Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.
Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.
Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Untungnya Juga
Jian Li tidak lagi membalas. Ia hanya terdiam, membiarkan kemarahan ayahnya meluap, barulah ia berbicara lagi. Ia tahu ayahnya sudah tak lagi berada di pihaknya.
"Ayah, apakah kau tahu, kalau aku sebenarnya telah merencanakan banyak cara untuk menggagalkan pernikahan Ling Xi. Namun entah kenapa gagal terus, sehingga aku memilih cara terkahir yang ayah sebut ceroboh."
Sang ayah mengangkat alis, memberinya isyarat untuk melanjutkan.
"Awalnya, aku berencana menculik Ling Xi pada saat ia sedang keluar istana. Aku telah menyiapkan orang-orang terbaik untuk menghadang kereta kudanya. Namun entah bagaimana, mereka tidak pernah bisa menemukan kereta yang membawa Ling Xi. Padahal ada kabar bahwa Ling Xi tengah mengadakan perjalanan keluar istana Dong."
"Setelah rencana itu gagal, aku mencoba menyuap beberapa pelayan istana agar bisa bertemu Ling Xi di dalam. Aku ingin membujuknya untuk ikut melarikan diri bersamaku. Aku telah menyiapkan rute pelarian yang aman. Tapi setiap kali aku hampir berhasil mendekati Ling Xi, selalu saja ada halangan tidak terduga. Entah gerbang tertutup mendadak, atau para penjaga yang mendadak berubah jalur patroli, seakan mereka tahu persis setiap langkahku."
"Aku pun tidak menyerah. Aku kemudian berencana membuat kekacauan di hari pernikahan. Rencananya adalah menyebarkan rumor palsu yang bisa memicu kerusuhan di antara rakyat. Aku berharap dalam kekacauan itu, aku bisa menyelinap masuk dan membawa Ling Xi pergi. Namun, sehari sebelum acara, rumor yang aku sebarkan entah bagaimana berbalik menjadi kabar baik tentang keseriusan Kaisar Dong. Alhasil, rakyat justru semakin antusias menyambut pernikahan itu. Semua usahaku sia-sia. Maka aku memilih langkah terakhir seperti tadi, aku tidak punya cara lain."
Sang ayah menyimak dengan saksama.
"Dari ceritamu, sepertinya ada seseorang yang dengan sengaja menggagalkan semua rencanamu." Ungkap sang ayah memberi argumen.
Mata Jian Li langsung memancarkan kemarahan yang membara. Ia menggeram pelan, "Ini pasti ulah Lin Feng!"
...***...
Pernikahan selesai, Ling Xi dan Lin Feng kembali ke aktivitas Masing-masing. Lin Feng sudah pergi dengan Kasimnya, sementara Ling Xi memohon ijin sejenak sang ayah, Tuan Ling Yuan. Ia ingin memanfaatkan waktu yang diberikan Lin Feng sebaik mungkin, meski tak lebih dari sekejap.
"Ayah, apa kabar?" Ling Xi membuka suara lebih dulu.
"Ayah baik-baik saja, Xi'er. Kamu bagaimana kabarnya? Senang kah di sini? Kamu tidak diapa-apakan sama mereka kan? Kamu tidak menderita kan?"
Ling Xi menggeleng, bibirnya melengkung senyum. "Aku baik-baik saja. Aku bahagia di sini. Ayah tenang saja, jangan terlalu banyak pikiran. Semoga ayah sehat selalu. Jaga kondisi, ayah."
Tuan Ling Yuan mengangguk. Matanya berkaca-kaca, sembari memeluk putrinya.
"Kenapa ayah menangis? aku bahkan baru pertama kali ini melihat ayah menangis."
Dalam sesegukan, Ling Yuan mengusap air matanya. Kemudian ia melepaskan pelukannya terhadap Ling Xi, dan memegang pundak Ling Xi seraya berkata.
"Kau tahu, di dalam sebuah pernikahan, ada seseorang yang hatinya terasa lerih. Dan kau tahu siapa orangnya?"
"Mantan kekasih." Jawab Ling Xi.
Tuan Ling Yuan menggeleng lemah, "Mantan kekasih hanyalah perasaan sesaat. Seorang ayah lah yang merasakan itu, melihat putrinya kini bukan lagi gadis kecil miliknya. Saat kau menikah, tanggungjawab hidupmu termasuk menjagamu sudah berpindah ke suamimu. Itulah yang membuat perasaan ayah perih sekaligus bahagia. Rasanya baru kemarin ayah menimang dirimu, dan kini putri ayah telah menjadi permaisuri." Ling Yuan berurai air mata lagi. Kali ini Ling Xi yang mengusap air mata ayahnya.
