NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Harus Memilih

Ketika Cinta Harus Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:74.9k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Cinta bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan hati Nadila Putri. Nyatanya Abdullah cinta pertamanya justru mencintai wanita lain yaitu Silfia Anwar.
Nadila pun memilih pergi meninggalkan mereka demi persahabatan.

Nadila memilih bekerja di UEA menjadi tkw, tetapi belum ada satu tahun kedua orang tuanya menyuruhnya pulang. Namun, tidak Nadila sangka ketika tiba di Indonesia justru dijodohkan dengan Abdullah.

Apakah Abdullah akan menerima Nadila? Lalu bagaimana nasib Silfia. Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Tidak ada pilihan lain bagi Abdullah kecuali pulang ke Bogor mencari Dila di sana. Seharian ini mencari Dila di Jakarta tidak menemukan istrinya itu. Namun, sebelum berangkat ia ke kontrakan lebih dulu ingin pamit kepada Silfia yang sejak kemarin marah-marah di telepon.

"Masih ingat pulang, Bang?!" Tanya Silfia kesal, ketika Abdullah baru saja tiba. Tidak biasanya sang suami sampai tidak pulang, Silfia pikir Karena sudah kena bujukan Dila.

"Suami pulang kok gitu sih..." Abdullah berdecak, meletakkan bokongnya di kursi. Dia menunduk memegangi kepalanya yang pusing tujuh keliling, menahan rasa haus dan lapar sejak kemarin, boro-boro Silfia mengambilkan minum, tapi justru marah-marah.

"Habis, kamu nyebelin" Silfia membanting bokongnya di kursi yang sama dengan Abdullah.

"Sekarang kamu harus mengerti Silfia, istri aku bukan hanya kamu," Abdullah ingin berlaku adil jika sudah berhasil menemukan Dila. Dengan sabar ia menjelaskan kepada Silfia agar jangan mau menang sendiri.

"Aku tidak mau berbagi!" Ketus Silfia.

"Silfia, tolong mengertilah" Abdullah ingin kedua istrinya hidup rukun. Entah mengapa sekarang ini Abdullah tidak bisa memilih antara Silfia dan Nadila.

 "Enak saja, seharusnya Dila yang harus mengalah, Bang, bukan aku. Aku ini istri pertama kamu loh, bukankah istri pertama seharusnya yang kamu prioritaskan? Dari tempat tinggal pun Abang sudah tidak adil," Silfia iri, karena Dila yang istri kedua justru dikasih fasilitas rumah. Ia juga menuntut hak yang sama, minta dibelikan rumah bukan kontrak seperti sekarang.

"Pasti sayang... sekarang ini tabungan aku belum cukup" Abdullah ingin membeli rumah untuk Silfia tetapi dengan uang hasil bekerja, bukan dari orang tuanya. Cukup Dila yang tahu bahwa sebenarnya ia anak pemilik perkebunan, tidak akan bercerita kepada Silfia siapa sebenarnya orang tuanya.

"Kalau gitu, tukar saja Bang. Biar Dila tinggal di kontrakan ini, terus aku pindah ke rumah kamu" Silfia membuat aturan.

"Silfia... tidak bisa begitu" Abdullah mengatakan jika ia sudah berjanji kepada orang tua mengajak Dila tinggal ke rumah sendiri, jika akhirnya tinggal di kontrakan tentu saja akan kecewa.

"Tapi benar ya, Abang juga harus membelikan aku rumah" Silfia pun akhirnya memelankan suaranya.

"Iya, sekarang kamu masak apa? Aku lapar."

"Ya sudah, ayo" Silfia pindah ke meja makan diikuti Abdullah. Mereka pun makan siang bersama, tapi Abdullah makan hanya sedikit, tidak lahap seperti ketika makan masakan Dila. Dila memasak kangkung dan tempe saja sudah membuat lidahnya tidak mau behenti bergoyang.

"Katanya lapar?" Protes Silfia, rupanya ia memperhatikan Abdullah yang kurang berselera makan.

"Sudah kenyang" Abdullah lalu meneguk air putih.

