NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terluka

Cinta Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 25

"Saya akan menemani pak Antonio di sini," ucap Laras sendu.

"Laras, kamu tadi kan shock juga dan pasti kecapekan juga setelah berlari-lari sejauh itu mengejar pencopet tadi, aku gak mau kamu sakit nantinya," ujar Antonio.

"Tidak apa-apa pak," kata Laras sambil merapikan letak selimut Antonio.

"Laras," panggil Antonio pada Laras.

"Iya pak," jawab Laras.

Antonio mencoba memberanikan diri untuk bertanya lagi pada Laras soal jawaban Laras tentang ungkapan cinta nya waktu itu.

"Maaf kalau aku tidak sabar untuk bertanya soal ini," Antonio merasa sungkan pada Laras.

"Tidak apa-apa pak, pak Antonio mau tanya apa?"

"Aku ingin tahu jawaban kamu soal pernyataan cintaku padamu waktu itu ," ujar Antonio.

Laras terdiam sesaat dan sejurus kemudian dia tersenyum pada Antonio sambil berkata padanya.

"Setelah apa yang terjadi hari ini dan kemarin-kemarin nya saya tahu pak Antonio orang yang yang baik dan sampai rela berkorban demi menolong saya, untuk itu saya menerima ungkapan cinta pak Antonio pada saya," ucap Laras sambil tersenyum pada Antonio.

"Benarkah Laras? saya tidak salah dengar ini?" Antonio terkejut dan terharu mendengar jawaban dari Laras wanita yang sangat ia kagumi.

"Ya pak," jawab Laras lembut.

"Terimakasih Laras," Antonio meraih tangan Laras dan membawanya kedalam genggaman tangannya, Laras tidak menolak, kedua insan ini saling menatap dan tersenyum sama-sama merasakan kebahagiaan dan kehangatan yang tak terkira.

Antonio adalah seorang pebisnis muda dan Laras adalah seorang wanita pekerja keras seperti nya mereka akan menjadi pasangan yang sangat serasi.

Tiba-tiba handphone Laras berdering tanda panggilan masuk, perlahan Laras melepaskan genggaman tangan Antonio.

"Saya terima telpon dulu ya pak," kata Laras pada Antonio.

Antonio mengangguk pelan, kemudian Laras meraih handphone nya yang ia letakkan di atas tas kerjanya.

"Arin," ucap Laras.

"Ya Arin ada apa?" Laras menjawab panggilan telepon dari Arin.

"Laras kamu di mana? kenapa hari ini tidak masuk kerja?" buru Arin pada Laras.

"Oh iya Arin maaf aku lupa tidak ngasih tahu kamu."

"Emangnya ada apa?" tanya Arin penasaran.

"Ceritanya tadi pagi ketika aku turun dari taxi di depan kantor tiba-tiba ada seorang copet yang mengambil tas ku."

"Terus terus kamu gak apa-apa kan? terus sekarang kamu di mana? dan copet itu di mana,?" Arin makin penasaran.

Laras melanjutkan ceritanya " terus aku berlari mengejar pencopet itu tapi tidak bisa karena pencopet itu larinya kenceng banget,

tapi tiba-tiba pak Antonio datang dan berlari sekencang-kencangnya mengejar pencopet itu dan setelah pencopet itu terkejar oleh pak Antonio mereka pun berkelahi dan aku menyaksikan perkelahian itu."

"Terus si mas CEO ganteng itu menang kan....?" tanya Arin lagi.

"Awalnya pak Antonio bisa mengelak semua serangan dari pencopet itu bahkan pak Antonio berhasil memukul kepala pencopet itu dan membuat pencopet itu sampai terhuyung, namun ketika pencopet itu membalikkan badannya dia sudah menggenggam sebilah pisau kecil dan pencopet itu mulai membabi buta menyerang pak Antonio, akhirnya pencopet itu berhasil melukai lengan kiri pak Antonio hingga menyebabkan luka robek serius di lengannya," Laras menghentikan ceritanya.

"Ya ampuunnnn kasihan banget si mas CEO ganteng......," terdengar suara Arin bersedih.

"Terus sekarang kamu dan mas CEO ganteng itu ada di mana ?" tanya Arin.

"Iya Rin aku panik dan langsung membawa pak Antonio ke rumah sakit."

"Terus bagaimana keadaan si mas CEO ganteng?"

"Kata dokter tadi pak Antonio banyak kehilangan darah dan harus di rawat beberapa hari di sini."

"Ya ampun.... mas CEO ganteng aku juga mau dong menyumbangkan darah ku untuk nya Laras," kata Arin masih dengan nada sedih.

"Pak Antonio sudah di tangani dokter Rin dan sekarang tinggal menunggu pemulihan nya dan aku ijin beberapa hari ini untuk menemani pak Antonio di sini Rin," kata Laras masih berbicara di telepon dengan Arin.

