NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:975
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Udara di dalam gedung apartemen tua itu terasa berat, dipenuhi oleh aroma debu, kayu lembap, dan gema dari puluhan kehidupan yang telah berlalu. Cahaya dari bola lampu tunggal yang remang-remang di setiap lantai menciptakan bayang-bayang panjang dan menakutkan. Bagi Isabella, setiap langkah menaiki tangga kayu yang berderit terasa seperti sebuah ziarah ke masa lalu yang bukan miliknya, namun kini terikat erat pada keberadaannya. Ini adalah jejak terakhir dari kehidupan Celine Severe, dan Isabella bisa merasakan kesepian yang melekat di dinding-dindingnya.

Mereka berhenti di depan sebuah pintu di lantai tiga dengan nomor "3B". Pintu itu tampak usang, catnya sedikit terkelupas. Alex menoleh pada Isabella, tatapannya bertanya dalam diam. Isabella mengangguk, meneguhkan hatinya. Alex pun mengetuk pintu dengan pelan dan sopan.

Setelah beberapa saat, terdengar suara langkah kaki yang diseret, dan pintu itu terbuka sedikit, memperlihatkan seorang wanita tua dengan rambut putih yang diikat sanggul seadanya. Wajahnya dipenuhi kerutan, tetapi matanya jernih dan waspada. Ini pasti Ibu Ratna.

"Ya? Cari siapa malam-malam begini?" tanyanya, suaranya serak namun tidak ketus.

Alex maju satu langkah, menempatkan dirinya di bawah cahaya agar tidak tampak mengancam. Ia telah melepaskan topi baseballnya, membiarkan wajahnya yang tampan namun kini tampak lelah terlihat. "Selamat malam, Ibu. Maaf mengganggu selarut ini. Nama saya Alex, dan ini rekan saya, Celine," katanya dengan suara yang tenang dan penuh hormat. "Kami... kami adalah teman dari seorang kerabat jauh almarhumah Celine Severe."

Kebohongan itu telah mereka siapkan di dalam mobil. Cukup samar untuk tidak menimbulkan pertanyaan, namun cukup spesifik untuk membuka pintu.

Mendengar nama Celine, kewaspadaan di mata Ibu Ratna sedikit melunak, digantikan oleh ekspresi sedih. "Oh... Celine," desahnya. "Kasihan anak itu. Silakan, silakan masuk. Jangan berdiri di luar."

Ia membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan mereka masuk ke apartemennya yang kecil namun rapi. Ruangan itu dipenuhi perabotan tua dan foto-foto hitam putih di dinding.

"Ada apa ya, Nak?" tanya Ibu Ratna setelah mereka duduk di sofa yang dibungkus plastik. "Sudah lama sekali tidak ada yang menanyakan tentang dia."

"Kami hanya mencoba membereskan beberapa urusan terakhirnya yang belum selesai," jelas Alex dengan lancar. "Kami tahu beliau tidak punya banyak kerabat dekat, jadi kami mencoba membantu sebisa kami. Kami hanya ingin tahu sedikit tentang kehidupannya di sini. Apakah beliau pernah bercerita tentang teman-teman dekat, atau mungkin ada keluarga lain yang kami tidak tahu?"

Ibu Ratna menggelengkan kepalanya pelan, tatapannya menerawang. "Celine itu anak yang sangat baik. Sopan, tidak pernah telat bayar sewa. Tapi dia sangat... pendiam. Tertutup. Selalu sendirian. Kadang saya lihat dia duduk di taman seberang jalan, hanya menggambar di buku sketsanya selama berjam-jam. Kasihan anak itu, sebatang kara di kota sebesar ini."

Setiap kata dari Ibu Ratna terasa seperti sebuah sayatan kecil di hati Isabella. Ia merasakan gelombang empati dan rasa bersalah yang mendalam. Ia telah mengambil alih sebuah kehidupan, tanpa pernah benar-benar memahami betapa sunyinya kehidupan itu. Ia berutang pada Celine untuk menjalani hidup ini dengan baik, bukan hanya untuk merebut kembali keluarganya sendiri.

"Jadi, tidak ada yang pernah mengunjunginya?" tanya Alex lagi, mencoba memastikan tidak ada variabel tak terduga.

