NovelToon NovelToon
Aurora

Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Apa yang kita lihat, belum tentu itulah yang sebenarnya terjadi. Semua keceriaan Aurora hanya untuk menutupi lukanya. Dia dipaksa tumbuh menjadi gadis kuat. Bahkan ketika ayahnya menjual dirinya pada seorang pria untuk melunasi hutang-hutang keluarga pun, Aurora hanya bisa tersenyum.

Dia tersenyum untuk menutupi luka yang semakin menganga. Memangnya, apa yang bisa Aurora lakukan selain menerima semuanya?

"Jika kamu terluka, maka akulah yang akan menjadi obat untuk lukamu." —Skala Bramasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Pukul sebelas siang, mereka baru bangun. Tentunya Aurora yang lebih dahulu membuka mata lalu ia memaksa Skala agar bangun. Sebelum mandi, Skala lebih dulu memesan makanan untuk mereka berdua. Dan sekarang, keduanya sedang menikmati makanan tersebut. Seperti biasa, Skala memberikan banyak makanan pada Aurora, dan Aurora tidak bisa menolak selain memakannya. Kebetulan dia lapar. Meski makanannya banyak, Skala tetap memperhatikan jenis makanannya. Sehat, dan bukan sea food.

"Lily suka dengan burger. Aku jadi teringat dengannya," celetuk Aurora tiba-tiba. Dia menatap burger yang dimakan Skala.

"Siapa Lily?"

"Anak tetangga kita. Bukankah aku sudah pernah cerita padamu?"

Skala mengendikkan pundaknya acuh. "Aku lupa." Dia kembali memakan burger tersebut dengan santai.

"Dia gadis yang lucu, menggemaskan. Aku jadi ingin memiliki anak kecil juga," ucap Aurora dengan mata berbinar. Dia membayangkan betapa gemasnya Lily, ditambah pipinya yang gembul serta cara bicaranya yang masih cadel.

"Kamu ingin anak kecil?" tanya Skala. Dia mengunyah dengan pelan seraya memperhatikan Aurora yang terlihat antusias.

Aurora mengangguk cepat. "Iya! Kalau ada anak kecil, aku tidak akan kesepian lagi kalau kamu sedang bekerja. Black dan White? Bahkan kamu tidak memperbolehkan aku untuk menyentuh mereka lagi." Dia cemberut.

"Kalau begitu buat anak kecil saja. Kamu mau?" sahut Skala tanpa memperdulikan raut cemberut Aurora.

Dan ya, Aurora kembali sumringah mendengar ucapan Skala. "Mau mau!" serunya seperti anak kecil.

Skala tersenyum miring. Dia meletakkan burgernya ke atas piring. "Bagaimana kalau kita buat sekarang saja? Bukankah lebih cepat lebih baik?"

Aurora mengerut bingung, tanpa sadar dia menggaruk pipinya. "Bagaimana caranya?"

"Seperti ini—"

****

"Honey, tidak bisakah kita menemui mereka sekarang? Aku tidak sabar."

"Tidak sekarang." Benjamin menahan senyumnya. "Aku rasa, mereka sedang sibuk. Kamu tenang saja, semuanya akan berjalan seperti apa yang kita rencanakan."

Benjamin Alessandro. Mantan ketua mafia yang saat ini telah menguasai dunia bisnis. Sosok pria yang Skala temui beberapa waktu lalu. Tentu pertemuan mereka ada maksud tertentu. Mata hitam legam dengan surai rambut yang senada, aura yang Benjamin pancarkan pun masih terasa. Gelap, berbahaya, dan penuh ancaman. Dialah orang yang dulu hanya Skala lihat di sosial media. Benjamin tidak akan menemui siapapun jika tidak penting. Artinya, pertemuannya dengan Skala memanglah penting, bukan?

Lythia Alessandro adalah istrinya. Meski terlihat anggun, cantik dan penuh wibawa, nyatanya Lythia tidak kalah kejamnya seperti sang suami. Dia bukanlah orang yang bersembunyi di bawah kekuasaan keluarga dan suaminya. Jika ada yang mengganggu, maka dia yang akan menghukum orang itu sendiri. Tentu itu semua tidak lepas dari ajaran Benjamin. Dia benar-benar mampu membuat istrinya tumbuh menjadi wanita kuat dan hebat.

"Kamu tau di mana mereka menginap?"

