Sistem Pembantu Super

"Raja di masa lalu?" Ron menatap Brendo dengan tanda tanya di wajahnya. "Hahaha, tidak-tidak, aku di masa lalu hanya orang biasa."

Mendengar balasan Ron, kali ini Brendo yang tak mengerti, tatapannya mengandung kebingungan.

Mulut Ron langsung tertutup, dia baru sadar bahwa ucapannya tadi adalah fakta. Di kehidupannya yang lalu, dia memang orang biasa, bukan seorang raja atau pun kaisar.

"Tidak enak di sini, ayo kita masuk ke dalam!" Ron merangkul pundak Brendo dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Sebelas wanita Ron ikut masuk ke dalam rumah bersama pacar Brendo. Hanya mereka berdua yang datang ke rumah Ron.

Teman-teman Brendo yang kemarin tidak bisa ikut karena kesibukannya masing-masing, tak memungkinkan untuk bisa datang.

Di dalam rumah Ron, mereka semua berbaur dengan alami tanpa terlihat ada ketidaknyamanan. Pacar Brendo, Kak Sesil berbincang-bincang dengan wanita Ron, para wanitanya sibuk berbicara dengan pacar Brendo.

Tidak tahu apa yang mereka bahas, kelihatannya sangat seru, mereka tertawa bersama.

Bibi Cass, Rika, Yuriko, dan Kiriko tidak selalu ikut mengobrol dengan mereka semua, sebagai wanita yang sangat dewasa, mereka lebih sibuk di dapur untuk membuat makanan dan camilan.

Sesekali mereka gabung dengan pembahasan sambil membawa makanan.

Sementara itu, Ron dan Brendo sibuk di ruang studio Ron untuk menyiapkan beberapa hal sebelum melakukan siaran langsung.

Brendo berencana untuk siaran langsung di komputer Ron sambil mengajaknya kolaborasi.

"Kamu sudah membeli kartu pokemonnya?" tanya Brendo kepada Ron.

"Iya, aku sudah membeli puluhan box, masih ada banyak yang tersisa." Ron menunjuk ke sudut ruangannya di mana banyak kardus pokemon yang menumpuk.

Persiapan Ron begitu matang, dia meminta Baymax untuk memesan banyak sekali kartu pokemon, dan benar saja, ada beberapa kardus berisikan banyak sekali box kartu pokemon yang datang ke rumahnya.

Kemarin malam Ron hanya membuka sepuluh box kartu pokemon, sisanya masih banyak.

Brendo tercengang, kemudian dia inisiatif untuk membawa 15 box kartu pokemon ke atas meja. "Kurasa jumlah ini cukup untuk kita kolaborasi, kita merekam santai saja, Ron."

Ron mengangguk setuju, kemudian duduk di sebelah Brendo.

"Di mana kartu bagus yang kamu dapatkan semalam?"

"Ada di album kartuku," kata Ron sambil menarik sebuah album yang diletakkan di sisi meja.

Begitu Brendo membuka albumnya, banyak sekali kartu bagus dan langka dengan harga mahal yang dimasukkan ke dalam album.

Mengambil kartu Charizard Ex yang termasuk langka, harga mentahnya mungkin sekitar jutaan rupiah. "Aku punya ini, tapi belum aku grading biar harganya tambah naik."

"Memangnya ini mahal?" Ron melihat kartunya sedikit heran.

Kepala Brendo mengangguk dalam dan menjelaskan, "Kartu Charizard Ex SAR ini cukup mahal, kelangkaannya terbilang tinggi, harga mentahnya berkisar dua juta rupiah ke atas, kalau sudah dinilai, harganya akan naik drastis."

"Ternyata mainan bisa dijadikan alat investasi," gumam Ron sambil menatap kartunya.

Tawa kecil muncul dari Brendo. "Aku ingat memang dari dulu mainan sudah menjadi alat investasi para kolektor, bukan cuma kartu pokemon, bahkan mainan boneka Barbie bisa memberikan keuntungan."

"Kalau begitu, aku akan membeli banyak kartu pokemon dari semua seri yang masih ada," kata Ron tanpa banyak berpikir.

Brendo tidak bisa melarang Ron karena uang yang digunakan bukanlah uangnya. Terserah Ron ingin membeli apa, bukan urusannya.

Setelah berbincang-bincang, Ron dan Brendo siap untuk melakukan siaran langsung di kanal Yutub Brendo.

Dalam sekejap ruangan siaran langsung dimasuki oleh ribuan penonton. Kurang dari 40 detik, penonton langsungnya mencapai 14 ribu orang dan itu terus bertambah setiap detiknya.

"Di mana Bang Brendo sekarang? Kelihatan ruangannya mewah."

"Hei, siapa orang di sebelah Bang Brendo? Tampan sekali seperti aku!"

"Orang yang di samping Bang Brendo itu artis baru? Kelihatan sangat tampan!"

"Halo, Bang Brendo! Wihh buka kartu pokemon lagi, ya?"

"Gila! Siapa itu yang bersama Bang Brendo?!"

"Ron, aku sudah menunggu siaran langsung di sini dari semalam, hanya demi melihat wajahmu!!"

"...."

Ketika Ron dan Brendo membaca kolom komentar yang dikirim secara langsung oleh para penonton, mereka berdua tersenyum.

Dengan cepat Brendo mengganti mode bekerja, sikapnya menjadi ramah dan atraktif untuk menyenangkan para penggemar setianya.

