Semua telah terjadi, Zhang Gu Yue tersadar akan segala kebodohan nya, namun semua telah sia-sia. Kini dengan tubuh yang telah hancur dan bayi nya yang bahkan belum sempat melihat dan merasakan bagaimana hangat nya sinar mentari, mereka sama-sama terkapar di atas tanah yang begitu dingin bak tak memiliki perasaan. Tubuh itu mati dengan segala rasa penyesalan dan rasa sakit yang tak terbayang lagi.
Namun kini ia, Zhang Gu Yue kembali diberi kesempatan terlahir kembali. Ia berjanji akan menebus segala kesalahan dan kebodohan nya di masa lalu.
📌 Note :
1. Jangan plagiat
2. Kalau gak suka ya udah gapapa gak usah di baca
3. Selamat baca bagi yang mau
4. Jangan lupa vote dan komen nya
5. CERITA FIKSI (KHAYALAN PENULIS)
THANK YOUUU🤍
《 va_jiyoon 》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon va_jiyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
《 16 》 Aula Leluhur
...~ happy reading ~...
...🤍🤍🤍...
Tiga hari ini Zhang Gu Yue berlatih dengan serius di halaman belakang rumah nya, ditemani oleh Ruyin yang selalu siap melayani nya. Beberapa hari ini, Zhang Gu Yue pun memperhatikan dan sesekali menguji pelayan baru nya, dia juga menyelusuri latar belakang Ruyin. Dan ia puas akan hasil nya.
"Nona, anda sungguh hebat!!" puji Ruyin dengan penuh binar sambil menyodorkan kain bersih untuk menyeka keringat.
"Jangan terlalu sering memuji ku" ucap Zhang Gu Yue sambil menyeka keringat di dahi nya.
"Hehe... Nona, aku sudah menyiapkan air. Hari ini anda harus menghadiri pemujaan leluhur Keluarga Zhang" ucap Ruyin dan Zhang Gu Yue pun menurut.
>>>>>
Ditemani oleh Ruyin, Zhang Gu Yue berjalan dengan penuh wibawa menuju ruang di samping aula pertemuan. Di depan ruangan itu, Zhang Jie duduk di bangku taman menikmati secangkir teh serta cemilan bersama pelayan nya.
Bagaimana pun juga dia adalah anak angkat Keluarga Zhang, jadi dia tak diperkenankan masuk ke aula leluhur yang dianggap suci itu. Begitu pun juga Ruyin yang hanya bisa menunggu di depan pintu ruangan. Zhang Jie yang melihat Zhang Gu Yue pun tersenyum dan di balas senyuman juga oleh nya.
"Salam Kakek" ucap Zhang Gu Yue menundukkan kepala nya.
"Bangunlah, beri hormat kepada leluhur Keluarga Zhang" titah Zhang Tao.
Disana sudah terdapat Zhang Xian duduk berdoa memegang dupa. Dia pun melangkah lebih dekat sesuai status nya, memberikan salam lalu membuat posisi seperti bersujud sebanyak tiga kali. Lalu berlutut di atas bantal lembut, berdoa memejamkan mata sambil memegang dupa.
Setelah dupa habis seperempat nya, dia bangkit dan meletakkan sisa dupa di mangkuk emas lalu melangkah mundur.
"Yue'er, karena Kakak mu sedang berada di perbatasan, kamu sebagai putri sulung Keluarga Zhang ayo kedepan dan melanjutkan ritual" ucap Zhang Tao.
Setelah melakukan beberapa ritual kini Zhang Gu Yue, Zhang Xia, dan Zhang Jie duduk bersama di bangku taman di depan aula leluhur. Mereka menikmati sinar mentari yang mulai panas, namun karena ada pohon besar yang berjasa menutupi sehingga tempat mereka duduk menjadi sejuk.
"Kakak, adik minta maaf karena belum menyambut kepulangan Kakak dengan benar" ucap Zhang Xia.
"Tidak masalah Xia'er" jawab Zhang Gu Yan.
"Oh iya Kakak, hari ini adalah hari perayaan Permaisuri Shu Jiao atas kelahiran putri nya. Bagaimana kalau kita berangkat bersama?" tanya Zhang Xia tersenyum memperlihatkan lesung pipi nya.
Zhang Gu Yue tersenyum di dalam hati, adik nya yang satu ini ingin menjelekkan nama nya ternyata, "Apakah kereta kuda mu bermasalah? sayang sekali, kereta kuda ku hanya cukup untuk diri ku sendiri. Mungkin jika kau mau, kau bisa berangkat dengan Adik Jie'er"
Bagaimana bisa putri sah satu kereta dengan putri selir, itu hanya akan menjelekkan citra nya. Dulu memang dia selalu berangkat satu kereta dengan Zhang Xia, namun Zhang Gu Yue yang sekarang tidak akan sebodoh dulu.
Wajah Zhang Xia langsung menggelap karena permintaan nya ditolak, "Yahhh begitu ya? kereta kuda Kakak sangat nyaman, tubuh lemah adik ini seperti nya tidak akan kuat jika harus menanggung kereta kuda ku yang kasar"
Sebenarnya sejak Zhang Xia kecil, dia sudah mengidap penyakit asma sehingga membuat tubuh nya dengan mudah merasa lelah dan begitu rapuh.
"Kalau Kakak merasa kurang sehat, tidak usah berangkat saja. Nanti akan aku bantu sampaikan pada Yang Mulia Permaisuri" ucap Zhang Jie.
Zhang Xia bertambah kesal, seperti nya usaha nya kali ini akan sia-sia. Tak ia sangka, kakak yang dulunya mudah ia manfaatkan kini berubah sejak ia kembali. Bahkan Kakak nya itu sudah menggeserkan posisi ibu nya dengan mudah.
"Tidak perlu. Kalau begitu adik, izin kembali ke kediaman" ucap Zhang Xia lalu pergi.
Hingga tersisa lah kedua gadis dengan ekspresi dingin yang tercetak di kedua wajah gadis tersebut. Keduanya tak ada yang memulai percakapan hingga pelayan Zhang Jie datang membawa Nona nya itu pergi.
Tersisa lah Zhang Gu Yue yang masih duduk tenang menikmati teh nya. Mata nya menatap lurus danau dengan pikiran yang berkecamuk.
"Nona" panggil Ruyin.
"Tikus asli itu terlihat begitu aneh, berbeda dari rubah asing yang tampak begitu familiar" ucap Zhang Gu Yue.
"Maksud Nona?" tanya Ruyin bingung.
"Tidak, ayo kembali dan bersiap" jawab Zhang Gu Yue.
...🤍🤍🤍...