"Tentu saja." Benjamin mengelus pinggang istrinya dengan lembut. Mereka sedang bersantai di sofa sambil menonton TV.

"Kalau begitu, beri tahu aku!" desak Lythia.

"No." Benjamin menatap istrinya dengan peringatan. "Kamu akan mendatangi mereka jika aku memberitahu."

Lythia mendengus. "Tidak masalah, aku bisa mencari tahu sendiri!" Dia beranjak dari duduknya, namun Benjamin langsung menahan tangannya dan memaksanya duduk kembali.

"Jangan terburu-buru, Honey. Biarkan mereka bersenang-senang," ujarnya. Lembut tapi tegas.

Lythia menghela nafas kasar. "Baiklah!" ucapnya. Pada akhirnya dia menurut. Padahal dia sudah tidak sabar bertemu dengan mereka.

Di gedung hotel tempat Skala dan Aurora menginap...

Aurora mengerjapkan mata sembab nya. Dia mengeratkan selimutnya ketika merasakan dingin. Skala sudah tidak ada di sampingnya, ke mana pria itu setelah menggempurnya selama berjam-jam?

Skala sendiri sedang berdiri di balkon kamar sembari meminum teh hangat. Celana kain berwarna hitam membalut bagian bawahnya, sedangkan bagian atas dia biarkan terbuka. Dia terlalu menikmati pemandangan hingga tidak sadar kalau Aurora sudah bangun.

Seperti anak kecil yang penasaran, Aurora mau-mau saja ketika disuruh Skala ini itu. Aurora benar-benar ingin memiliki seorang anak kecil, dan Skala tidak menyia-nyiakan kepolosan istrinya kali ini. Dan ya, mereka melakukan hubungan tersebut. Meski Skala melakukannya dengan pelan, tapi dia tidak berhenti sebelum puas. Bahkan Aurora sampai menangis karena kelelahan, itu sebabnya matanya sembab.

Aurora duduk sambil terus mengeratkan selimutnya. Sebenarnya dia malas sekali, namun ketika melihat langit yang sudah berwarna orange, ia terpaksa bangun karena lapar.

"Monster, aku yakin dia monster," bisiknya. Dia belum pernah melihat sisi lain Skala selama ini, tapi, tadi malam, suaminya itu terlihat— cukup. Aurora tidak ingin mengingatnya lagi.

"Sudah bangun?"

Suara berat Skala membuat Aurora tersentak kecil. Sontak saja matanya menatap kesal ke arah pria itu, namun sedetik kemudian dia tersadar dan kembali biasa saja. Menatap suami dengan tatapan kesal nan sinis, bukankah itu tidak boleh?

"Aku lapar," ujar Aurora dengan suara pelan. Dia menunduk memainkan rambut panjangnya yang curly. Gugup.

Tanpa menunggu lama, Skala langsung memesankan makanan untuk mereka berdua. Tak lupa ia memesan obat untuk Aurora. Setelah semua selesai, Skala menghampiri Aurora yang masih terdiam.

Bohong kalau dia tidak senang. Skala senang sekali. Karena dia menjadi yang pertama untuk Aurora. Dengan begitu, hubungan mereka pasti akan semakin erat. Dan Skala juga berjanji akan menjaga Aurora sebagai mana mestinya.

"Ada yang sakit?" tanya Skala dengan lembut. Bahkan dia menunduk untuk menatap wajah Aurora yang tertutupi oleh rambut. Tangannya memegang tangan mungil sang istri dan mengusapnya dengan lembut.

"Ada," jawab Aurora.

"Bagian mana? Hm?"

"Itu..." Aurora menggantung ucapannya, ragu untuk melanjutkan.

Seolah paham, Skala pun mengangguk. Apakah dia terlalu kasar semalam?

"Maafkan aku," ucap Skala dengan tulus. "Apa aku terlalu kasar?"

Aurora mengangguk cepat. "Ya, seperti monster," ujarnya polos.

Skala terkekeh kecil. "Maaf, hm? Tenang saja, tidak lama lagi, kamu akan memiliki anak kecil. Di sini." Ia mengusap perut rata Aurora dengan lembut.

Aurora mengerjapkan matanya. "H-hamil?"

Skala mengangguk. Melihat raut tegang sang istri, dia jadi bingung. "Kenapa? Kamu tidak suka hamil?"

