Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernyataan cinta angga.
Tidak seperti biasanya, pagi hari ini suasana dingin terasa sampai menusuk kulit. Awan hitam menyelimuti kota dengan sedikit cahaya yang menerangi, aurel yang baru bangun dari alam mimpinya menatap jendela di rumahnya.
“Sepertinya akan turun hujan, sebaiknya aku segera bergegas mandi dan berangkat lebih awal.”
Aurel beranjak dari tempat tidur ternyaman nya dan segera menuju ke kamar mandi, rasa dingin menusuk kulit saat tetesan air dari shower menyentuh kulit putihnya.
Sedangkan pagi ini angga yang merasa berat untuk membuka matanya ingin sekali menarik selimutnya kembali, tapi tiba tiba dia teringat akan menjemput aurel pagi ini.
“Shit… mata gue kenapa pengennya merem trus gini sih.”
Angga mengedarkan pandangan matanya melihat jendela di tempat kesannya, angga yang lupa menutup korden dapat melihat jika awan hitam menyelimuti langit.
“Ternyata mendung, pantesan dingin banget.”
Angga segera mematikan ACnya, dia segera menuju ke kamar mandi walau harus memaksakan dirinya untuk beranjak dari tempat tidurnya.
Pagi yang sangat dingin membuat angga memakai jaket sedikit tebal, dia melajukan motor sport nya menuju ke kediaman aurel.
Berkendara hanya sepuluh menit, angga sampai di depan kediaman aurel. Tampak pintu yang sudah terbuka lebar, angga tahu jika pagi ini mama dan oma aurel sudah bangun lebih awal dari pada aurel.
“Permisi…” seru Angga berdiri di depan pintu rumah aurel.
“Angga… ayo masuk, aurel sepertinya lagi siap siap.”
Jawab aulia dari dalam menghampiri angga, sengaja dia tarik lengan angga agar segera masuk ke dalam.
“Dingin banget ya cuacanya, sepertinya mau hujan. Oh iya kamu bawa mantel hujan kan…?”
“Enggak tant, tapi saya bawa jaket parasit.”
Aulia menghela nafasnya berat, dia merasa iba melihat angga. Segera dia berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah, dia menggambil satu mantel miliknya.
“Pake ini, tante nggak mau kamu kehujanan saat pulang nanti.”
Aulia menyerahkan mantel hujan miliknya, angga yang mendapat perhatian dari aulia merasa senang. Dia segera menggambil mantel tersebut dari tangan aulia.
“Tapi nanti tante pake apa…?”
“Tante ada kog, kamu nggak usah kawatir.”
Saat aulia dan angga mengobrol, aurel yang baru saja keluar dari kamar segera berjalan ke ruang makan. Dia tidak tahu jika angga sudah datang ke rumahnya.
“Kamu punya kekasih nggak untuk sekarang, jika enggak. Tante berniat mau kenalin kamu ke anak temen tante, anaknya cantik nga, tante yakin kamu pasti suka.”
Ucapan aulia terdengar di indra pendengaran aurel yang akan menggambil sanwich buatan oma nya, dia menoleh melohat ke arah ruang tamu.
“Angga sudah dari tadi menunggumu. Mending oma bungkus sanwich ya untuk kalian makan di kampus.”
Aurel yang terkejut segera menoleh ke arah omanya, dia mengangukan kepalanya tanpa menjawab ucapan oma ana.
“Ini rel, cepat sana kamu berangkat sekarang. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.”
Oma ana menyerahkan paper bag ke depan aurel, dengan segera aurel menerima pemberian oma nya.
“Aurel berangkat dulu ya oma, makasih buat bekalnya.”
Aurel segera berjalan cepat menuju ke ruang tamu, di mana angga dan aulia sedang asik berbincang.
“Ayo kita berangkat sekarang cak, keburu hujan.”
Entah kenapa ucapan aurel terdengar ketus hari ini saat mengajak angga untuk segera berangkat, aulia yang melihat tingkah aurel hanya tersenyum penuh arti.
“Ya sudah kalian berangkat sekarang, hati hati di jalan ya. Oh iya angga, kapan kapan kalau kamu ada waktu hubungi tante. Tante akan buat janji sama teman tante, agar kalian bisa bertatap muka.”
