. Anak itu mengangguk penuh semangat. Ada perasaan senang Daddynya ada yang melawan.

“Tuh lihat, Kak Aron saja mau kok” Nesa mengambil nasi dan lauk yang tadi sempat didekatkan. Namun tangannya tertahan, Athur mengisi piringnya seolah lupa dengan apa yang dia katakan tadi.

‘Eleh eleh Pak Arthur Pak Arthur, persis anakmu yang gengsian. Hadehhh’ Batin Nesa mencibir.

“Pak, btw saya bingung besok mau masak apa untuk anak-anak. Soalnya itu kulkasnya gede banget tapi sayang tidak ada isinya.” Ucap Nesa, melapor sekalian menyindir. Barangkali yang bersangkutan merasa tersindir.

“Ya kamu belanjalah, begitu saja mesti tanya tanya saya”

“Oke baik Pak, kalau begitu besok saya titip anak anak sebentar ya Pak. Saya akan kesulitan membawa anak anak sambil membawa belanjaan. Mereka juga pasti tidak akan nyaman. Kalau saya tinggal sendirian di rumah juga tidak mungkin Pak.”

Arthur mendelik tidak setuju dengan usulan itu.

“Kalau begitu bagaimana kalau isi kulkas yang dari mansion di pindahkan kesini Pak? Stok makanan disana masih banyak. Sayang kalau tidak digunakan.”

“Tidak perlu, besok kita belanja bersama sekalian kamu belanja keperluan mereka.”

‘Aduh mampus, kok malah jadi bareng gini sih. Ga jadi deh ketemu Nana’ Padahal tadi Nesa sudah berencana mengajak Nana janjian ketemu diluar.

“Baik Pak, sekalian potong rambut Kak Aron boleh ya Pak? Kasihan rambutnya sudah panjang. Saya juga tidak tau biasanya anak-anak Bapak potong rambut dimana.”

Arthur melihat rambut Aron, memang sudah terlalu panjang. Anak itu melengos saat Arthur melihatnya. Anak ini masih marah rupanya. Dan gadis ini bilang apa tadi? Kak Aron. Sejak kapan anak pertamanya dipanggil kakak? Arthur baru menyadari panggilan kakak setelah sekian lama.

“Hmm baiklah.”

“Yey, terimakasih Pak.“

“Hmm…”

Nesa merapikan meja makan sekalian mencuci piring bekas mereka makan. Sengaja Nesa bergerak dengan lambat ingin memberikan kesempatan ayah dan anak itu berbicara.

“Ehemm,”

Aron tampak tidak terganggu dengan deheman Arthur, anak itu bertingkah seolah olah tidak mendengar suara apapun.

Karna tak kunjung mendapat respon, Arthur berpura pura batuk.

“Ehem ehem ehem uhuk uhuk”

“Kenapa? Haus ya. Kalau haus minum air putih yang banyak dong. Begitu saja perlu diberi tahu.”

Arthur terhenyak, anak ini sedang mengejeknya. Sejak kapan Aron mulai pintar melawan. Arthur perpikir pasti ini akibat didikan si pengasuhnya makanya Aron bertingkah tidak sopan begini.

“Jaga sikapmu Aron”

“Jaga sikap Daddy, batuk batuk seperti itu tidak sopandi meja makan” Ujar Aron cuek.

Mata Arthur membelo, anak ini benar benar….. Arthur tahan nafas untuk mengontrol emosi.

Nesa yang menyaksikan kejadian tadi terkikik. Agak sedikit lucu, namun nanti dia akan menasehati Aron saat berdua. Walau kelakuan bapaknya ‘agak laen’ tetap tidak boleh Aron berbicara seperti itu pada orang tua.

“Kak Aron… berikan air putih pada Daddymu sayang.”

“Tidak mau, Daddykan punya tangan. Orang dewasa bisa mengambil minum sendiri. Memangnya Daddy itu Arav tidak bisa ambil minum sendiri” Lagi lagi Arthur merasa diskakmat, tidak bisa membantah. Bocah ini semakin pintar berkata-kata. Entah darimana dia mendapatkan kembali kepercayadiriannya. Padahal belakangan ini Aron banyak diam dan sering marah marah. Itu juga Athur ketahui dari keluhan maminya yang sering kewalahan mengurus Aron.

“Kak……” Nesa memanggil Aron dengan lembut namun tersirat ketegasan dalam nadanya.

Walau sedikit tidak rela, Aron bergerak dalam diam mengambil air dan meletakkannya di hadapan Daddynya. Setelah itu Aron berbalik dengan cepat kembali ke kursinya sendiri. Arthur terpelongo, bisa bisanya putranya lebih patuh pada pengasuhnya dibanding daddynya sendiri. Pak Arthur belum tau saja kalau Nesa itu ada peletnya.

“Bilang apa kak?”

“Silahkan diminum daddy..”

“Good job. Daddynya bilang apa?” Nesa menoleh pada Arthur, memberikan sedikit kode dari mulutnya tanpa suara. Arthur menanggapi dengan bingung, pengasuh anaknya tampak aneh komat kamit tidak jelas yang entah apa maksudnya. Ada ada saja kelakuan gadis bodoh ini.

Nesa menyerah, memang umur tidak bisa dibohongi. Begitu saja tidak paham, padahal sudah diberi kode dengan jelas.

“Kak, Daddy bilang terimakasih sudah mengambilkan minum.”

Pfffft

Arthur hampir tersedak mendengar ucapan Nesa.

Nesa tertawa terbahak bahak mengingat reaksi Pak Arthur tadi ‘syukurin haha.’

Anak-anak sudah tidur, tak ingin mengganggu mereka Nesa memilih keluar dari kamar. Dari awal bekerja sampai saat ini, Nesa belum menghubungi Nana. Mumpung anak-anak sedang tidur, lebih baik Nesa menelfon bestinya sekarang saja. Nesa menutup pintu dengan hati-hati lalu melangkah perlahan.

Nesa melihat bayangan hitam muncul dari lorong. Tidak mungkin di penthouse mewah ini ada hantu.

Namun bayangan itu semakin mendekat,

“Aaaaaaaaaaaaaa tolong ada setaaannnn phffttttt…”

Mulut Nesa dibekap oleh seseorang. Terlalu takut, Nesa memukul ke sembarang arah. Tenaga hantu ini sangat kuat.

“Berisik”

Nesa membuka mata dengan perlahan, dari suaranya sepertinya bukan hantu. Mana ada hantu punya suara semaskulin itu. Seharusnya pemilik suara ini tampan dan sexy. Ada ada saja Nesa ini, disituasi darurat masih sempat sempatnya berpikir diluar nalar.

“Llhhhphaaasss.”

“Diam!”

Nesa menganggukkan kepala dengan cepat. Gadis itu mengatur nafasnya yang tak beraturan, hampir saja Nesa mau pipis di celana karna terlalu takut.

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!