NovelToon NovelToon
PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Istri kedua itu memang penilaiannya akan selalu buruk tapi tidak banyak orang tau kalau derita menjadi yang kedua itu tak kalah menyakitkannya dengan istri pertama yang selalu memasang wajah melas memohon simpati dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Wisnu memilih tetap tinggal. Ikut berbaring disamping nara sambil sesekali mengecek kening. Demamnya berangsur turun tapi tidur nara sedikit gelisah. Beberapa kali nara menendang guling bahkan selimutnya dan keringat mulai membasahi tubuhnya.

Dalam diam, wisnu mengganti pakaian istrinya dengan gerakan pelan namun pasti wisnu berusaha tak menimbulkan kegaduhan. Setelah semuanya selesai, wisnu turun kelantai bawa menuju dapur untuk menyeduh teh. Ia butuh ketenangan diantara berisiknya kepalanya saat ini. Marah yang belum bisa diluapkan semua rasa bercampur jadi satu dan yang paling menyesakkan adalah cinta, cinta untuk nara begitu menyiksa. Ada cinta sekaligus rasa bersalah, tak dipungkiri wisnu menikmati eaktunya saat bersama dengan febri tapi tetap saja rasa bersalahnya karena sudah membagi tubuh membuat wisnu merasa muak. Dan yang paling membuatnya merasa hina adalah istri yang begitu ia cintai ia puja tak marah atau sakit hati.

Setelah teh itu diseduh dengan air mendidih, wisnu mengaduk cangkirnya. Dalam diam, wisnu melangkahkan kakinya untuk kembali kelantai atas. Ia memutuskan untuk tetap berada didalam kamar karena takut nara nanti mencari atau membutuhkan dirinya.

1 jam 2 jam 3 jam, wisnu tetap duduk diam dengan mata tak teralihkan dari tubuh dibalik selimut yang masih terus bergerak gelisah. Wisnu tak merasakan kantuk sama sekali bahkan tubuhnya pun tak terasa lelah tapi satu yang pasti dalam diamnya wisnu terus berperang dengan isi kepala dan perasaannya sendiri.

"Ini akan jadi hari yang berat, setelah ini aku yakin akan makin banyak drama yang bikin aku makin lelah bahkan mau menyerah." Gumam wisnu faham gelap malam yang sebentar lagi berganti pagi.

Entah jam berapa wisnu terlelap yang pasti posisinya tetap duduk disofa.

Nara yang bangun karena ingin berkemih langsung melihat sosok suaminya di sofa dalam kamar mereka. Hanya tatapan kosong penuh kehampaan. Baru kali ini nara tak bisa langsung bereaksi. Tubuhnya yang lemas membuat nara seperti enggan untuk buka suara. Berjalan ellan kearah kamar mandi. Saat suara kran ait dinyalakan wisnu terbangun, matanya langsung melihat kearah pintu kamat mandi yang pintunya tertutup rapat.

Wisnu tetap duduk disofa sampai istrinya selesai dengan urusannya dikamar mandi. Jam masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi dan ini masih terlalu pagi untuk wisnu yang biasanya bangun jam 7.

Ceklek

Pandangan mereka bertemu. Tapi nara yang lebih dulu memutus karena ia berjalan menuju lemari untuk mencari baju ganti kebetulan tadi nara memutuskan untuk mandi. Mandi air hangat kok karena kalau tak mandi tubuhnya lengket dan itu membuat nara risih.

"Masih demam?" Tanya wisnu tanpa memalingkan wajah dsri gerak gerik sang istri.

Sekarang nara sudak duduk didepan meja riasnya, tanganya sudah meraih sisir dan siap untuk merapihkan rambut panjangnya.

"Udah enakan." Jawab nara pelan tapi matanya melihati suaminya dari pantulan cermin.

Keduanya bungkam. Wisnu menahan kesal dan nara menahan diri.

"Kalau hari ini aku masuk kerja kamu ga papa?"

Nara berbalik, memutar tubuhnya namun tetap duduk di kursi depan meja rias.

"Berangkat aja, aku kan cuma demam biasa."

Wisnu mengangguk paham, ia bangkit berjalan menuju kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi, wisnu tak mendapati keberadaan istrinya didalam kamar. Ia lirik sebentar kasur yang semalam nara tiduri. Masih berantakan dengan bantal dan selimut yang terjatuh dilantai.