Angga yang tidak enak dengan aulia hanya tersenyum sambil mengangukan kepalanya ramah, angga sempat melirik ke arah aurel yang terlihat mengerucutkan mulutnya.
“Berangkat dulu ma.” Pamit aurel dengan nada terdengar ketus.
Perjalanan menuju ke kampus pagi ini bersama aurel membuat angga tidak nyaman, aurel yang dari tadi diam tanpa berkata apapun seperti biasa membuat angga salah tingkah.
Setelah sampai di parkiran kampus, angga mencari tempat untuk memarkirkan motornya. Beruntung ada tempat yang terlihat masih kosong, dia meletakkan motornya di sana, yang kebetulan dekat dengan taman.
“Apa yang ada di tangan kamu itu rel.”
Angga melihat paper bag di tangan aurel, dia penasaran sejak tadi dengan barang bawaan milik aurel.
“Oh ini, sarapan buat kita dari oma.”
Bak pucuk di cinta ulam tiba, angga merasa dewi Fortuna masih berada di pihaknya. Segera angga menarik tangan aurel pelan menuju ke area taman yang masih terlihat sepi, dia duduk bersama aurel di gazebo dekat danau buatan.
Suara burung berkicau masih dapat mereka dengar, angga yang duduk manis di depan aurel menunggu aurel mengeluarkan isi di dalam paper bag nya.
“Sanwich buatan oma, ini buat kamu dan ini buat aku.”
Aurel menyerahkan kotak yang berisi sanwich ke depan angga, tak lupa dia juga menyerahkan susu kotak untuk angga minum.
“Makasih sayang…”
Aurel yang samar samar mendengar angga memanggilnya sayang segera mendongakkan wajahnya menatap angga, dia ingin memastikan dengan ucapan sepontan dari angga.
“Kamu panggil aku apa…?”
Angga tersenyum menatap aurel, dia terlihat sangat tampan pagi ini di pandangan mata aurel.
“Aurelia cantik…”
Aurel menggelengkan kepalanya, bukan itu tadi yang dia dengar.
“Makan, sebelum kelas kita di mulai. Ingat pagi ini dosen kiper yang akan mengajar kita, aku tidak ingin kita di kurangi nilainya hanya karena terlambat satu detik.”
Aurel menelan ludahnya dengan sangat berat, dia tahu yang angga maksud. Segera aurel menghabiskan sarapannya, angga yang berhasil mengalihkan obrolannya tersenyum senang meliaht reaksi aurel.
Waktu belajar pun terlah selesai, sekarang tiba waktunya mereka pulang ke rumah masing masing. Angga yang akan mengantar aurel ke rumahnya segera di tolak niat baiknya oleh aurel.
“Maaf cak, aku mulai hari ini akan pulang sendiri. Kamu nggak apa apa pulang sendiri kan.”
Aurel merasa tidak enak hati dengan angga yang akan mengantarkannya pulang, dengan berat hati aurel harus menolak ke inginan angga.
“Boleh aku tanya, sesudah pulang kuliah memang kamu mau kemana…?”
Aurel terdiam dia bingung mau membuat alasan apa lagi, apa dia harus jujur atau dia harus berbohong. Sedangkan selama ini angga selalu baik dengannya, saat aurel akan menjawab ucapan angga terdengar bunyi handphone milik angga.
Angga yang melihat siapa yang telah menghubunginya terkejut melihat nama tante aulia tertera di layar handphone milik angga.
“Tante aulia.”
Mendengar nama mamanya di sebut aurel segera menarik tangan angga, dia melihat nama mamanya di layar handphone milik angga.
Tanpa menunggu persetujuan angga, aurel mengangkat panggilan aulia dan sengaja melouspeker panggilan mamanya. Dia ingin tahu apa yang akan mama nya katakan ke angga.
“Halo angga, bisa kita ketemu di kafe old. Tante akan ajak kamu ketemu sama temen anak tante, nama nya kirana.”
Angga terdiam menatap aurel yang terlihat kesal, angga menjadi specles saat ini.