"Ya harus itu, kamu harus menemani si mas CEO ganteng itu sampai sembuh sebab dia sudah rela berkorban nyawa demi untuk kamu Laras," ujar Arin.

"Iya aku akan temani pak Antonio dan merawatnya,"kata Laras sambil menatap Antonio yang sedari tadi mendengar pembicaraan dirinya dengan Arin.

"Laras, kamu harus merawat si mas CEO ganteng itu dengan sepenuh hati dan sepenuh cinta oke?" Laras berpesan pada Arin bak orang tua berpesan pada anaknya.

Laras tersenyum mendengar kata-kata sahabatnya yang suka berkelakar itu.

"Iya iya aku tahu," ucap Laras tersenyum.

"Oke kalau begitu nanti aku akan sampaikan ke HRD kalau kamu ijin beberapa hari ke depan, bye Laras," Arin memutus pembicaraan nya dengan Laras.

Antonio menoleh pada Laras " teman kamu Laras?" tanya Antonio.

"Iya pak, saya lupa tadi belum konfirmasi ke HRD kalau hari ini saya ijin tidak masuk dan juga untuk beberapa hari ke depan."

"Laras, sebenarnya kamu gak perlu ijin untuk menemani aku aku sudah gak apa-apa Laras," ucap Antonio.

"Pak....ijinkan saya untuk merawat bapak apalagi sekarang saya sudah berstatus pacar pak Antonio," Laras merajuk.

Antonio tersenyum pada Laras dia tahu wanita yang ada di sampingnya itu wanita yang tulus dan mau menjadi pacarnya bukan karena dirinya seorang CEO.

Antonio menggenggam tangan Laras mesra sambil berkata " baiklah kalau kamu memaksa tapi jangan lupa kamu harus kabarin Bu Weni biar dia tidak cemas nanti."

Laras tersenyum senang "Iya pak," ucapnya.

Kemudian Laras mengambil benda pipih yang berwarna coklat muda itu dan mulai menelpon ibunya.

"Iya Laras ada apa?" kata Bu Weni ketika menjawab panggilan telepon dari Laras.

"Bu, hari ini aku tidak pulang ke rumah ya."

Bu Weni mengerutkan keningnya mendengar perkataan putrinya yang tidak biasanya itu.

"Loh memangnya kenapa Laras kamu kok tidak pulang ke rumah?" tanya Bu Weni heran.

"Begini Bu, aku mau menginap di rumah sakit menemani pak Antonio yang sedang di rawat di sini."

"Memangnya kenapa Antonio?" Bu Weni penasaran.

"Pak Antonio tadi lengannya terluka tusukan pisau dari pencopet yang tadi mencopet tas aku Bu," cerita Laras pada ibunya.

"Ya ampun....terus keadaan kamu dan pak Antonio bagaimana?" Bu Weni semakin khawatir terdengar dari nada suaranya.

"Aku gak apa-apa Bu, cuma pak Antonio yang terluka dan agak serius jadi harus di rawat dulu di rumah sakit," jelas Laras.

"Syukurlah kalau kamu tidak kenapa-kenapa, ya sudah kamu temani Antonio dan rawat dia dengan baik Laras sebab dia sudah berkorban mempertaruhkan nyawanya hanya demi kamu," ucap Bu Weni pada anaknya.

"Iya Bu, Laras ngerti,."

"Ya sudah kalau begitu dan satu lagi Laras kamu jangan lupa makan ya," Bu Weni mengingatkan putrinya.

"Iya Bu," jawab Laras yang kemudian telepon di matikan oleh Bu Weni.

Laras kembali duduk di samping tempat tidur pak Antonio dan terdengar suara langkah sepatu yang hendak masuk ke kamar Antonio.

"Permisi.....ini makan siangnya mbak," ucap seorang perawat yang bertugas mengantarkan makanan untuk pasien.

"Iya terimakasih," Laras menerima nampan yang di berikan oleh perawat tadi.

Nampan itu berisi sepiring nasi putih, semangkuk kecil sayur sop pentol dan sepiring kecil telur ceplok sama dua biji perkedel dan satu gelas teh hangat lengkap dengan sedotannya.

Laras melihat ke arah jam yang tergantung di dinding kamar rumah sakit.

"Sudah pukul dua belas, memang sudah waktunya makan siang," gumam Laras.

Kemudian Laras bicara pada Antonio "pak, makan siangnya sudah datang, pak Antonio makan dulu ya," ucap Laras.

"Tapi kamu belum makan juga Laras," Antonio malah mengkhawatirkan Laras.

1
partini
mira Mira ,,novel rumah tangga tuh bacanya bikin mengsedihhhh nyesek
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!