NovelToon NovelToon
Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam / Fantasi Wanita
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"

"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia

"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena

"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia

Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Di saat para Kesatria tengah melepaskan kegelisahan mereka tentang ‘kematian’, disisi lain yang berada di bagian Barat. Pemimpin tertinggi yang mengendalikan para Fraksi Bangsawan, Grand Duke Gerald Mond Araxie tengah duduk di meja yang sama dengan anak satu-satu nya, Amarilis Myrr Araxie.

Ini memang jam yang telah dijadwalkan, dimana Ayah dan Anak itu akan menghabiskan waktu bersama, namun... Belum ada yang memulai percakapan, masing-masing sibuk dengan dokumen di jemari. Kepulan uap dari teh yang baru di seduh menonton Mereka yang bekerja dalam keheningan.

“Sudah dengar berita baru ?” Akhirnya, suara bariton nan berat di keluarkan oleh Grand Duke Araxie.

Dengan jemari yang dengan pelan membalik kertas, Amarilis menjawab. “Berita yang mana ?”

“Hutan yang terkontaminasi di Wilayah Marquis Alodina berhasil di sucikan.”

“Aku akan menyogok pemilik kekuatan suci itu agar pergi ke Kerajaan Fern, Ayah. Kau bisa tenang—”

“Tidak semudah itu. Pemilik Kekuatan yang menyucikan hutan berada di rombongan Pembasmi Putra Mahkota. Berbeda dengan kelompok pembasmi lain yang bisa Kita jamah. Pemilik Kekuatan suci itu berada langsung di bawah naungan Putra Mahkota.”

“Jangan berputar-putar Ayah. Katakan apa yang Kau inginkan.”

“Selama sebulan ke depan Putra Mahkota akan melakukan Perjalanan panjang tanpa pulang ke Kediaman Grand Duke Perch sedikit pun untuk melakukan pembasmian di ⅓ wilayah kekaisaran Eames tanpa memperdulikan kawan ataupun lawan. Dan pemberhentian terakhir para rombongan adalah wilayah Kita. Sebelum saat itu tiba, persiapkan segala sesuatu yang Kau butuhkan untuk mendapatkan Putra Mahkota. Jika Putra Mahkota terlalu susah, harus Putra Grand Duke Perch sendiri. Kau bebas memilih yang mana.”

Grand Duke Araxie yang sejak tadi hanya fokus melihat dokumen, akhirnya mengalihkan atensi ke arah Amarilis. “...Aku tidak suka pemerintahan yang tidak bisa Ku kendalikan dengan tangan Ku sendiri. Jika mendapat Putra Mahkota, jelas Kau akan menjadi Ratu dan Aku akan berdiri di belakang Mu... untuk mengontrol Putra Mahkota. Jika Putra Grand Duke Perch, Aku tahu Mereka memiliki hubungan persahabatan yang kuat, Aku bisa menjadikan hubungan itu sebagai kelemahan Mereka.”

“...”

Setelah menuntaskan perkataan, suasana kembali membisu. Amarilis hanya menatap Iris mata yang sama dengan milik Nya, kemudian berpaling sejenak. Tengah mengotak atik otak nya.

“Setelah penjelasan panjang ini, tidak mungkin Kau tidak mengerti maksud Ku kan ?”

“Iya, Ayah. Tentu Aku paham... Nantikan saja sebulan ke depan, akan Aku buat dua pria itu berada di bawah kendali Ayah sekaligus.”

“Bagus! Kau memang Putri Ku.”

Tidak ada lagi yang ingin di bicarakan, kepulan teh yang sejak tadi menghiasi udara perlahan menghilang kemudian mendingin. Bahkan sampai Grand Duke Araxie dan Amarilis kembali ke ruang kerja masing-masing, teh tidak tersentuh.

...***...

Di kamar Putri Amarilis.

“Saya dengar Anda memanggil saya, Nona Amarilis.” Sapa Roy, Kepala pelayan di kediaman Grand Duke Araxie.

“Cari informasi berguna terkait Putra Mahkota dan juga Putra Grand Duke perch. Jangan lupa tentang si pemilik kekuatan suci. Aku menginginkan informasi itu dalam waktu dekat.”

“Baik Nona Amarilis. Saya akan kembali setelah dua hari.”

“Umm.”

“Tinggalkan Aku sendiri.” Perintah Amarilis pada lima pelayan yang sejak tadi berdiri di sekeliling kamar.

“Baik, Nona Amarilis.” Jawab Mereka kompak dengan wajah datar, kemudian keluar usai menunduk hormat.

Klek

Pena bulu yang sejak tadi di gerakkan langsung terhenti saat kesunyian menyapa nya.