"Apa ga bisa dirapihkan sedikit saja."

Wisnu bergumam sambil melenggang menuju lemari. Tak ada baju ganti yang disiapkan bahkan ranjang saja masih berantakan. Wisnu menarik napas dan memejamkan mata sejenak. Wajah febri muncul saat mata wisnu terpejam. Nah, baru bebrapa hari secara tak sadar wisnu sudah membandingkan.

Langsung saja wisnu membuka mata dan menggeleng kepala. Pikiran itu harus ia enyahkan. Tidak boleh saling menbandingkan satu sama lain karena tentu antara nara dan febri mereka jelas berbeda.

Jam setengah 8, nara duduk dikursi meja makan dengan sepotong roti gandum telur rebus dan teh hangat. Sarapan ringan yang selalu jadi rutinitasnya. Wisnu duduk disampingnya dengan cangkir kopi dan roti yang sama dengan milik nara.

Tak ada obrolan walau keduanya hanya duduk fokus pada makanan dan minuman diatas meja.

"Aku berangkat ya."

Nara mendongak, dilihatnya roti dipiring milik wisnu sudah habis bahkan kopinya juga hanya tinggal seteguk. Nara mengangguk dan ikut bangkit. Seperti biasa, nara mengantarkan sang suami sampai dipintu dan mereka berpelukan sejenak dengan wisnu yang mencium pucuk kepalanya. Kebiasaan ya g sudah 5 tahun lebih mereka lakukan setiap pagi tapi kali ini terasa berbeda. Tak ada getar cinta yang wisnu juga nara rasakan.

"Aku pergi"

Nara mengangguk. Wisnu masuk kedalam mobil dan menghilang dibalik pagar rumah mereka. Nara tak langsung masuk, ia masih melihat kedepan dengan sorot mata kosong.

"Aku bingung" Gumam nara.

"Kenapa sekarang rasanya jadi dingin."

"Mas wisnu berbeda dan kenapa juga wajah mama dewi yang seperti memendam ............"

"Ah entah lah"

Nara memutus sendiri isi pikirannya yang semrawut. Ia butuh tenang pikirnya dan perawatan disalon jadi pilihannya. Aneh memang, tapi itu nara. Tak ada waktu sedikit saja untuk sekedar merenung karena nara sejatinya terlalu takut dengan kenyataan yang membuat dirinya terlihat rendah dimata orang lain.

.

.

.

Lim kusuma, mengirim sebuah video dan beberapa foto ke nomor istrinya. Tak sampai sepuluh menit, pesan itu sudah centang dua dan berwarna hijau tanda pesan sudah dibuka dan pasti dewi sudah menonton videonya.

Dalam foto itu, nara masuk ke sebuah salon kecantikan sejak pukul 8 pagi sampai pukul 11 siang. Lumayan lama tapi itu normal karena perempuan rata-rata memang akan menghabiskan banyak waktu jika sedang melakukan perawatan tapi yang membuat dewi tercengang adalah saat nara datang kesebuah club dan itu disiang hari.

"Astaga" Gumam dewi sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Entah harus bagaimana, yang jelas dewi sudah sangat frustasi dengan kelakuan menantunya ini. Tapi mau mengamuk juga tidak akan dibenarkan jadi setelah memutar video yang suaminya kirimkan dewi memilih diam, bukan tidak mau memberi reaksi berlebih hanya saja dewi merasa dirinya harus diam lagi karena yakin suaminya pasti akan bertidak kali ini.

Tidak akan ada toleransi lagi dan dewi yakin itu. Lim kusuma dengan segala diam yang selama ini ia lakukan pasti akan meledak juga dan sepertinya sebentar lagi itu akan terjadi. Pasalnya diacuhkan oleh anak dan itu penyebabnya adalah istri dsri putranya sendiri belum lagi gunjingan dsri keluarga besar karena perangai sang menantu ditambah wisnu belum juga menunjukkan pertanda akan memiliki momongan.

Lim kusuma diam, tidak komentar bahkan tak bereaksi apapun saat satu persatu keluarga besarnya mencemooh. Dibalik kesuksesan yang mampu lim kusuma raih ada saja celah bagi orang-orang untuk menghina.

#Hapoyreading

1
Anonymous
Syukkaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!