Menikah Dengan Calon Kakak Ipar Ku

Wisnu melangkah kan kaki nya masuk ke dalam lobby perusahaan. semua mata tertuju kepadanya ia terlihat sangat tampan dan sangat berwibawa. para karyawan wanita berkhayal bisa menjadi istri dari Wisnu ada juga yang berkhayal bisa menjadi teman tidur nya saja tidak apa-apa asalkan itu Wisnu.

selain Wisnu yang menjadi pusat perhatian Panji juga menjadi pusat perhatian karena perawakan yang tidak jauh berbeda dengan Wisnu yang sangat tampan dan berkharisma.

"*T*uan Wisnu sungguh tampan sekali."

" Beliau sangat berwibawa dan berkharisma sekali."

"*B*ukan hanya tuan Wisnu saja yang tampan tapi sekertaris Panji juga sangat tampan dan luar biasa." ujar seseorang

" Ya kamu benar sekertaris Panji juga sangat tampan tapi dia juga sangat cuek dan kaku."

"*A*ku jadi penasaran siapa ya kira-kira yang bisa menaklukkan hati tuan Wisnu dan sekertaris Panji yang notabene nya sangat cuek dan kaku sekali."

Bisik-bisik kagum dan terpanah dari karyawan wanita yang memandang Wisnu dan juga Panji

Wisnu dan Panji yang mendengar kan bisikan dari karyawan hanya diam saja dan mengacuhkan nya. Mereka terus berjalan ke arah lift yang memang di khusus untuk Wisnu serta Panji yang merupakan sekertaris pribadi Wisnu.

Pintu lift terbuka Wisnu dan Panji masuk kedalam liftnya. ruang Wisnu berada pada lantai paling atas gedung perusahaan yang berada di lantai 30.

tak lama pintu lift terbuka kembali. Wisnu dan Panji keluar dan melangkah kan kakinya ke ruang mereka masing-masing. namun saat Panji ingin masuk ke ruangannya Wisnu memanggil nya.

" Panji tunggu. Ada yang ingin saya bicarakan dengan mu." ujar Wisnu

" Baik tuan."

Mereka pun masuk ke ruang direktur utama atau ruangan Wisnu.

" Ada apa tuan?"

" Bagaimana apakah sudah ada perkembangan tentang Windi?" tanya wisnu

" Sejauh ini belum tuan. rasa nya sulit sekali mencari informasi tentang nona Windi." ujar Panji

" Baik lah kalau begitu kembali keruangan mu." ujar Wisnu

Panji pamit undur dari ruang Wisnu dan pergi menuju ke ruangan nya.

kenapa susah sekali mencari informasi tentang Windi. apakah dia merupakan anak mafia? atau anak orang kaya yang sedang menyamar. atau mungkin saja ia seorang mata-mata. astaga apa yang sedang aku fikir kan. lebih baik aku fokus saja dengan pekerjaan ku saat ini. biar semuanya Panji yang urus tentang gadis misterius itu. Batin Wisnu

***

Setalah mengantarkan Windi ke Bandara Refa menuju ke perusahaan nya. karena ada seseorang yang sedang menunggu nya.

Jalan raya tampak lenggang membuat nya lebih cepat sampai ke kantornya. mobil yang di kendarai Refa telah sampai di parkiran kantor nya . ia pun turun dari mobil dan bergegas untuk ke ruangannya.

Tak lain hal nya seperti Wisnu yang menjadi perbincangan di antara pegawai wanita. Sama halnya seperti Refa yang menjadi idaman pegawai wanitanya. karena ketampanannya dan juga kharisma yang di miliki Refa persis seperti kakaknya yang tampan. Namun sikap mereka berdua berbeda Refa lebih hangat dari kakaknya yang cuek dan pendiam. Hal itu yang membuat pegawai nya menyukai sikap hangat Refa kepada karyawan nya.

" Pagi pak Refa." ujar petugas keamanan yang berjaga di depan pintu lobi

Refa yang berjalan di depan pintu menghentikan langkah kakinya untuk membalas sapaan dari anak buahnya." Pagi." ujar Refa dan tersenyum ke arah petugas keamanan.

Lalu Refa kembali melangkah kan kakinya dan berjalan menuju lift yang khusus ke ruangannya.

Ting! pintu lift terbuka Refa keluar dan melangkah ke ruang nya. Ditto yang melihat kehadiran Refa menunduk hormat " selamat datang tuan. tamu anda sedang menunggu anda di dalam." Ditto membukakan pintu untuk Refa. Refa mengangguk kepalannya lalu masuk ke ruangan nya.

Refa mengedarkan pandangannya ke ruangannya dia melihat seseorang sedang duduk di sofa menunggu dirinya. Ia mendekat ke arah orang itu

" Apakah kamu sudah lama menunggu ku Jeffri?" tanya Refa

Jefri pun menatap ke arah Refa dan tersenyum devil ke arah Refa " Sejak kapan seorang Refa surya Witamma mengkhawatirkan kehadiran diriku." ujar nya

Refa yang mendengar perkataan Jeffri tertawa devil." kau benar sejak kapan aku mengkhawatirkan kehadiran mu." Refa mendudukkan tubuhnya di sofa yang dekat dengan dengan sofa yang diduduki Jeffri.