"Hampir tidak pernah," jawab Ibu Ratna. "Makanya, saat beberapa hari setelah kecelakaan itu ada yang datang mencarinya, saya jadi ingat."

Jantung Isabella dan Alex berdebar serempak. "Seseorang mencarinya?"

"Iya," kata Ibu Ratna. "Seorang pria. Tampan, berpakaian rapi, tapi matanya... entah kenapa, membuat saya sedikit takut. Dia bilang dia teman Celine, tapi Celine tidak pernah cerita punya teman seperti itu. Pria itu tampak sangat panik saat tahu Celine sudah meninggal."

Sebuah variabel baru. Sebuah misteri. Siapa pria ini?

"Kami mengerti," kata Alex cepat, menyembunyikan keterkejutannya dan kembali ke misi utama mereka. "Begini, Bu. Mungkin akan ada orang lain yang datang bertanya tentang Celine. Mungkin dari pihak asuransi. Kadang-kadang mereka suka memutarbalikkan fakta untuk kepentingan mereka sendiri."

Ia mencondongkan tubuhnya ke depan. "Jika ada yang bertanya, kami harap Ibu hanya mengatakan apa yang Ibu tahu. Bahwa Celine adalah gadis yang baik, pendiam, dan tidak punya banyak teman. Itu saja. Tidak perlu menceritakan hal-hal kecil yang mungkin mereka salah artikan. Kami hanya tidak ingin nama baiknya tercemar."

Ibu Ratna mengangguk mengerti. "Tentu saja, Nak. Saya akan menjaga nama baik Celine."

Mereka telah berhasil. Mereka telah menanamkan narasi yang mereka inginkan. Saat mereka bangkit untuk pamit, Ibu Ratna tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar."

Wanita tua itu berjalan ke sebuah kamar di belakang dan kembali beberapa saat kemudian sambil membawa sebuah kotak kayu kecil yang tampak tua dan berdebu.

"Ini," katanya sambil menyodorkan kotak itu pada Isabella. "Ini barang-barang pribadi Celine yang tertinggal di kamarnya. Setelah kecelakaan itu, tidak ada satu pun keluarga yang datang untuk mengambilnya. Saya sudah lapor ke pihak yang berwajib, tapi tidak ada yang peduli. Saya tidak tega membuangnya."

Isabella menerima kotak itu dengan tangan gemetar. Rasanya berat, bukan karena isinya, tetapi karena sejarah yang terkandung di dalamnya.

"Di dalamnya ada beberapa surat, pernak-pernik kecil... dan saya pikir," lanjut Ibu Ratna pelan, "itu adalah buku hariannya."

Buku harian.

Dua kata itu terasa seperti ledakan bom sunyi di tengah ruangan.

Isabella dan Alex saling berpandangan, mata mereka membelalak ngeri sekaligus dipenuhi oleh kebutuhan yang mendesak. Sebuah buku harian. Kehidupan, pikiran, dan rahasia Celine Severe, semuanya tertulis dengan tangannya sendiri. Itu adalah benda paling berbahaya sekaligus paling berharga di seluruh kekaisaran bagi mereka saat ini. Jika Kaito, dengan cara apa pun, berhasil menemukan keberadaan kotak ini, permainan akan berakhir.

"Kami... kami akan menyimpannya dengan baik, Bu," kata Isabella, suaranya serak. "Terima kasih. Terima kasih atas kebaikan hati Ibu selama ini pada Celine."

Ibu Ratna tersenyum lega, seolah sebuah beban berat telah terangkat dari pundaknya.

Mereka mengucapkan terima kasih sekali lagi dan bergegas pergi, menuruni tangga dengan langkah cepat.

Saat mereka akhirnya kembali ke dalam keamanan mobil yang steril, Isabella meletakkan kotak kayu berdebu itu di atas pangkuannya. Rasanya seperti sedang memegang sebuah bom waktu. Alex memberi isyarat pada pengemudinya, dan mobil itu meluncur pergi, meninggalkan lingkungan kumuh itu di belakang.

Lampu-lampu kota yang berkelip memantul di permukaan kotak kayu itu. Mereka telah berhasil dalam misi mereka untuk menemui saksi. Tetapi mereka kembali dengan sesuatu yang jauh lebih rumit dan berbahaya daripada yang pernah mereka bayangkan.

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!