Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Di Layani Dengan Baik.
Tavisha yang sudah keluar dari kamar Damian.
"Tumben sekali dia tidak ikut-ikutan mendesakku dan biasanya dia pertama melakukan hal itu. Menekanku, memaksaku dan tadi ada kepasrahan di dalam dirinya," gumam Tavisha yang tidak henti-hentinya berbicara yang pasti cukup merasa kaget dengan tindakan yang dilakukan suaminya.
Tavisha tiba-tiba menghentikan langkahnya dengan memegang perutnya, suara gemuruh di dalam perut itu terdengar.
"Aku belum makan sejak tadi. Pantas saja perutku terus meronta-ronta ingin di isi," ucapnya yang langsung menuju dapur.
Tavisha melihat dapur itu tampak begitu sepi yang tidak ada siapa-siapa. Setahu Tavisha biasanya sangat banyak sekali pelayan di rumah itu yang terus mondar-mandir sampai Tavisha Tidak mengenali satu orang pun dan bahkan tidak tahu siapa nama mereka.
"Tidak ada orang! Jadi aku harus meminta makanan kepada siapa?" tanyanya bingung.
Tavisha yang tampak sudah sangat lemas sekali, dia memang sangat menjaga makan dan tidak boleh lapar sedikitpun.
"Apa yang kalau aku kan di sini?" Tavisha yang tiba-tiba saja kaget ketika mendengar suara itu yang ternyata Kastara sudah berada di dapur menghampirinya yang terlihat sejak dari mondar-mandir gelisah.
"Aku tidak melihat asisten rumah tangga satupun," jawabnya.
"Ini sudah waktunya jam istirahat. Jadi semua pelayan di rumah Ini sudah istirahat karena rumah ini memiliki aturan," jawab Kastara yang ternyata di balik sifatnya yang sangat dingin dan juga Arogant tidak memperkerjakan pelayan 24 jam yang buktinya masih jam 10.00 malam para pelayan sudah beristirahat.
"Jika memerlukan sesuatu dan jika tidak tahu apa-apa, kau bisa menunggu sampai besok pagi atau kau lakukan sendiri yang terpenting jangan membuat kacau!" tegas Kastara
"Aku belum makan sejak datang ke rumahmu dan aku lapar," jawab Tavisha jujur.
"Kalau lapar kau hanya tinggal makan saja. Apa harus ada pelayan yang menyiapkan makananmu atau harus menyuapimu makan?" tanya Kastara.
"Tidak! Aku juga tidak perlu dilayani seperti itu. Aku tidak melihat makanan apapun di sini dan makannya aku bertanya," ucapnya.
"Kalau tidak ada makanan berarti sudah habis dan kau bisa memasak sendiri untuk mengisi perutmu," sahut Kastara.
"Memasak?" tanya Tavisha membuat Kastara menganggukkan kepala.
"Kau lihat bahan-bahan makanan di dalam kulkas dan aku rasa semua yang kau butuhkan ada di sana," lanjut Damian.
Mata Tavisha langsung melihat kulkas yang sangat besar itu. Tavisha masih saja terlihat bingung dengan menggaruk kepalanya menggunakan satu jarinya.
"Kenapa kau tidak bergerak juga?" tanya Kastara.
"Iya aku akan memasak," ucapnya yang membuka kulkas itu dan seperti apa yang di katakan Kastara banyak sekali bahan makanan yang sudah melebihi supermarket.
Tavisha hanya mengambil satu buah telur dan tetap saja dia terlihat bingung yang mungkin memang baru pertama kali berada di dapur itu. Kastara masih tetap berada di dapur yang berdiri memantau Tavisha.
"Jangan-jangan kau tidak bisa memasak?" tebak Kastara.
"Memang kapan aku mengatakan bisa memasak," jawab Tavisha yang ternyata sejak tadi menjadi alasannya bengong tidak tentu karena memang tidak pernah berurusan dengan dapur.
"Hah!" Kastara yang langsung mendengus kasar mendengarnya. Kastara langsung menghampiri Tavisha yang mengambil telur yang masih dipegang Tavisha.
Tanpa banyak bicara Kastara menghidupkan kompor dan mengambil wajan, tangannya dengan lihai yang langsung memasak menu makanan dan bahkan dia juga mengambil beberapa bahan makanan dari dalam kulkas.
Sementara Tavisha yang tetap berdiri bersandar pada pinggir meja dengan kepalanya sedikit terangkat untuk mengintip apa yang dilakukan Kastara.
