NovelToon NovelToon
Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kehidupan yang di alami orang sekitarnya, terutama kakak nya sendiri membuat Harfa tak mau menjalani yang namanya pernikahan.
Apalagi, setelah Biru, membatalkan pernikahan mereka. Membuat hati Harfa begitu dingin akan yang namanya cinta. Mengunci hati hingga sulit di tembus.
Perubahan Harfa membuat kedua orang tuanya merasa sedih. Apalagi usia Harfa tak lagi mudah.

"Nak, menikahlah. Usia kamu sudah matang?"

"Tidak. Aku gak mau menikah, Ummah."

Jawab tegas Harfa membuat hati umma Sinta teriris.

yuk ikuti kisah nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Karma

Dokter Langit masih belum percaya jika ia akan bertemu dengan Bumi di Bali. Jadi selama ini Bumi berada di Bali. Pantas saja tak ada jejak apapun yang tertinggal.

Dokter Langit mencoba mengingat kembali pertemuan tak terduga itu. Dokter Langit masih ingat jelas bagaimana reaksi Zahira saat melihatnya. Dokter Langit tak mengerti kenapa Zahira seperti itu. Sebagai seorang dokter tentu Dokter Langit faham apa yang terjadi. Tapi, bagaimana bisa Zahira seperti itu. Dokter Langit merasa jika ia tak pernah melakukan kesalahan apa pun terhadap Zahira.

Ini bukan sesuatu yang harus di sepelekan. Dokter Langit penasaran kenapa Zahira seperti itu. Belum lagi tatapan Bumi penuh intimidasi pada dirinya.

Dokter Langit mencoba melupakan pertemuan itu. Dokter Langit harus kembali fokus mencari keberadaan Raka. Itu yang terpenting dari pada sekedar ingin tahu masalah orang lain.

Hari sudah mulai gelap dokter Langit menghentikan pencariannya. Memilih istirahat berharap esok ada kabar baik dari temannya. Tak lupa sebelum tidur dokter Langit memberi pesan terlebih dahulu pada dokter Harfa. Dokter Langit tak ingin membuat dokter Harfa berpikir macam-macam.

....

Ini sudah tiga hari pasca dokter Langit pergi.

Dokter Harfa hanya bisa menunggu. Namun dalam hati kecil dokter Harfa penasaran sebenarnya apa yang terjadi.

Dokter Harfa bukan tipikal orang yang mau ikut campur urusan orang. Tapi, bukankah dokter Langit adalah calon suaminya ada hak bukan untuk dokter Harfa mengetahui apa yang terjadi.

Dokter Harfa merasa jika kali ini orang-orang terdekatnya terasa aneh seolah ada sesuatu yang ingin di sembunyikan darinya.

Hari-hari dokter Harfa lalui dengan menunggu. Menunggu kejujuran yang di bawa dokter Langit.

Bukankah cukup bagi dokter Harfa memberi waktu dan kesempatan untuk dokter Langit. Dokter Harfa berharap tidak ada sesuatu yang serius. Ia sudah lelah rasanya berada di posisi seolah dirinya orang bodoh. Tapi, dokter Harfa terus menunggu kembalinya dokter Langit.

Waktu terus bergulir terasa lambat kali ini. Padahal waktu sama saja setiap harinya. Hanya saja hati dokter Harfa sedang tak tenang. Seolah akan ada sesuatu besar terjadi pada dirinya.

Dimana hari ini adalah hari kembalinya dokter Langit. Perasaan dokter Harfa tak tenang akan pertemuan yang akan mereka lakukan.

Bukankah dokter Harfa harusnya bahagia atas kepulangan dokter Langit. Itu artinya dokter Langit akan menceritakan semuanya. Tapi, kenapa dokter Harfa merasa takut, hatinya gelisah.

Semua itu pasti terjadi bukan hanya dokter Harfa saja. Mungkin, orang yang mengalaminya pun sama.

Harusnya dokter Langit langsung datang ke rumahnya bukan malah meminta bertemu di suatu tempat.

Tempat di mana dokter Langit melamar dokter Harfa.

Jantung dokter Harfa berdegup kencang seiring langkah kaki memasuki restoran. Tempat itu nampak sepi seolah restoran itu di booking untuk mereka berdua.

Dokter Harfa tersenyum ketika melihat dokter Langit sudah ada di sana.

"Assalamualaikum, maaf aku terlambat."

"Waalaikumsalam, tidak apa."

Jawaban singkat namun terkesan dingin. Tatapan itu membuat dokter Harfa merasa aneh. Tidak ada kehangatan di sana. Tapi cukup membuat dokter Harfa merasa sedih. Penampilan dokter Langit terlihat berbeda. Bahkan badannya pun sedikit kurus. Sehebat apa beban yang di hadapi dokter Langit sampai sejauh itu.

"Saya harap kamu tak membenci saya."

Sebuah kalimat pembuka percakapan mereka namun sukses membuat dokter Harfa merasa tak nyaman. Setiap nada terasa berat di ucapkan. Tatapan itu berubah sendu penuh kepedihan.

"Apa seserius itu masalah yang aku tak tahu itu."

"Maaf."

Dokter Harfa terdiam. Menarik nafas dalam seolah sedang mempersiapkan apa yang akan terjadi. Senyuman lembut penuh kehangatan itu terlihat membuat dokter Langit membuang muka.

"Kita makan saja dulu, aku merasa lapar."

