"Menikahlah lagi mas! Aku ikhlas!"
Kalimat yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi pernikahan Sekar Indraswari
Keluarga besar Adrian Baskara sang suami, menuntut hadirnya penerus bagi keluarga, membuat Sekar mengambil keputusan yang begitu menyakitinya
hadirnya wanita lain sebagai madu perlahan memaksa Sekar meninggalkan indahnya mahligai cinta bersama Adrian
Kemana takdir akan membawanya? akankah pertemuan dengan seorang duda beranak satu bernama Alvaro menjadi awal kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Penolong
Sayangnya, alih-alih ingin memberi kejutan, Sekar justru berakhir dengan pengusiran "Kamu yang kuat ya nak, mama akan selalu bersama kamu, kita akan bahagia dengan atau tanpa papa"
Sekar hendak menyeberang jalan, untuk sampai di panti, dirinya harus menggunakan bus
Sekar tak fokus, tatapannya kosong hingga tak peduli kanan kiri
Tiiinnn
Bruk
"Budi, ada apa?"
"Ada yang ketabrak nyonya!"
Semua orang mengerumuni seorang wanita yang terbaring tak sadarkan diri diatas aspal
"Astaghfirullah!"
Semua orang menyingkir memberi ruang pada seorang wanita setengah baya untuk memberi pertolongan
"Bawa dia ke mobil, Budi!" Titah wanita itu pada sang supir
Tanpa menunggu lagi, pria berseragam hitam itu membopong tubuh wanita lemah itu, sementara sang nyonya memunguti barang korban yang berserakan karena tasnya terhempas
"Kerumah sakit mana nyonya? Didekat sini ada rumah sakit"
"Bawa kerumah sakit keluarga!"
Tanpa menunggu lagi, pria bernama Budi itu melajukan kendaraan roda empat itu menuju rumah sakit keluarga
Setelah hampir satu jam, mobil mewah itu berhenti disebuah gedung rumah sakit. Tubuh lemah Sekar dibawa keruang IGD
"Loh Tan? Dia siapa?" Tanya seorang pria dengan jas berwarna putih
"Tante gak sengaja nabrak dia, tolong kamu periksa dia, Daniel!"
Dokter berwajah oriental itu masuk sementara seorang wanita berpenampilan sosialita tengah duduk dikursi stainless didepan ruang IGD
"Gimana Daniel?"
"Tante tenang aja, pasien cuma terkejut saja. Gak ada luka serius atau semacamnya!" Terang Daniel
"Syukurlah!" Si penabrak merasa tenang
"Bayinya juga baik-baik aja!"
"Bayi? Dia hamil?"
"Iya, nanti aku minta dokter obgyn untuk periksa lebih lanjut!"
"Makasih Daniel"
***
Sekar mengerjap, hal pertama yang ia lihat adalah ruangan dengan nuansa putih. Kepalanya sedikit sakit, perlahan ia ingat akan kejadian tadi
Dirinya terkejut dan tidak ingat lagi setelahnya "Kamu sudah sadar?"
Sekar menatap bingung wanita cantik yang menghampirinya, wanita itu sekitar empat puluh tahunan atau lebih. Namun dari wajahnya tak sedikitpun menunjukkan adanya keriput atau semacamnya
"Nyonya siapa?" Tanya Sekar
"Saya Kanaya, saya yang sudah menabrak kamu saat dijalan tadi" jawab wanita itu
"Apa bayi saya baik-baik saja?"
Satu hal yang membuat Sekar khawatir adalah keadaan bayi dalam kandungannya, bukan hal mudah untuk mendapatkannya dan Sekar tak akan sanggup kehilangannya, terlebih bayi ini adalah satu-satunya yang ia miliki saat ini
"Kandungan kamu baik-baik saja, semuanya sudah diperiksa"
Sekar dapat bernapas lega, jika bayinya baik maka dirinya juga akan baik-baik saja terlepas ada atau tidaknya Adrian disampingnya
"Sekarang kamu mau kemana? Oh iya ini tas kamu" Kanaya menyerahkan sebuah tas kecil pada Sekar "Hp kamu.. saya gak Nemu, mungkin ketinggalan pas kamu kecelakaan. Untuk itu saya minta maaf!"
"Tidak masalah nyonya Kanaya, dan Terima kasih karena sudah menolong saya!"
"Sekarang kamu mau pulang kemana? Biar saya antarkan!" Kanaya menawarkan bantuan
"Tidak perlu nyonya Kanaya, saya akan ke terminal" tolak Sekar
"Panggil Tante Kanaya saja biar akrab!" Kanaya mengusap lengan Sekar "Kamu mau keluar kota?"