"Bang, Dila kan pakai jasa pembantu, masa aku harus bekerja ini itu sendiri" kata Silfia, sembari membereskan piring.

"Masalah ART sudah ada sejak rumah itu selesai aku bangun dua tahun yang lalu Sil, jadi bukan karena Dila. Lagi pula kan Dila kerja, kasihan kalau harus mengerjakan pekerjaan rumah juga," Abdullah menjelaskan.

"Iya, iya... aku istri pengangguran makanya jadi babu di rumah" Silfia mendengus kesal, merasa dibanding-bandingkan.

"Sudahlah Sil, jangan segala sesuatunya kamu jadikan masalah. Sekarang aku mau pulang ke Bogor dulu" Abdullah segera beranjak dari kursi, tapi tanganya ditahan Silfia.

"Aku ikut" Silfia minta Abdullah mengenalkan dirinya kepada orang tuanya sebagai menantu, walaupun bagaimana Silfia juga ingin diakui.

"Pasti aku kenalkan kamu kepada beliau Sil, tapi tidak sekarang. Kalau aku pulang tiba-tiba mengajak kamu, bisa-bisa Papa sama Mama marah," Abdullah hendak mencari Dila lebih dulu, lalu menceritakan kepada kedua orangtua bahwa ia punya istri selain Dila.

"Huh! Ribet banget!" sungut Silfia, mengangkat piring ke dapur, meletakkan di wastafel setengah dibanting hingga berbunnyi 'prank.

Abdullah tidak menghiraukan lalu berangkat ke Bogor dengan motor agar lebih cepat. Lagi pula mobilnya ia simpan di garasi rumah.

Dalam perjalanan, Abdullah berharap Dila berada di Bogor, di kediaman mama atau rumah mertua. Setelah Kepergian Dila, membuat Abdullah seperti kehilangan sesuatu yang berharga. Dia sadar telah bersikap terlalu keras dan tidak sabar, tidak pernah mendengar setiap kata yang Dila ucap. Jika masih ada kesempatan, Abdullah ingin memperbaiki entah dari mana memulainya. Dalam laju motornya Abdullah memikirkan setiap bentakkan dan hinaan yang ia ucap, wajar jika Dila sakit hati.

Dua jam kemudian, motor besar tersebut tiba di halaman luas.

"Eh ,Den Abdul... Non Dila mana?" Tanya Munah ketika menyambut kedatangan putra majikannya.

Abdullah diam, mendengar pertanyaan Munah seperti itu, terjawab sudah jika Dila tidak ada di rumah.

"Den, Aden tidak apa-apa kan?" Munah mendekat berdiri berhadapan dengan Abdullah, lalu melambaikan tangan ke wajah putra majikannya itu, hingga Abdullah tersadar dari lamunan.

"Tidak apa-apa, Papa sama Mama Ada di rumah kan, Mun?" Tanyanya sambil berlalu ke dalam rumah.

"Ada di kamar Den, mau saya panggilkan?" Munah mengikuti Abdullah.

"Tidak usah" Abdullah tidak mau mengganggu orang tuanya yang sedang tidur siang. Abdullah beristirahat di kamar hingga beberapa saat. Ketika pintu kamarnya diketuk dari luar, ia bangun dari kasur tentu saja hendak membuka pintu.

"Dul, mana menantu Mama?" Tanya Ghina langsung masuk mengedarkan pandanganya ke seluruh kamar, tapi tidak ada sosok Dila.

"Dia..." Abdullah menggigit bibir bawahnya, ngeri ketika ingin mulai bercerita kepada sang mama.

Ghina mendengar jawaban Abdullah yang terdengar pengecut itu merasa curiga. Sebagai seorang ibu Ghina bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang terjadi antara menantu dan putranya.

"Ada apa Dul? Dila baik-baik saja kan sayang..." Ghina masih berbicara lembut, mengusap pundak putranya. "Kalian belum saling mencintai?" Ghina mengira hanya itu persoalan yang anak dan menantunya hadapi.

"Kami baru akan belajar mencintai Ma, tapi..." Abdullah lagi-lagi skip jawaban.

