Setelah mengalami penderitaan di kehidupannya karena keberuntungan memiliki wajah cantik, tubuh semampai dan kaya. Kirana mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali. Sebagai orang jelek, miskin dan badan gemuk. Tak disangka keberuntungannya ikut berubah. Bahkan dia mendapat jodoh yang lebih baik daripada saat menjadi wanita cantik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Malam ini merupakan pengalaman yang mendebarkan sekaligus menyenangkan bagi Kirana. Bagaimana tidak? Seorang wanita yang berasal dari daerah kumuh sepertinya masuk ke dalam kediaman grup keluarga paling kaya di negeri ini.
Kediaman itu begitu besar baginya. Bisa jadi kediaman itu luasnya satu kota. Luasss sekali. Dan dia tak akan pernah memiliki pengalaman itu jika tidak menjadi asisten Tuan Armand.
Lalu Kirana seperti dilemparkan kembali ke kenyataan. Dia berjalan melewati gang demi gang yang semakin sempit untuk sampai di rumah dimana kamar sewanya berada.
"Hei, kau sudah pulang?" tanya tetangga kamarnya yang baru saja mau berangkat.
"Iya"
"Riasanmu hari ini sungguh menakjubkan"
Kirana hanya terkekeh singkat lalu masuk ke dalam kamarnya.
Sungguh berbeda seperti berada di planet yang lain. Kediaman keluarga Riady dan kamar sewanya. Pasti Nyonya yang anggun itu tidak pernah tahu ada lingkungan kumuh seperti yang ditinggali oleh Kirana sekarang.
Ternyata, kecantikan itu tak berguna untuk hidup. Yang terpenting pada jaman sekarang adalah uang.
Kirana mengambil buku tabungannya dan melihat gaji terakhir yang masuk. Sungguh menyenangkan. Tapi sayangnya dia belum bisa menikmati seluruh gaji itu. Karena hampir sebagian besar gajinya harus dialokasikan untuk membayar hutang. Dan separuh lainnya dipakai untuk kebutuhan hidup dan menabung.
Dua tahun lagi. Seandainya dia bertahan sebagai asisten Tuan Armand selama dua tahun, maka seluruh hutangnya akan lunas. Dan setelah itu, dia bisa berpikir untuk pindah dari tempat ini. Mungkin menyewa apartemen seperti Tuan Armand. Tentu saja dengan luas yang lebih kecil. Namun lingkungannya pasti lebih baik dari tempat ini.
Tok Tok Tok
Kirana melihat ke arah pintu dan berubah waspada. Tetangga kamarnya, satu-satunya orang yang berani mengetuk pintunya sudah berangkat kerja tadi. Siapa yang mengetuk pintunya tengah malam begini?
Kirana perlahan berjalan ke arah saklar lampu dan mematikannya.
"Aku tahu kau masih bangun!!" kata seseorang dari balik pintu.
Pria
Dari suaranya yang terseret, Kirana bisa menebak pria itu tidak sedang dalam keadaan baik.
"Cantikkk, aku melihatmu malam itu masuk kesini. Aku tahu kau tinggal disini. Aku cuma ingin tahu namamu. Setelah itu aku pergi!!"
Malam itu? Apa malam ketika Kirana pergi berbelanja tanpa riasan? Bodoh, dia harusnya tahu kalau melakukan hal itu akan berakibat buruk.
"Kau tidak bisa terus sembunyi di balik pintu. Aku pasti akan menemukanmu nanti !!!"
Pria itu semakin tak sabar dan mulai mendorong-dorong pintu seperti ingin mendobrak. Kirana meraih pemukul kasti di dekat ranjang dan bersiap dengan kuda-kuda di belakang pintu.
Tapi pria itu akhirnya pergi. Langkahnya semakin menjauh dan Kirana bisa menghapus kekhawatirannya.
Tapi ternyata dia terlalu cepat merasa tenang. Karena keesokan paginya, seorang pria berani menghadang langkahnya yang ingin berangkat kerja.
"Kau!!! Apa kau tahu wanita cantik yang tinggal di rumah itu?"
Dari suaranya, Kirana yakin ini pria yang sama dengan semalam. Tapi pria itu tidak mengenali Kirana yang sedang merias diri.
"Tidak" jawabnya lalu ingin pergi. Tapi pria itu tak menyerah. Memegang pergelangan tangannya dengan keras.