“Oh iya tante, saya sebentar lagi ke sana.”
Angga yang tidak ingin mengecewakan aulia segera menjawabnya tanpa meminta persetujuan aurel, angga kali ini ingin melihat reaksi aurel.
“Kamu mau ketemu anak temen mama, emang kamu tertarik dengan perjodohan ini.”
Ucapan aurel terdengar ketus, entah kenapa hati aurel menjadi memanas mendengar angga yang menyanggupi ajakan aulia.
“Kenapa kami harus marah, memang kamu mau jadi pacar aku. Jika kamu mau, aku akan membatalkan pertemuanku dengan anak teman mama kamu.”
Aurel menoleh menatap angga yang juga menatapnya.
“Terserah kamu tuan Angga Wicaksono, kamu mau ketemu si A lah, atau si B lah. Itu bukan urusan ku, toh aku tidak berhak menghalangi kamu.”
Aurel yang berniat akan meninggalkan angga segera di tarik lengannya oleh angga, dia segera memeluk aurel dengan sangat erat. Sampai aurel dapat mendengar detak jantung angga,
“Kamu berhak aurel, kamu berhak melarangku. Karena rasa cinta ini masih hanya buat kamu, jika kamu mau menerima perasaanku aku akan segera menolak keinginan mama kamu.”
Aurel terdiam mendengar ucapan angga, rasa hangat dari tubuh kekar angga entah kenapa membuat aurel menjadi terdiam tanpa bisa menjawab ucapan yang angga lontarkan.
“Aku… aku…”
“Aurelia Saputri, di sini aku akan mengungkapkan perasaanku sekali lagi sama kamu. Aku Angga Wicaksono sangat mencintai Aurelia Saputri dan berharap Aurelia menerima pernyataan cinta Angga, aku tidak akan bosan sampai kamu mau jujur akan perasaan yang kamu pendam selama ini aurel. Aku tahu kamu juga mencintaiku, dan aku tahu kamu takut jika kamu menerima cinta ku hubungan pertemanan kita akan terkontaminasi, tidak akan sama seperti dulu.”
Posisi angga saat ini tengah berhadapan dengan aurel, dia memegang kedua lengan aurel dengan kedua tangannya.
“Aku… aku..”
Tanpa menunggu jawaban aurel, angga dengan cepat mencium bibir merah merona milik aurel. Ingat hanya mencium, hanya menempel tanpa ada lumatan.
Aurel yang merasakan ciuman mendadak dari angga memelototkan kedua matanya, First kiss nya di ambil oleh teman sekaligus sahabatnya sendiri.
“First kiss ku..” batin aurel yang masih terdiam kaku.
Angga yang merasakan aurel terdiam tanpa membalasnya, segera menjauhkan wajahnya, dia menatap aurel yang menggedipka kedua matanya.
“Maaf aurel… aku sudah lancang menciummu, aku hanya ingin kamu tahu jika selama ini hanya ada nama kamu di hati aku.”
Mendengar ucapan angga, tiba tiba wajah aurel berubah menjadi semerah tomat. Dia malu dan juga bingung dengan perasaannya sendiri.
“Wajah kamu.” Ucap angga yang meliaht wajah aurel memerah.
Aurel yang tampak malu segera memeluk tubuh kelar angga cepat, dia tidak ingin angga melihatnya.
“Hei… aurel, kenapa kamu tiba tiba memelukku.”
“Ssstttt… diam, aku malu tau.”
Angga yang mendengar ucapan aurel tersenyum senang, dia merasa aurel telah menerima pernyataan cintanya kali ini.
“Jadi kamu mau menerima cintaku, Aurelia Saputri.”
Aurel mengangukan kepalanya pelan, dia juga tidak bisa mengitari akan perasaannya jika dia juga mencintai angga.
“Sekarang kita resmi jadi sepasang kekasih.”
Aurel mengaku lagi, masih dengan memeluk tubuh kelar angga.
“Kamu hubungi mama, bilang kalau kamu sudah punya kekasih, tapi awas jangan bilang kalau kekasih kamu adalah aku.” Ucap aurel yang masih di dapat di dengar angga.
“Baiklah sayang, baiklah.”