"Halo, semuanya balik lagi berama aku Winda Batubara, kali ini aku mengajak Ron buka kartu pokemon bersama, mungkin kalian ada yang belum tahu dengan Ron, dia teman baruku, tidak sengaja bertemu di mall ....."

Brendo menceritakan tentang pertemuan mereka berdua hingga mereka bisa ada di sini untuk melakukan kolaborasi siaran langsung.

"Halo semuanya, aku Ron dari channel Ron, salam kenal ...." Ron tersenyum saat memperkenalkan dirinya ke arah kamera.

Begitu Ron tersenyum, semua wanita yang menonton siaran langsung Brendo sontak merasa pusing, pesona wajah Ron sangat luar biasa, mereka tidak bisa menahannya.

Beberapa dari mereka tak kuat melihat Ron di layar ponsel, dan melakukan hal di luar nalar.

Ron tidak tahu apa-apa, dia hanya mengikuti Brendo dan membuka kartu pokemon sambil mengobrol santai.

"Eh, aduh!"

Brendo yang asyik membuka kartu pokemon dan tertawa bersama Ron tiba-tiba terkejut kursinya hampir jatuh.

Tak sengaja mengatakan 'aduh' di saat dirinya terkejut, kemudian kotak Baymax yang ditaruh di sudut ruangan tiba-tiba menyala.

Bip! Bip! Bip!

Baymax yang menciut perlahan mengembang, dia berdiri di sudut ruangan dan berkata, "Halo, saya Baymax, pendamping kesehatan Anda!"

Mendengar suara ini, sontak Ron dan Brendo menoleh ke belakang, mereka menemukan robot Baymax berjalan hendak menghampiri mereka.

Ron langsung bereaksi, melompat dari kursinya dan mengembalikan Baymax dalam keadaan tidak aktif.

Sementara itu, Brendo tertegun menatap Ron yang berusaha memasukkan Baymax ke dalam kotaknya.

"Bukankah itu —"

"Bukan siapa-siapa, ternyata itu kucing," kata Ron memotong ucapan Brendo.

Beruntung, peristiwa barusan tidak masuk ke dalam bingkai siaran langsung. Para penonton tidak mengetahui apa sebenarnya yang membuat mereka berdua menjadi kacau.

Setelah berhasil memasukkan kembali Baymax ke kotaknya, Ron kembali ke kursi gaming, dan tersenyum penuh arti ke Brendo.

"Lupakan yang tadi. Kita balik lagi membuka kartu pokemon."

Perkataan Ron terdengar biasa, tapi di telinga Brendo berbeda, kata-katanya mengandung rasa dominasi yang membuatnya patuh.

Banyak pertanyaan di benak Brendo soal Robot Baymax yang keluar tiba-tiba, apakah itu asli atau tidak? Brendo tak tahu kebenarannya.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Ron dan Brendo telah menyelesaikan siaran langsung hampir 3 jam lamanya.

Siaran langsung diakhiri dengan Ron mendapatkan God Pack ketiganya, satu pak berisi lima kartu paling langka dalam seri kartu yang Ron buka.

"Ron, aku ingin bertanya tentang robot yang mirip Baymax tadi, apakah itu asli atau palsu? Apa itu hanya robot biasa?" Brendo memutar kursinya dan bertanya kepada Ron.

Kamera sudah dimatikan, apa yang terjadi dengan mereka berdua tak disiarkan lagi atau direkam.

Mendengar pertanyaan Brendo, ekspresi Ron menjadi datar dan mengarahkan pandangannya pelan-pelan ke kotak merah.

"Kamu akan tahu jawabannya sendiri. Baymax, tolong bangun sekarang!"

Begitu perintah Ron jatuh, Baymax muncul dari kotak dan mengembang di bawah tatapan mereka berdua.

Sama seperti di kejadian tak sengaja barusan, Baymax menyapa mereka berdua dengan suara mekanis yang khas.

"Halo, saya Baymax, pendamping kesehatan Anda!"

"Ini Ba–baymax as–asli?!"

Wajah Brendo melebar dengan pupil mata yang besar, suaranya dipenuhi ketidakpercayaan yang kental.

Ron tak menjawab, Baymax bergerak ke sisi Ron dan menuruti apa yang diperintahkannya.

Melihat keaslian Baymax yang ditunjukkan Ron, hati Brendo berdetak sangat cepat, dia benar-benar merasa apa yang diketahui olehnya sekarang bukan kenyataan.

"Bagaimana bisa kamu punya Baymax asli?" tanya Brendo penuh penasaran.

Ron tak menjawab langsung, dia tersenyum kepada Brendo dengan arti tertentu. "Itu rahasia, aku tak bisa memberi tahumu."

Jawaban Ron membuat Brendo tak puas, tapi tak ada yang bisa dia lakukan, bukan sikap yang pantas jika brendo memaksa Ron untuk membuka rahasianya.

Setelah kehadiran Baymax terbongkar oleh Brendo, Ron meminta dirinya untuk menyembunyikan tentang Baymax ke orang-orang, termasuk pacarnya. Dan dia menyetujui kondisi Ron.

Brendo dan pacarnya tidak langsung pulang usai menyelesaikan siaran langsung, keduanya bermain di rumah Ron, dan ikut makan siang bersama.

Di malam hari, Ron pergi ke Matahari untuk menyerap radiasi Matahari, dan bersiap untuk menolong seseorang.

"Sudah saatnya menolong orang. Siapa yang akan aku tolong hari ini?"