"Berpikir dulu sebelum menjawab wanita aneh!!"
Kirana merasa tak tahan lagi. Dia berbalik, memutar lengan pria itu kemudian menempatkan tubuh pria itu di punggung. Dan membanting pria itu ke tanah dengan keras.
"Jangan pernah berani masuk ke rumah itu lagi. Atau aku akan memukulmu sampai tak bisa lagi bicara!!" ancam Kirana berusaha melindungi masa depannya sendiri.
Setelah mengatakan ancamannya, Kirana berangkat kerja.
Kirana harus lebih hati-hati sekali sekarang. Dia tidak boleh lagi keluar tanpa riasan. Karena dia tidak tahu siapa yang melihatnya.
"Kau terlambat!" ucap Tuan Armand yang sudah siap di apartemennya.
"Maafkan saya, ada sesuatu yang terjadi tadi"
"Apa yang terjadi?" tanya Tuan Armand lalu menarik tangan Kirana dengan keras, membuatnya kesakitan.
"Aduh"
Ternyata tangannya terluka. Sepertinya bergesekan dengan aspal ketika dia menjatuhkan pria tadi.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau terluka?"
Kirana berusaha menarik tangannya tapi tak bisa. Tuan Armand menahannya dengan kuat.
"Jatuh, tapi tidak terlalu sakit" jawab Kirana.
Tuan Armand melepaskan tangan Kirana dan pergi ke dalam kamar. Keluar membawa kotak obat dan duduk tepat dihadapan Kirana.
"Luka seperti ini harus segera dibersihkan dan diobati. Atau akan membekas"
"Terima kasih, saya akan melakukannya sendiri"
"Aku saja. Kau akan kesulitan. Kau jatuh dimana?"
"Di dekat rumah"
"Posisi ketika jatuh?"
Posisi ketika jatuh?
"Ehhh, duduk" jawabnya terlambat karena harus memikirkan kebohongan yang selanjutnya.
"Apa ada bagian tubuhmu yang terluka? Kaki?"
Tanpa ijin, Tuan Armand tiba-tiba mengangkat celana Kirana untuk memeriksa kakinya. Tentu saja dia terkejut dan segera bangun. Lalu hal itu dimanfaatkan Tuan Armand untuk mendekat, memeluk Kirana dan memegang pantatnya. Kirana sungguh tak mengira, Tuan Armand melakukan hal itu.
"Apa yang Anda lakukan?" pekiknya
"Kenapa? Aku hanya memeriksa luka di tubuhmu. Syukurlah tidak ada luka di tempat yang lain" jawab Tuan Armand segera melepas tangannya di pantat Kirana.
Sungguh tingkah laku yang tak pantas ditunjukkan oleh Tuan Armand. Padahal Kirana pikir pria ini akan selalu mempertahankan kesan dingin dan terhormatnya sepanjang waktu. Tapi kenapa sekarang seperti ini?
"Anda tidak perlu memeriksanya" ucap Kirana lalu menjauh dari Tuan Armand.
"Kenapa kau menjauh? Seakan-akan aku melakukan sesuatu yang salah. Tenang saja, kau jelas bukan tipe wanita yang aku lirik. Jadi hapus pikiran buruk itu dari kepalamu!"
Bukan tipe wanita yang akan Tuan Armand lirik? Bahkan untuk dilirik, Kirana tidak masuk kriteria.
Kenapa dia merasa sedih? Bukankah itu tujuannya merias diri dan berpakaian aneh selama ini? Agar tidak ada pria yang tertarik padanya? Dan Tuan Armand adalah atasan yang melihat kemampuan bekerjanya saja. Lalu kenapa dia sedih?
"Terima kasih atas perhatiannya" ucap Kirana mencoba menghapus apa yang telah terjadi dari pikirannya. Meluruskan pikirannya yang sempat diracuni serangga cinta yang harus segera dihalau pergi. Lalu bekerja seperti biasanya.
Sampai di perusahaan, keduanya disibukkan dengan pekerjaan.
"Mengecewakan!! Kenapa capaian perusahaan tetap berada di titik yang sama?!!"
Dan setelah menghadapi kemarahan Tuan Armand karena capaian kerja beberapa bagian buruk, Kirana sudah melupakan apa yang terjadi pagi ini.