“Tcih! Kenapa pemilik kekuatan suci terus bermunculan ? Oh Dewi, apa Kau sangat tidak suka melihat Fraksi Bangsawan berkuasa ? Kau melindungi rakyat jelata yang rendahan dan kotor itu ? HAH! Aku akan membuat Putra Mahkota dan Putra Grand Duke perch berada di bawah kendali Fraksi Bangsawan. Jika sudah demikian, Aku akan mengizinkan para pemilik kekuatan suci untuk membersihkan hutan-hutan yang terkontaminasi. Apa Kau sungguh tak bisa melihat rencana ini bejalan mulus, Dewi sialan ?!”

Setelah mengeluarkan isi hati yang membuat kepala Amarilis penuh, Dia dapat kembali pada pekerjaannya.

***

Seperti anak panah, waktu melesat dengan cepat.... Dan kini sudah lewat dua hari semenjak Amarilis meminta informasi terkait Putra Mahkota, Putra Grand Duke Perch dan juga Si pemilik kekuatan suci.

Roy sudah memberikan amplop coklat yang berisi kertas-kertas. Amarilis menerimanya dalam keheningan.

"Kerja bagus, Kau sudah boleh pergi."

"Terimakasih Nona, Saya permisi."

Tik tok tik tok

jam dinding mengalunkan bunyi setiap kali bergerak, seolah menjadi musik untuk menemani amaryllis. Dia terus mengalun, namun sang pendengar tidak merasa risih walaupun sudah melewati dua jam dalam keheningan.

Setelah memahami informasi yang didapat, Amarilis membunyikan lonceng dan satu pelayan pribadi masuk ke dalam kamar.

"Ada perlu apa Nona Amarilis?"

"Hubungin Viscount Avena. Ah, tidak. Hubungi Putri nya, Grace Lyn Cora Avena. Aku akan berkunjung besok."

"Baik."

Kembali pelayan itu meninggalkan Amarilis sendirian di dalam ruangan. Nona yang dia layani ini sangat suka menyendiri, sangat suka keheningan, sangat suka merencanakan sesuatu dan paling membenci kegagalan. Dia benar-benar mirip dengan Ayahnya.

"Ku pikir awalnya cukup sulit. Tetapi berkat adanya Grace, Dia bisa membantu. Walau pangkat nya rendah dan memiliki asal usul yang sangat rendah, Dia bisa menjadi Ratu jika Fraksi Bangsawan mendukung. Aku bisa mendapatkan Putra Grand Duke Perch lebih mudah. Fufufu, Kau lihat ini Dewi ? Sebusuk apapun rencana Ku, alam akan mendukung orang-orang yang ambisius dan merespon nya dengan memberikan potongan puzzle yang membantu. Tidak seperti Dirimu yang hanya bisa melihat dari kejauhan dan tidak bisa melakukan apapun Padaku... Pada kami semua."

Sesuai yang diperintahkan oleh Amarilis, surat terkait informasi kedatangannya tersampaikan di kediaman Viscount Avena dengan bantuan sihir.

Ayah dan Ibu Grace yang menerima kabar terkait Putri Grand Duke Araxie yang akan mengunjungi kediaman Viscount tentu di banjiri kebahagiaan. Mereka berkali-kali memuji Grace yang karena ketulusan dan kebaikan nya, Dia berhasil menarik perhatian Putri Grand Duke Araxie.

"Kau tidak perlu memikirkan apapun, Grace. kembalilah ke kamar Mu dan bersiap-siaplah untuk membeli Gaun baru. Kau harus tampil dengan penampilan yang sangat baik besok. kita tidak boleh mengecewakan Putri Grand Duke Araxie." Ucap Viscount Avena dan sebuah anggukan lembut muncul dari Grace.

Dia pun berjalan ke kamar dan menutup pintu. Kembali membaca surat yang di kirim dari kediaman Grand Duke Araxie.

"Aku memang ditakdirkan untuk mendapatkan hal-hal terbaik di muka bumi ini. Huhuhu, padahal baru terpikirkan untuk membangun hubungan dengan Putri Amarilis, tetapi lihat... Sekarang Dia yang mengirim surat terlebih dahulu, padahal Aku belum melakukan apapun. Kesempatan emas seperti ini tentu harus Aku manfaatkan sebaik mungkin." Monolog Grace dengan lingkar mata yang terbuka lebar. Tak sabar lagi untuk menanti hari berganti. Ingin cepat-cepat dipertemukan dengan Putri Amarilis.

...*** ...

...Jangan lupa like dan komen Guys...

... Thank you♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!