NovelToon NovelToon
Verrint

Verrint

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nisa Fadlilah

Verrint adalah seorang gadis SMA yang bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui reuni bernama Izan. Tetapi Verrint tidak bisa bersama karena pria yang dia sukai telah mempunyai pacar. Verrint tiba-tiba menjadi teman baik dari pacar Izan. Agar menghindari kecurigaan, Verrint pura-pura pacaran dengan sahabatanya Dewo.
Akhirnya paca Izan tau jika Verrint dan Izan saling mencintai. Pacar Izan kecelakaan lalu meninggal. Izan menghilang, Dewo dan Verrint akhirnya resmi pacaran. Tiba-tiba Izan kembali dan mengutarakan isi hatinya pada Verrint.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa Fadlilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Suara percikan air terdengar dari dalam kamar mandi. Tak lama kemudian suara percikan itu pun terhenti, suasana pun hening sejenak. Kemudian keluar seorang laki-laki dari dalam kamar mandi itu. Laki-laki itu hanya menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada. Laki-laki itu kemudian berjalan menuju lemari yang berada tidak jauh dari kamar mandi itu.

    Setelah membuka lemari pakaiannya, Izan kemudian mengambil sebuah jins dan kaos dari dalam lemari itu. Tak lama akhirnya Izan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Izan berjalan menuju kamar kakaknya yang berada tidak jauh dari kamarnya. Tanpa pikir panjang Izan pun langsung membuka pintu kamar kakak semata wayang itu. “Ze, hari ini lo mo keluar gak?” Tanya Izan pada kakaknya itu.

    “Ya iyalah. Emangnya kenapa?” Tanya Zean. “Tumben lo nanya?” sambungnya.

    “Mobil lo di pake gak?” Tanya Izan lagi.

    “Ya iyalah, gue mau jemput cewek gue.”

    “Kalo lo pake motor gue aja bisa gak?”

    “Emangnya kenapa?”

    “Gue pengen pinjem mobil lo.”

    “Tumben lo pinjem mobil gue. Emangnya lo mau kemana?”

    “Ya sama kayak lo, jemput cewek gue.”

    “Manja benget cewek lo, di jemput aja harus pake mobil.”

    “Boleh gak gue pinjem mobil lo?”

    “Emangnya lo mau kemana sih?”

    “Gue sih belom tau mau kemana. Tapi hari ini Mia minta gue bawa mobil. Katanya hari ini kita mau double date.”

    “Double date? Double date sama siapa?”

    “Gue juga gak tau. Jadi boleh gak nih?”

    “Pake motor boleh juga sih.” Ucap Zean sambil berpikir. “Kunci motor lo mana?” Tanya Zean sambil melemparkan kunci mobilnya.

    “Nih, kunci motor gue.” Ucap Izan sambil melempar kunci motornya. “Thank’s Ze!” sambungnya sambil ngeloyor pergi. Izan pun langsung bergegas menuju halaman rumahnya tempat mobil Zean di parkirkan. Tanpa pikir panjang lagi Izan pun langsung memasuki mobil itu dan langsung menjalankan mobil itu. Izan sebenarnya ragu dengan tindakannya kali ini. Izan sendiri bingung, mengapa dia bisa mengikuti keinginan Mia yang konyol ini. “Double date, emangnya Mia mau double date sama siapa sih?” Tanya Izan dalam benaknya. “Emangnya gak ada acara lain gitu.” Izan nyerocos dalam hati.

    Izan melajukan mobilnya dengan cepat di jalanan kota Bandung. Izan memang sudah terbiasa dengan kebut-kebutan di jalan. Bukan hanya dengan motornya yang besar, tapi sesekali dia memakai mobil kakaknya ini untuk sekedar melepas kejenuhan dengan kebut-kebutan. Tapi kebut-kebutan yang dilakukan Izan masih dalam batas yang wajar. Tidak seperti pembalap-pembalam gelap yang tiap malam minggu balapan dijalanan dengan seenaknya.