"Skala, aku ingin anak kecil seperti Lily. Tapi, aku tidak mau hamil..." Suara Aurora bergetar. Mata bulatnya juga berkaca-kaca.

Kening Skala semakin mengerut. "Why? Kamu ingin anak kecil, kan?"

Aurora mengangguk kaku. "Aku pikir, kamu akan memberikan aku anak kecil melalui adopsi dari panti asuhan...," lirihnya.

"Lalu, kenapa kamu takut hamil, Aurora?" Tatapan mata Skala jadi tajam. Apakah Aurora tidak ingin mengandung anak dari monster seperti dirinya?

"Aku ... takut melahirkan. Pasti sakit..."

Itu adalah ketakutan semua wanita. Wajar kalau Aurora khawatir hingga takut hamil.

Skala menghela nafas berat. Bagaimana caranya dia menjelaskan pada Aurora?

"Kitten, dengar aku ..." Skala memegang kedua tangan Aurora membuat si gadis menatap matanya.

"Melahirkan memang sakit, tapi, apakah kamu tidak ingin memiliki seorang anak untuk menyempurnakan keluarga kecil kita? Aku rasa ini terlalu cepat. Menikahi mu dengan terpaksa, namun, sekarang aku merasa jika kamu adalah duniaku. Bahkan aku berjanji akan melindungi kamu bagaimanapun caranya. Aku bertekad untuk menjadi suami yang baik untukmu. Sebagai seorang pria, aku juga ingin memiliki keturunan, Aurora. Dan aku ingin kamulah yang melahirkan anakku, anak kita."

"Maaf jika terkesan egois, tapi, aku benar-benar ingin mempertahankan pernikahan ini. Trust me, please..."

Air mata Aurora jatuh begitu mendengar penuturan Skala. Tatapan mata suaminya yang begitu tulus membuat Aurora luluh seketika. Selama ini, dia ditatap dengan kebencian, namun Skala? Pria itu menatapnya dengan penuh kasih dan tulus.

Pada akhirnya Aurora mengangguk. "Baiklah. Tapi, tolong jangan membuatku kecewa. Karena aku sudah mempercayaimu," ujarnya dengan pelan.

Skala mengangguk cepat. Dia langsung menarik Aurora ke dalam pelukannya, menyalurkan rasa kasih sayang pada istri mungilnya ini.

Ini bukanlah akhir, melainkan awal dari segalanya.

bersambung...

1
레이디핏
Happy happy yh kalian bedua sebelum ada rawr nyaaaa🤏🏻
Nabila
lanjut
minsugaa
luar biasa
neur
keren KK 😎👍❤☕👌
lanjuuuut
dyarryy: makasih kak❤‍🔥
total 1 replies
레이디핏
Aaaaaa Rora bahagia dehhh, ternyata kamu orang besar jugaaa🤏🏻
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣untung besar skala kalai ini 🤭🤭🤭🤭
레이디핏
Eaaaaa ang angggg yuk bisa yukkk keluarkan romance nyeeee😍😘
vj'z tri
yang lain antara ada dan tiada 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
itu dayung rora dayung 🤭🤭🤭🤭🤭
erma irsyad
astaga pertanyaan rora😂🤣
vj'z tri
ayo rora kamu pasti bisa .... cih keluarga di saat butuh uang dianggap keluarga tapi di saat senang mereka lupa kalau rora masih bagian dari mereka 😏😏😏😏🥹🥹🥹
vj'z tri
aku selalu sabarrrrr menunggu lanjutan Aurora dan skala 🤩🤩🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
ayo rora tunjukan tarung mu 🔥🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
gemes gemes gemes banget sama pasangan ini 🤗🤗🤗🤗🤗
vj'z tri
panggilan kesayangan neng kan lucuuuuu 🤭🤭🤭🤭🤭🤗🤗🤗kucing manis
vj'z tri
Evelyn 😤😤😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
tidak boleh tidak boleh menangis 😭😭😭😭🤧 semangat rora kamu harus bangkit bangkit jangan mau di tindas 🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
semoga rora bisa berenang 😱😱😱🫣🫣🫣
vj'z tri
ehhh mulut mu itu mulut mu ibu mertua kelakuan pingin tak getok 😅😅😅
레이디핏
Syukur dh pindahhhh, mari buat kemajuan Skala Kitten☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!