"Tapi apa Dul? Suami istri yang dijodohkan itu memang akan beradaptasi lebih dulu. Jika itu masalahnya Mama mengerti kok, karena Papa dengan Mama dulu juga menikah karena perjodohan. Jujur, Mama dan Papa kaget begitu tahu sifat kami masing-masing. Tetapi wanita akan lebih mudah menerima asalkan kamu sebagai kepala rumah tangga bisa menyikapi setiap persoalan dengan bijak, seperti yang dilakukan Papa kamu dulu. Maka, Mama dan Papa kamu hidup rukun sampai sekarang, apa lagi istri kamu yang lembut itu, seharusnya kamu lebih cepat mencintai. Dul, Papa menikahkan kalian bukan asal memilih wanita. Jika kalian ada masalah, Mama yakin kamulah penyebabnya."

"Aku akui itu Ma, dan akhirnya Dila pergi dari rumah sejak kemarin belum kembali" Abdullah akhirnya berkata yang sebenarnya.

"Pergi kenapa Dul, kamu apakan Dila?" Ghina syok mendengar itu, menatap Abdullah dengan mata basah, ia takut jika sampai anaknya berbuat kasar kepada menantu pilihannya.

"Aku tidak tahu Mama, makanya mencari kesini" Abdullah masih sedikit punya harapan bahwa Dila berada di kediaman orang tuanya.

Ghina tidak kuat mendengar jika sampai itu terjadi, maka memanggil Ahmad ke kamar.

Keluarga yang dulu selalu bahagia itupun berkumpul di kamar Abdullah. Ahmad mendesak agar Abdullah berkata jujur kenapa Dila sampai kabur dari rumah.

"Maaf Pa, Ma, sebelum pernikahan aku dengan Dila berlangsung, sebenarnya aku sudah mempunyai istri."

Plak!

Tamparan keras dari tangan Ahmad terjun ke pipi Abdullah hingga tubuh pria itu terhuyung.

...~Bersambung~...

1
flower
semogga bisa di kabulkan pembatalan pernikahan nya...
betriz mom
author pinter banget setiap akhir selalu menggantung bikin penasaran 🙏🤭
Azkia Amalia
up
sudarti darti
lanjut Thor ttp semangat berkarya
sudarti darti
mbak Faizah kah yang datang
@alfaton🤴
Dilla benar kata ibumu Dilla.....kamu sudah ada restu dan diijinin tuk bercerai.........dan jangan ada dendam biar Allah yang membalas semua kejahatan yang kamu terima.....pelan tapi pasti......semangat Dilla .....jodohmu sudah menanti 😍😍😍
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kamu bisa kembali bebas bisa membahagiakan ke dua orang tua kamu ya dila, aku ikut sedih smg yg datang faiz ya bukan wanita munafik sm suamiy
@alfaton🤴
semoga orang baik yang menyapa bukan ibu mertuanya semangat Dilla
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
lanjut kak...

semngattttt
neng ade
siapa wanita yang menyapa Dilla??
neng ade
udah terbongkar semuanya.. sekarang Dilla tau kalau ginjal bapak nya udah di sumbangkan pada papa mertua..
neng ade
syukurin kamu Silfia.. sok banget tingkah mu mu itu
neng ade
itu pasti si Silfia yang datang.. permainan segera dimulai..
Retno Harningsih
lanjut
darsih
JD penasaran SM cerita nya
mery harwati
Faiz, kamu datang tepat waktu, saat keluarga Abdullah sudah pulangke Bogor, bukan langsung menemui orang tua Dila & menyerahkan Dila baik² pada orang tuanya, tapi malah Dila yang menceritakan RT nya tanpa didampingi keluarga Abdullah, habis manis sepah dibuang, setelah pengorbanan ginjal bapaknya Dila
Faiz, sementara ajak Dila ke rumah orang tuamu agar Dila menemukan kebahagiaan & kedamaian dirinya & keluarganya
Jengendah Aja Dech
❤️
Rahma Wati
semoga dila bwbas dari lelaki brwngsek kayak abdullah
Bu Kus
siapa tu yang panggil Dila jadi penasaran
Bu Kus
lanjut lg dong kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!