Mengalihkan pembicaraan adalah hal tepat untuk memberi waktu keduanya berpikir jernih.

"Maaf, tapi saya harus menarik semua yang terjadi. Tidak akan ada lamaran esok hari. Saya harus pergi."

"Apa itu cara kamu mempermainkan perasaan ku. Menghancurkan harapan ku."

Dokter Langit memejamkan mata dengan tangan semakin mengepal erat. Dadanya sesak jika harus melanjutkan percakapan mereka. Tapi, bukankah dokter Harfa harus tahu alasannya.

"Kamu mengkhianati ku."

"Demi Allah saya--"

"Jangan terlalu jauh membawa nama Allah. Cukup katakan saja apa yang sebenarnya terjadi."

Dokter Langit menelan ludahnya kasar. Hatinya hancur mengingat jika dia harus menyakiti wanita yang amat dia cintai.

"Semua di luar kendali saya. Saya tak sanggup jika harus menyakiti kamu dengan kebenaran ini."

"Hati ku lebih sakit jika dokter pergi tanpa aku tahu apa-apa. Biarkan aku tahu agar aku bisa menemukan cara untuk menyembuhkannya nanti."

"Ada seorang anak yang lebih membutuhkan keberadaan saya dan seorang wanita yang harus saya tanggung jawab kehidupannya. Saya telah menghancurkan dia. Sumpah demi Allah itu bukan kendali saya. Saya tak berdaya saya membenci semua itu terjadi. Raka menjebak saya. Dia sudah menghancurkan hidup saya. Tolong maafkan saya Harfa."

Air mata itu perlahan jatuh juga. Hati dokter Harfa seolah di peras sedemikian kencang tak memberi waktu untuk dokter Harfa sekedar bernafas.

Sebuah kebenaran memang terlalu menyakitkan untuk di dengar. Tapi, bukankah itu lebih baik dari pada harus berjalan dalam kebohongan.

Tak tahu apa yang harus di katakan setelah mengetahui kebenaran itu. Dokter Harfa diam seribu bahasa. Rasanya begitu menyakitkan. Dokter Harfa harus menelan kekecewaan hidupnya. Di khianati oleh sahabatnya sendiri yang sudah menjadi calon suaminya. Itu ternyata lebih sakit dari sekedar patah hati.

Inikah rasanya yang Bumi rasakan ketika dokter Harfa membatalkan pernikahan mereka. Inikah karma yang harus dokter Harfa terima. Kenapa harus seperti itu. Kenapa dokter Langit harus menyeret dokter Harfa dalam kehidupan pahitnya. Kenapa dokter Langit lakukan itu. Jika dokter Langit tahu dia punya tanggung jawab kenapa harus memberi sebuah harapan.

Apa rasa sakit itu harus kembali dokter Harfa rasakan. Kenapa Allah suka sekali mengujinya. Hatinya sudah sembuh kenapa harus kembali terluka. Bisakah dokter Harfa menghadapi kenyataan yang ada. Bagaimana cara berbicara pada orang tuanya. Menjelaskan keadaan yang rumit itu.

Dokter Langit tak kuasa mencegah kepergian dokter Harfa. Ia harus rela melepaskan pujaannya. Kenapa keadaan itu harus terjadi. Dokter Langit pikir hanya dia laki-laki yang tak akan menyakiti dokter Harfa. Kesombongan, keserakahan itu menghancurkan harapan-harapan kecil yang selama ini dokter Langit bangun. Bertahun-tahun menunggu dokter Harfa ketika sudah di raih dokter Langit sendiri melepaskan nya penuh luka.

"Maafkan saya Harfa sungguh saya minta maaf. Saya tak berdaya sekarang."

Isak dokter Langit menenggelamkan kepalanya di antara tumpuan tangan yang berlipat di atas meja.

Dadanya bergemuruh hebat, terasa sesak. Kepada siapa dokter Langit mengadu sekarang. Sedang ia hidup selama ini hanya sebatang kara. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal.

Semua kebenaran itu sangat menyakitkan. Sumpah demi apapun dokter Langit sangat membenci Raka. Ia mengutuk Raka akan semua yang terjadi. Namun, dari semua hal yang terjadi dokter Langit faham kenapa Raka ingin menghancurkannya.

Tapi, kenapa harus dengan balas dendam. Bukankah sebuah kebenaran harus di tegakkan. Dan karena kasus itu orang tak bersalah pun harus menanggung kesedihan selama lima tahun ini.

"Maaf atas semua yang terjadi. Semoga kalian tak membenciku."

Bersambung ..

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

1
Rohmah 123
keren banget thor
Rohmah 123
keren abis thor
Rohmah 123
selalu suka kata2 ya thor
Rohmah 123
ngena banget thor
Rohmah 123
mantap😲
Psbu Paus biru
seru banget deh /Drool/
Psbu Paus biru
seru banget baca nya makasih udah membuat novel
Psbu Paus biru
sangat bagus banget
Psbu Paus biru
🥰🥰🥰🥰
Psbu Paus biru
😍😍😍
Drezzlle
mampir kak
Rahma Qolayuby: terimakasih banyak kak🥰
total 1 replies
Drezzlle
/Cry/ baru mulai udah sedih
Tien
kenapa diulang ceritanya kak
Rahma Qolayuby: bukan di ulang kk, cuma ini di daftarin buat kompetisi nulis periode 2
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!