Sekar mengangguk "Saya ingin bertemu keluarga"
"Tapi kata dokter, kandungan kamu sedikit lemah, jadi belum bisa melakukan perjalan jauh. Kamu juga harus banyak istirahat!"
Sekar tampak berpikir, dirinya tidak memiliki keluarga lain dikota ini. Ia bahkan tidak memiliki keluarga
"Bagaimana kalau kamu ikut Tante aja! Tinggal dirumah Tante sampai kamu bisa melakukan perjalanan jauh!"
Tawaran Kanaya sepertinya menarik bagi Sekar, sejenak ia berpikir jika kembali ke panti, besar kemungkinan Adrian akan menemukannya. Rasanya Sekar sudah tidak ingin bertemu lagi dengan suaminya itu
"Bagaimana?"
"Emm.. apa saya tidak merepotkan?" Tanya Sekar ragu
"Tentu saja tidak, untuk sementara kamu tinggal dulu dirumah Tante. Setelah itu baru pikirkan lagi!" Ujar Kanaya "Emm maaf kalau Tante lancang, apa suami kamu tidak ada?"
Sekar menggeleng "Kamu janda?"
"Suami saya mengusir saya, dan saya tidak ingin kembali lagi" Sekar menunduk, rasanya luka itu kembali menganga jika mengingat bagaimana suaminya mengusirnya tadi
"Dasar laki-laki tidak berguna, bisa-bisanya dia ngusir istri yang lagi hamil"
"Tidak masalah Tan"
"Ya udah, tadi kata dokter kalau infus nya habis kamu boleh pulang!"
"Terimakasih"
***
Sekar menatap kagum pada rumah besar bergaya eropa dihadapannya, mobil masuk kedalam melewati kolam air mancur mini di tengah halaman
Kanaya turun lebih dulu disusul Sekar yang terus mengekori dibelakangnya "Ayo Sekar!"
Hari sudah sore saat mereka tiba dirumah, saat pintu dibuka, Sekar kian berdecak kagum melihat rumah yang begitu mewah. Ditengahnya terdapat tangga yang meliuk hingga kelantai atas
"Rumah ini ada dua lantai, kamar kamu ada dilantai atas!"
Sekar menoleh, menatap wanita cantik setengah baya disampingnya "Apa ini gak berlebihan Tan? Sekar bisa tinggal di paviliun samping"
"Itu tempat para pelayan, kamu itu tamu saya, Sekar. Jadi kamu tinggal disini!" Ujar Kanaya lagi
"Tapi Sekar gak enak"
"Dienakin aja" Kanaya tersenyum "Lagian Tante udah lama pengen punya anak cewek. Tante punya dua anak laki-laki, yang satunya diluar negeri, kalau satunya lagi sibuk kerja. Nanti Tante kenalin sama dia!"
"Makasih ya Tante, Sekar gak tau kalau gak ada Tante Kanaya"
"Omaa!"
Semua orang menoleh, seorang anak laki-laki berlari menghampiri mereka
"Lucky sayang, jangan lari-lari dong!" Kanaya mengusap kepala cucu laki-lakinya
"Oma bawa sesuatu?"
"Nggak bawa sih, tapi Oma mau kenalin Lucky sama seseorang!"
Kanaya membawa tatapannya kearah Sekar yang berdiri disampingnya, Saat pandangan Lucky mengikuti sang nenek, sontak bocah laki-laki itu terkejut
"Tante baik?"
"Hay sayang, kita ketemu lagi!" Sekar sedikit merendahkan tubuhnya agar setara dengan bocah lima tahun itu
"Lucky kenal sama Tante Sekar?" Tanya Kanaya saat melihat ekspresi sang cucu
"Tante ini Tante baik, yang waktu itu Lucky cerita sama Oma" ujar Lucy dengan sangat antusias
"Waah kebetulan banget dong, dan mulai hari ini Tante baik akan tinggal dirumah kita!"
Lucky tampak begitu bahagia, bocah laki-laki itu bahkan menarik-narik tangan Sekar
"Ayo Tante, kita lihat kamar Lucky!"
"Gak bisa sayang, Tante Sekar harus istirahat, kalau kamu kangen kamu bisa main sama Tante Sekar nya besok aja"
Lucky terlihat kecewa, bahkan hingga genggaman tangannya pada tangan Sekar terlepas
"Gimana kalau besok pagi Tante kekamar Lucky? Nanti kalau ada waktu, Tante bisa nginep di kamar Lucky?"
"Tante serius?"
Sekar mengangguk antusias, dirinya memang menyukai anak kecil. Hal ini biasa saat dirinya masih berada di panti
"Lagian kamar Tante Sekar ini disamping kamar Lucky" Lucky bersorak mendengar penuturan sang oma
udh bener dpt mantu sekar.... eeee mlah g ada syukurnya...