    Izan termasuk laki-laki yang menyukai tantangan, tapi masih dalam tingkat kewajaran, belum sampe disebut sinting. Kalo anak laki-laki seusianya yang udah sinting biasanya mereka ikut genk-genk motor yang sukanya cari ribut sama genk motor lainnya. Genk-genk tersebut sering kali menguji nyali mereka dengan kebut-kebutan di jalanan yang menurun tanpa menggunakan rem di motor mereka, sintingkan. Untungnya Izan bukan anak laki-laki yang seperti itu. Dia masih memikirkan hidupnya dan keluarganya juga segala hal yang dia cintai. Jadi mana mungkin dia melakukan hal sinting seperti tadi.

    Tak terasa, akhirnya Izan telah sampai di depan sebuah rumah. Rumah yang terlihat besar dan mewah itu adalah rumah seorang gadis yang bernama Mia. Yah, siapa lagi selain pacar Izan. Izan pun kemudian turun dari dalam mobilnya itu dan langsung masuk ke halaman rumah Mia. Saat ini Izan hendak menjemput sang putri untuk double date, walaupun Izan sebenarnya belum tahu siapa teman double date mereka.

    Izan menunggu Mia di teras rumah itu, dan tak berapa lama Mia pun keluar dari rumahnya dengan pakaian yang rapi dan menarik. Mia memakai tengtop berwarna merah muda di timpa dengan cardigan berwarna putih dan mengenakan rok jins diatas lutut. “Yuk!” ajak Mia. “Kita jemput dulu temen aku yah!” ucap Mia kemudian.

    “Jemput siapa?” Tanya Izan.

    “Udah entar juga kamu tau.”

    “Apaan tuh?” Tanya Izan pada Mia yang membawa sebuah kantong belanjaan.

    “Oh iya, ini buat kamu.” Jawab Mia sambil menyodorkan kantong itu.

    “Apa nih?”

    “Buka dong!”

    “Jaket…”

    “Suka gak?”

    “Lumayan…” jawab Izan sambil memerhatikan jaket itu.

    “Kamu tau gak, jaket itukan Irrint yang pilihin.” Ucap Mia.

    Izan pun kaget dan kemudian memandang Mia dengan pandangan girang.

    “Asalnya Irrint ngeliatin jaket itu aja, tapi gak dibeli. Ya udah aku aja beli buat kamu. Tapi baguskan Zan pilihan Irrint?”

    Izan hanya tersenyum dan langsung memakai jaket itu.

    “Nah gitu dong langsung dipake.” Ucap Mia. “Yuk ah!” ajak Mia kemudian.

    Mereka pun kemudian menuju ke mobil yang dibawa oleh Izan. Beberapa saat kemudian mereka langsung melesat dengan mobil itu. Mia yang hendak menjemput temannya pun menjadi navigator Izan sebagai penunjuk jalan. Mia mengarahkan Izan menuju ke sebuah tempat yang Izan kenal. Perasaan Izan mulai curiga, sepertinya dia akan mengalami hal yang mengejutkan.

    Akhirnya mereka tiba pada tujuan mereka, sebuah rumah yang cukup besar dan unik. Izan mengenal tempat ini, dia pun tercengang dan tidak percaya kalau Mia membawanya ke rumah Verrint. “Inikan rumah Irrint, ngapain Mia ngajak gue kesini?” Tanya Izan dalam hati.

    “Yuk turun!” ajak Mia.

    “Inikan…” ucap Izan.

    “Iya ini rumah Irrint.” Jawab Mia. “Yuk turun!” ajak Mia lagi.

    “Jadi kamu mau double date sama…”

    “Irrint sama Dewo. Yuk ah… kelamaan!”