"Aku sayang ayah, dan sampai kapanpun aku tetap jadi putri kecil ayah."
Ling Yuan cukup terhibur dengan kalimat Ling Xi.
"Ayah juga sayang kamu. Xi'er, seandainya kau bilang disini tidak bahagia, ayah akan menjemput mu pulang. Maafkan ayah yang selama ini tidak bisa membelamu, dan selalu menjadi pihak yang menyulitkan hanya karena takut dengan penguasa dan juga ambisi ayah."
"Sudahlah ayah, tak usah dibahas. Aku sudah memaafkan semua. Kini aku tinggal menjalani kehidupan baruku."
"Terimakasih sudah memaafkan ayah. Xi'er, sekali lagi ayah berpesan, jika kau merasa tidak bahagia di sini, bilang ayah, ayah akan mengambilmu dengan segenap jiwa raga. Ayah tidak peduli bahkan nyawa sekalipun taruhannya. Ayah tidak takut apapun sekarang."
"Benarkah begitu? Ayah tidak takut kekuasaan Kaisar?" tanya Ling Xi penuh minat, penasaran kenapa bisa ayahnya berubah drastis seperti ini sampai-sampai menghilangkan rasa takut kepada orang-orang berkuasa.
"Ayah tidak takut, Xi'er. Yang penting kamu selamat dan bahagia. Kau tahu, ayah sebenarnya sudah melawan orang yang memiliki kuasa secara diam-diam demi lancarnya pernikahan mu. Ayah telah melawan Jian Li. Meskipun Jian Li sempat datang mengacaukan, itu karena ia telah memilih langkah terkahir."
"Langkah terkahir?"
"Iya, sebenarnya Jian Li membeberkan rencana demi rencana kepada ayah untuk menggagalkan pernikahan mu. Diam-diam tanpa sepengetahuannya, ayah telah melawan rencana itu hingga gagal tanpa ia tahu ayah adalah dalang dari kegagalannya. Tadinya ayah ingin membawamu kabur juga dari tempat ini, kabur untuk ayah, bukan untuk Jian Li. Namun setelah melihat kau diistimewakan oleh Kaisar Dong, ayah mengurungkan niat."
"Ayah, begitu besar perjuanganmu untukku. Ayah hebat sudah mampu melawan Jian Li, meskipun dengan cara diam-diam menjadi musuh dalam selimut. Aku tak menyangka ayah sampai kepikiran cara seperti itu." Ling Xi menitikan air mata haru.
"Ayah banyak merenung dan belajar. Ayah merenung karena sadar sudah salah melangkah di hidup ini. Ayah salah telah memperlakukan mu tidak adil, selalu membandingkan dengan Xiu Ying. Ayah salah pilih ibu sambung untukmu. Namun, ayah juga belajar untuk tidak meratapi kesalahan ini. Ayah contek sifat manipulatif Luo, sehingga ayah bisa mengelabui Jian Li. Ada untungnya juga punya istri bermuka dua. Ayah jadi bisa belajar cara itu untuk menjadi pengkhianat."
Ling Xi terkekeh ringan, ada-ada saja ayahnya ini, hal yang buruk pun masih ada saja untungnya. Mereka berdua tertawa sejenak. Namun tawa Ling Xi terhenti, ketika tiba-tiba ia teringat A Mei.
"Ayah, apakah ayah tahu kabar A Mei setelah aku tinggalkan di Donghai?"
Tuan Ling Yuan terdiam, kemudian mengangguk lemah.
"Bagaimana kabarnya ayah?"
Aku tidak mau memberitahukan kabar A Mei sekarang, karena bisa membuat Ling Xi sedih. Nanti saja aku bilang bahwa A Mei telah tiada setelah waktunya tepat. Batin Tuan Ling Yuan.
Hati Ling Xi gemetar.
"Ayah, jujur padaku, apakah A Mei sudah tiada?"
Tuan Ling Yuan tersentak kaget, "Ka-mu mengetahuinya?"
"Ayah, bagaimana ia bisa tiada? Katakan padaku, ayah."
Tuan Ling Yuan menarik nafas panjang, "Ia dihabisi Jian Li karena tidak dapat memberitahukan informasi dimana kamu berada. Maaf, ayah terlambat menyelamatkannya." sesal Tuan Ling Yuan. Dari kejadian ini pula, Tuan Ling Yuan mulai merenung dan belajar.
Tangan Ling Xi mengepal erat. Lagi-lagi Jian Li menorehkan luka di hati Ling Xi.
.
.
Bersambung.
sweete bangeeettt/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
akhirnya........🥳