Kedua nya tampak hening belum ada percakapan di antara mereka berdua. sampai Jeffri yang memulai nya terlebih dahulu. " Kali ini siapa Terget ku tuan Refa?" ujar nya

Refa mengalihkan pandangannya ke arah Jeffri. " Calon istri ku." ujarnya.

Jeffri terkejut mendengar perkataan Refa barusan." Calon istri mu?" tanya nya memastikan perkataan Refa

Refa mengangguk kepalannya dan menghela nafas dengan panjang." Ya benar calon istri ku." ujarnya

Jeffri melihat raut wajah Refa yang sendu Ketika menyebutkan calon istri kepada nya." Sejak kapan tuan memiliki calon istri? bukan kah tuan sedang menunggu nona jenny." ujar Jeffri

Refa yang mendengar Jeffri menyebutkan nama jenny membuatnya menatap tajam ke arah Jeffri." Sekali lagi kau menyebutkan namanya akan ku pasti kan besok kau tidak bisa bicara lagi." ujar Refa dengan penuh tekanan.

Jeffri meneguk kasar air ludahnya ketika mendengar ucapan Refa barusan seakan-akan kematian nya sudah berada di depannya." Ma-maaf tuan."

"Cih! sejak kapan seorang Jeffri king takut dengan ucapan seseorang! dasar pengecut." ejek Refa

Sialan! kalau saja kau bukan adiknya tuan Wisnu sudah ku bunuh kau sekarang! umpat kesal Jeffri

" Jangan mengumpat ku." ujar Refa

Sial! ku fikir cuman tuan Wisnu saja yang bisa baca pikiran orang ternyata tuan Refa juga seperti nya.aku tidak bisa membayangkan kemarahan tuan Refa apakah sama seperti tuan Wisnu yang menyeramkan itu. batin Jeffri

" Ha kau ini ternyata sudah bosan hidup ya. tadi kau mengumpat ku sekarang Kaka ku juga kau umpat. mau ku adui kau sama Kaka ku." ujar Refa

Jeffri yang mendengar perkataan Refa membuat tenggorokan nya kering dan gersang seakan tidak di alirin. ia pun menggeleng kan kepalanya.

Refa yang melihat ekspresi wajah Jeffri tertawa puas. " Lihat muka mu sungguh ke takut an Ketika mendengar nama Kaka ku." ujar Refa dengan puas

Sabar Jeff sabar dari pada kau menjadi amukkan nya tuan Wisnu yang kejam itu. batin Jeffri

Refa berdiri dan berjalan ke meja kerjanya. ia menekan telfon yang terhubung dengan ruangan nya Ditto. " Tolong bawa kan dua kopi latte ke ruang saya." ujar Refa. lalu ia kembali ke menghampiri Jeffri yang sedang menunggu perintah dari nya.

tidak lama kemudian Ditto datang dengan membawa kan pesanan dari Refa tadi. ia meletakkan Kopi latte itu di atas meja. setelah itu pamit undur diri dan kembali ke ruangannya.

Refa mengambil duluan cafe latte nya dan menyeruput nya. Ia meletakkan kembali cangkir kopinya di atas meja. ia melihat Jeffri yang belum menyentuh kopi nya." Kau tidak minum kopi? " tanya Refa

" Nanti tuan. sekarang katakan apa tugas saya tuan." tanya Jeffri

Refa terkekeh mendengar perkataan Jeffri." Kau sungguh tidak sabaran atas perintah ku ya. baik lah kalau begitu kau minum dulu kopi mu terlebih dahulu setalah itu akan ku katakan."

Jeffri mengangguk kepala nya ia mengambil cangkir kopi nya dan menuguk habis kopi itu.

" Hei kau haus atau bagaimana. "

" Maaf tuan. "

refa menggeleng kepala melihat Jeffri.

" jadi tuan apa tugas saya?" tanya Jeffri sekali lagi

Refa tersenyum mendengar pertanyaan yang sama dari Jeffri. " Aku ingin kau mencari tau tentang calon istri ku. "

Jeffri mengerutkan kedua alisnya. " Maksud tuan? saya di tugas ku untuk mencari tau tentang calon istri anda? " tanya Jeffri memastikan perkataan Refa

Refa mencibik kesal mendengar perkataan Jeffri." Kau begitu lama ku kasih waktu libur sampai pendengaran mu tidak berfungsi dengan baik." ujar kesalnya.

" Ya kau ku perintah kan untuk mencari informasi tentang calon istri ku." ujar Refa

" Kenapa tuan tidak bertanya langsung kepadanya?" tanya penasaran Jeffri

" Karena aku yakin ada sesuatu yang di sembunyikan oleh nya." ujar Refa

" Baik tuan akan saya kerjakan untuk anda secepatnya." ujar Jeffri

Refa mengagukan kepalanya mendengar perkataan Jeffri. ia memberikan foto Windi kepada Jeffri. Jeffri mengambil foto yang diberikan Refa ia menatap nya dengan seksama. ia seperti pernah melihat wajah Windi yang tidak asing baginya.

Refa memperhatikan wajah Jeffri yang berubah serius ketika menatap foto Windi

" Ada apa? apa kau mengenal nya?" tanya Refa

Jeffri mengalihkan pandangannya ke arah Refa. " Iya tuan saya seperti mengenalnya tapi saya tidak tau pastinya tuan." ujar Jeffri