"Dia bisa memasak," batin Tavisha yang cukup kaget dengan keahlian pria yang suka marah-marah itu dalam memotong bahan makanan begitu sangat ahli.
Tidak lama akhirnya satu menu makanan itu dengan berbahankan telur selesai juga yang sudah dipindahkan Kastara ke dalam piring. Kastara sudah seperti chef professional saja yang menghidangkan makanan dengan sangat cantik yang tidak kalah dengan menu di Restaurant.
"Makanan itu tidak akan sampai ke perutmu jika kau masih tetap berdiri seperti itu!" sindir Kastara yang membuat Tavisha langsung duduk ketika makanan itu sudah diletakkan di atas meja.
"Aku tidak percaya wanita yang terlihat sangat sempurna seperti dirimu yang ternyata tidak bisa memasak. Banyak wanita yang tidak bisa memasak tetapi paling tidak pasti bisa memasak hal simpel dan termasuk memasak telur," ucap Kastara yang sekarang baru bisa menemukan kekurangan Tavisha.
"Aku tidak pernah mengatakan bisa memasak. Memang tidak bisa memasak adalah sebuah aib," sahut Tavisha.
"Aku pikir kamu wanita yang memiliki kesempurnaan dan semua yang dimiliki wanita lain ada pada kamu dan ternyata ada juga kekurangannya," sahut Kastara yang tetap masih terlihat tidak percaya.
"Itu artinya kau anak yang sangat manja yang sudah dapat dipastikan bahwa kau tidak pernah ke dapur sama sekali dan apalagi menyentuh bahan makanan atau jangan-jangan kau juga tidak tahu nama bahan-bahan makanan?" tebak Kastara yang membuat Tavisha menoleh kearah Kastara dengan wajahnya yang sangat kesal yang sejak tadi menjadi bahan ejekan Kastara.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Kastara dengan satu alisnya terangkat.
"Makanlah! aku juga tidak ingin orang yang berada di rumahku tiba-tiba saja mati kelaparan yang belum sampai 24 jam berada di rumah ini," ucapnya yang tidak henti-hentinya memberikan sindiran.
Tavisha yang akhirnya mau tidak mau makan juga dan bagaimanapun dia memang sangat lapar.
"Enak," ucapnya di dalam hati yang harus mengakui jika makanan yang sesimpel itu begitu sangat enak.
Tetapi tidak mungkin juga Tavisha harus jujur yang ada Kastara akan semakin besar kepala dan hal itu yang tidak dia inginkan sama sekali.
Kastara juga sangat baik hati yang menuangkan air putih untuk Tavisha. Tavisha sekarang menjadi gugup yang ternyata suaminya itu memiliki dua kepribadian yang berbeda.
Bukan hanya penilaian saat pertama kali bertemu bagaimana Kastara memang seorang pria yang sangat Arogant dan agresif dan ternyata sekarang terlihat memiliki pribadi yang perhatian.
Setelah selesai makan yang sejak tadi ditunggu Kastara yang duduk di depannya sembari bermain ponsel. Keduanya tidak ada obrolan sama sekali dan karena Tavisha yang sudah lapar membuatnya hanya fokus menyantap makanan itu.
Setelah selesai menikmati makanan itu yang ternyata Kastara juga mencuci piringnya yang mungkin dalam pikiran Kastara sangat tidak mungkin Tavisha bisa melakukan hal itu yang sudah bisa dia tebak bahwa Tavisha sangat lemah jika berurusan dengan dapur.
Setelah menyelesaikan aktivitas tidak boleh yang akhirnya mereka berdua sama-sama menaiki anak tangga menuju kamar. Tavisha yang terlihat sangat gugup yang bagaimanapun ini adalah malam pertama mereka berdua.
Di bawah anak tangga itu yang ternyata Vanya memperhatikan keduanya memasuki kamar bersama.
"Jadi Dokter wanita itu benar-benar akan tinggal di rumah ini dan mereka satu kamar. Kenapa Kastara biarkan orang lain tidur di kamarnya yang padahal selama ini dia sangat benci sekali ada orang lain masuk ke dalam kamarnya?" tanya Vanya kebingungan.
"Kastara juga menahan Dokter itu untuk tetap berada di rumah ini. Apa Kastara memberikan ancaman yang besar kepada wanita itu sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi apa gunanya wanita itu berada di rumah ini juga Damian tidak kunjung sadar juga," batin Vanya penasaran.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini