NovelToon NovelToon
Aku Bukan Penggantinya!

Aku Bukan Penggantinya!

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti / Cerai
Popularitas:42.7k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Banyak yang bilang orang baru akan kalah dengan orang lama. Nyatanya nasib Zema sangat berbeda.

Menikah dengan sahabat masa kecilnya justru membuat luka yang cukup dalam dan membuatnya sedikit trauma dengan pernikahan.

Dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang membuat Zema akhirnya sadar. Terkadang orang yang dikenal lebih lama bisa saja kalah dengan orang baru yang hadir dihidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Zema duduk sambil menyesap tehnya. Dia memandang sang kakak yang sedang melakukan sesi terapi dengan psikolog di depan sana.

Hidupnya terasa tenang, beban yang dulu menghimpitnya telah ia lepaskan. Apalagi pengacaranya memberitahu jika Atta meminta waktu sebab, dia akan menjual rumah orang tuanya untuk membayarnya.

Zema termenung, rumah dengan halaman luas milik orang tua Atta memang memiliki harga yang lumayan mahal karena berada di pusat kota. Dia hanya tak menyangka jika pada akhirnya mereka kehilangan semuanya karena ketamakan mereka sendiri.

Andaikan tak memikirkan Leora, sungguh memenjarakan Atta dan Kenzie terasa lebih menggoda. Namun benar seperti kata Intan, untuk apa, tak ada untung baginya. Atta dan Kenzie mungkin hanya dipenjara beberapa tahun, setelah bebas, mereka bisa hidup seperti biasa.

Setidaknya kalau seperti ini, dirinya mendapatkan sedikit keuntungan, meski tak sebanding dengan kesakitan batin yang dia alami.

Terlebih lagi saat mendengar keadaan Atta yang menurut pengacaranya sangat berubah drastis.

Mantan suaminya itu masih meminta bertemu atau bicara dengannya langsung, tapi tentu saja dia menolak. Zema merasa urusannya dengan Atta bisa didiskusikan dengan pengacaranya saja.

"Zem, bangkitlah. Lupakan semuanya, kamu harus kembali menata masa depanmu. Tidak semua laki-laki seperti Atta—" ucap ibunya sendu.

Kedua orang tuanya tak menyangka jika Atta, Luthfi dan Kenzie selicik itu. Mereka pikir Leora benar-benar anak Zema dan Atta, tak tahunya gadis yang selama ini mereka kira cucu mereka ternyata bukanlah anak dari putri mereka.

"Aku udah bangkit bu, ibu pikir aku masih memikirkan mereka? Enggak kok, ibu tenang aja," jawab Zema sembari tersenyum.

Dirinya tak berbohong. Sesekali dia memang merindukan Leora, tapi semua itu tak membuatnya sedih berlarut-larut.

"Kami minta maaf Zem—" sela ayahnya. Kedua orang tua Zema benar-benar merasa bersalah pada anak mereka.

Apalagi ayahnya, sebagai seorang ayah yang seharusnya bisa melindungi keluarga dan anak perempuannya, dia justru tak berdaya dan merasa tak berguna.

"Bapak dan ibu ngga perlu sedih, aku baik-baik aja. Alam sudah menemukan jalan untuk menghukum mereka. Seharusnya kita ngga perlu membahas mereka."

"Ka-kamu ngga trauma menikah 'kan Zem?" tanya ibunya cemas.

Zema tersenyum lalu kembali menyesap tehnya. Selama ini dia hanya memikirkan pekerjaannya saja. Untuk urusan asmara, benar-benar dia abaikan. Entahlah, bukan karena tak percaya ada laki-laki baik, tapi hubungan pernikahan dan dimanfaatkan membuatnya sedikit khawatir.

"Kalau memang Tuhan memberi Zema jodoh lagi, Zema juga membuka hati Bu. Tapi untuk saat ini, Zema ingin menikmati hari-hari Zema sendiri dulu."

Kedua orang tuanya hanya bisa saling pandang. Perasaan khawatir tentu ada, tapi mereka tak ingin memaksa Zema. Jika saat ini anak mereka masih merasa trauma akan sebuah pernikahan, maka membiarkannya menyembuhkan diri dirasa lebih baik.

.

.

Atta dan keluarganya tengah sibuk pindahan ke rumah kontrakan baru mereka. Femi masih tak terima dengan keputusan putranya yang benar-benar tega menjual rumah mereka.

Awalnya Atta berniat meminjamkannya ke Bank, tapi saat melihat cicilannya, dia benar-benar merasa tak sanggup, terpaksa dia memilih menjual rumah itu dan berencana membeli rumah baru.

Namun karena rumah itu akan ditawarkan, developer meminta Atta mengosongkan rumah mereka agar pembeli bisa leluasa melihat-lihat rumahnya.

Jiny sendiri juga kesal bukan main, tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa. Dirinnya masih bergantung pada penghasilan Atta untuk biaya kuliah.

"Kenapa rumah ini kecil banget ka? Terus kamarnya cuma tiga, aku tidur di mana dong!" keluh Jiny kesal.

Atta memutuskan menjual rumah orang tua beserta isinya, sebab merasa barang-barang ibunya terlalu besar dan banyak. Dia merasa tak memerlukan banyak barang, seperti lemari pajangan dan lainnya jadi lebih baik dijadikan uang.

"Kamu tidur sama Ara. Ini sementara, kalau rumahnya udah laku, kakak pasti beli rumah lagi."

"Ya udahlah, terserah kakak. Janji kakak harus menyiapkan suster buat mamah, aku cape tau ka!"

Kenzie hanya melihat sinis pada adik iparnya. Menurutnya, Jiny dan mertuanya adalah beban bagi suaminya.

"Zie, kamu juga tolong perhatikan sekolah Ara, kenapa sering sekali bolos? Aku bayar mahal buat sekolah dia!"

Kenzie yang kesal lantas bangkit berdiri. "Aku juga maunya sekolah, tapi lihat anak kamu. Dia sendiri yang ngga mau, lagian kenapa kamu juga nunggak bayaran sekolah Ara? Aku kan jadi malu karena sering dipanggil TU!" [TU : Tata Usaha]

Atta menarik napas panjang. Dirinya benar-benar tak menyangka jika biaya sekolah Leora benar-benar mahal. Awalnya dia menyarankan agar anaknya pindah kesekolah umum biasa saja, tapi Kenzie menolak, entah gengsi pada siapa, lagi pula dia tak memiliki teman dekat menurutnya.

"Lagian sok-sokan sekolah di sana. Waktu itu kan Ka Zema yang bayar, sekarang sadar kan?" cibir Jiny kesal.

"Harusnya Atta ngga pusing mikirin biaya sekolah Ara kalau ngga diganggu juga sama biaya kuliah kamu! Atta itu wajib menafkahi kami, bukan benalu kaya kamu dan ibumu!" pekik Kenzie kesal.

"Apa? Kamu sebut kami benalu? Hei dengar ya ka Kenzie, semua ini ngga bakal terjadi kalau kamu ngga kegatelan sama suami orang!"

Kenzie yang kesal lantas menampar Jiny. Atta terpaksa melerai keduanya. Jiny benar-benar tak terima sebab, sebagi seorang kakak ipar Kenzie tak berhak menamparnya. Orang tua serta kakaknya sendiri saja tak pernah melakukan hal itu padanya.

"Sudah! Astaga, kenapa kalian suka sekali bertengkar, apa kalian ngga lelah? Kenapa kalian selalu saling menyalahkan. Ngga bisa kah, kita kompak kaya dulu lagi?"

"Aku ngga terima ya ka, istri kakak yang murahan ini berani menamparku, memang siapa dia?" sungut Jiny kesal.

Kenzie hendak merangsek maju dan menampar Jiny lagi tapi langsung dicegah oleh Atta dan justru didorong dengan kasar olehnya hingga jatuh terjungkal kebelakang.

"Hentikan Zie. Minta maaf sama Jiny," pintanya tegas.

"A-apa? Kamu minta aku buat minta maaf? Adik kamu yang kurang ajar Ta!"

"Tapi kamu ngga sepatutnya menampar dia, selama ini Jiny bahkan lebih banyak membantu aku dari pada kamu!"

Hati Kenzie benar-benar sakit. Andaikan bisa, dia ingin sekali keluar dari rumah ini. Namun ia tak tahu harus ke mana, dia tak punya keahlian apa pun. Ingin bekerja, tapi ijazahnya hanya sebatas SMA sebab dia tak lulus kuliah karena kejadian dulu.

Nasibnya benar-benar apes. Andai tahu caranya menjual diri, dia juga ingin pekerjaan mudah itu, hanya saja dia tak tahu bagaimana caranya.

Terpaksa dia bertahan, meski harga dirinya dinjak-injak begitu rendah oleh suami dan adik iparnya.

Namun dalam hati Kenzie berjanji, jika menemukan celah, dia akan membalas mereka.

.

.

Setelah lama menunggu akhirnya ada yang berniat membeli rumah orang tuanya.

Harganya tidak cocok dengan yang Atta tawarkan, tapi pembeli kali ini menawar harga lebih tinggi dari pada penawar sebelum-sebelumnya.

Dia tak bisa lagi mangkir dari kewajiban, sebab pengacara Zema juga mengetahuinya dari pihak Developer yang sejak awal sudah menandatangi perjanjian agar memberitahu transaksi jual beli ini.

Atta harus puas, setidaknya masih ada uang sisa untuk membeli rumah baru dan biaya kehidupan sehari-harinya.

Pembeli rumah memberikan dua cek, satu cek untuk diberikan pada pengacara Zema sesuai nominal perjanjian, selebihnya cek miliknya.

Atta pulang dengan perasaan linglung. Ia tak bahagia, meski memiliki uang ditangan.

"Gimana Ta, uangnya udah cair?" cecar Kenzie langsung.

Atta hanya terdiam, sedangkan Kenzie langsung melihat tas besar hitam yang ia yakin berisi uang yang sudah Atta cairkan dari hasil jual beli rumah orang tuanya.

Mata wanita itu berbinar. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa melihat lagi tumpukan uang yang sangat banyak.

"Aku mau mandi," ujar Atta lemas.

"Tentu, aku sudah siapkan air hangat, nanti keburu dingin!"

Atta menggeleng, jika berurusan dengan uang, istrinya itu pasti berubah layaknya bidadari.

Paginya, saat bangun tidur, kepala Atta terasa agak pening. Makan malam dan kehangatan yang ia rindukan akhirnya bisa dia rasakan kembali.

Istri, adik serta anaknya bisa duduk dengan akur di meja makan dengan hidangan yang cukup mewah yang sengaja dia pesan demi bisa membahagian mereka.

"Zie," panggilnya karena tak melihat keberadaan sang istri.

"Zie!" ulangnya dengan nada yang lebih keras.

"Ada apa sih ka? Kepala aku sakit, mamah juga muntah-muntah, istri kakak ke mana sih ini," keluh Jiny sembari memegang kepalanya juga.

Setelah sedikit sadar, barulah Atta merasa cemas dan bergegas bangkit dari kasurnya.

Betapa terkejutnya dia saat melihat tas berisi uang telah lenyap dari dalam lemari.

"Kurang ajar, jangan-jangan kenzie kabur bawa uang kita!"

"Apa? Jangan bercanda ka," Jiny tak kalah histeris dengannya.

Atta bergegas keluar dari rumah. Lelaki itu bahkan tanpa sadar bertelanjang kaki dan berlari menuju gerbang kompleks.

"Pak, lihat istri saya?" cecarnya pada petugas keamanan.

"Istri bapak? Saya ngga tahu pak, tapi tadi memang ada taksi online yang menuju ke rumah bapak, mungkin mau jemput istri bapak. Memang istri bapak ngga pamit?" jelas sang kemanan.

Tubuh Atta langsung ambruk seketika saat mendengar kenyataan kalau Kenzie benar-benar kabur membawa uang hasil penjualan rumahnya.

Habis semua uang yang ia miliki. Dia tak menyangka dibalik sifat baik Kenzie selama ini, ternyata istrinya itu telah merencanakan hal licik ini padanya.

.

.

.

Lanjut

1
kalea rizuky
kpok abis ne ngemis aja lu di lampu merah
tutiana
nunggu karmanya kenzie
tutiana
ayolah ketemu alex minta bantuan dia,,, musuh dr musuhmu adalah temanku
Lee Mbaa Young
Syukurin syukurin makin gembel hidup mu ta atta...
kenzie Sekarang km bisa lari nnti km juga dpt karma kok.. tenang saja nunggu giliran.
Arieee
wah karma nya tak semanis kurma ya🫠🫠🫠🫠🫠😁😁😁😁😁😁
Soraya
lanjut thor
Lee Mbaa Young
yesss makin blangsak hidup kalian
karma tak Semanis kurma
Intan Marliah
Luar biasa
Kereng Pangi
keren lho Thor ...gue heran bacaan sebagus ini komennya dikit....ga belib et...ga typo
Erus Miati: aku suka ceritanya , gercep ga ber telle"
total 1 replies
Arieee
zema💪💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍👍
Arieee
go zema💪💪💪💪💪💪💪💪💪
As Lamiah
keren ya tour setep bay step zema lakoni demi kebenaran
ninoy
kereeen Thor, ini kisah yg paling seru yg pernah saya baca di NT 👍👍🤩
Lee Mbaa Young
bagus zem.. jng mau ngalah. lanjut kan smp penjara..
ninoy
awal baca sudah pinisirin Thor, kebut ahh bacanya.. semangat Thor 🤗
adelina rossa
salam kenal kak..awal baca aja sudah emosi nih...
Hafizah Aressha R
lnjut k
Lee Mbaa Young
lanjutttt
kalea rizuky
liat karma mu abis ne dan buat bocil neraka tuh ikut emak bapak kandung lu yg bangsatt
Muchamad Ridho
lanjut Thor..pngn tau karma jg penyesalan atta jg Kenzie..semangat thor💪💪👌👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!