    Dengan wajah yang bingung dan tidak percaya Izan turun dari mobilnya. Dia masih tidak percaya kalau orang yang akan double date dengan mereka adalah Verrint dan Dewo. Izan melangkah ragu, tapi kakinya tetap memasuki halaman rumah Verrint yang unik itu. Lengan Izan pun digandeng oleh Mia. Izan hanya bisa diam saat Mia mengajaknya memasuki rumah Verrint.

    Mia pun kemudian mengetuk pintu rumah Verrint setelah tiba di depan pintu tersebut. Tak lama pintu rumah itu terbuka dan keluar seorang wanita setengan baya dari balik pintu itu. “Irrintnya ada mbak?” Tanya Mia pada mbak Yunar.

    “Oh ada, silahkan masuk.” Jawab mbak Yunar seraya mempersilahkan masuk Izan dan Mia. “Rint… temen kamu udah datang nih.” Ucap mbak Yunar memberitahu Verrint.

    “Ya mbak, suruh tunggu bentar.” Teriak Verrint dari dalam kamarnya. Beberapa saat kemudian Verrint pun keluar dari kamarnya dan langsung menuju ruang tamu untuk menemui Izan dan Mia. Verrint keluar dari kamarnya dengan menggunakan t-shirt berwarna putih yang bertuliskan nama seorang pemain sepak bola favorit Verrint dengan di tutupi cardigan berwarna hitam yang sudah agak belel, tapi biar belel cardigan itu adalah cardigan kesayangan Verrint. Selain itu, tentu saja Verrint memakai celana jins berwarna hitam pula dan rambutnya yang panjang dibiarkannya terurai indah di punggungnya. “Hei,” sapa Verrint. “sorry yah lama!” sambungnya.

    “Nyantei aja lagi.” Jawab Mia. “Eh, Dewo mana?” Tanya Mia kemudian.

    “Nah, itu dia masalahnya. Dari tadi dia belum nyampe. Tadi sih udah di telpon, trus dia bilang bentar lagi nyampe. Tapi sampe sekarang belum datang juga.” Jawab Verrint.

    “Ya udah kita tunggu aja!” ucap Mia. “Eh, kalian kembaran yah!” sambung Mia kemudian.

    “Hah, oh mungkin kebetulah. Hehe…” jawab Verrint yang kaget melihat Izan berpakaian mirip dengannya.

    Hari ini Verrint dan Izan kebetulan memakai baju yang mirip. Verrint dan Izan sama-sama memakai t-shirt putih, tapi t-shirt Izan bertuliskan kalimat berbahasa Inggris dan Izan juga memakai jaket berwarna hitam yang baru saja diberikan oleh Mia. Celana jins mereka juga sama-sama berwarna hitam. Ini memang kebetulah yang sangat menarik, seharusnya Izan dengan Mia yang kembar, tapi ini malah Izan dan Verrint.

    Akhirnya orang yang sejak tadi ditunggu-tunggu muncul juga. Dewo akhirnya menunjukkan batang hidungnya di rumah Verrint. “Sorry gue telat, soalnya gue gak bawa motor.” Ucap Dewo.

    “Ya udah, kita berangkat sekarang aja yuk!” ajak Mia.

    Mereka berempat akhirnya melangkahkan kaki mereka keluar dari rumah Verrint dan langsung berjalan menuju ke mobil Izan. Dan tanpa pikir panjang lagi Izan pun langsung menjalankan mobilnya.

1
mary dice
ceritanya menarik cinta penuh liku-liku
Chadhilah: terima kasih, semoga suka yah
total 1 replies
Arisu75
Gak bisa berhenti baca deh! 🔥
Chadhilah: lanjut terua yah kak
total 1 replies
Hairunisa Sabila
Jatuh cinta sama kisah cintanya❤️
Chadhilah: lanjut baca terus yah kak
total 1 replies
micho0w0
Ceritanya keren, jangan sampai berhenti di sini ya thor!
Chadhilah: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!