Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.
Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.
And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.
Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Seventeen
Vio dan Levi sibuk dengan urusannya masing-masing, Vio tengah menyapa semua tamu undangan bersama papa mamanya sedangkan Levi mengikuti ayahnya dan mengobrol sana sini, mereka berbicara mengenai bisnis tentu saja.
Vio papanya suruh untuk menyapa tamu lainnya sendiri karena ia masih ingin mengobrol dengan partner kerjanya dari luar negri. Vio pun terima saja, Vio bukanlah orang yang pemalu malah sebaliknya Vio amat sangat mudah bergaul.
Vio sampai pada tempat ayah mertuanya dan suaminya yang sedang bercengkrama dengan pebisnis lainnya.
"Halo, bagaimana pestanya? Menyenangkan?" sapa Vio ramah pada orang yang tidak ia kenal itu. "Wah, Violia. Nona muda Chesterfield pesta ini amat luar biasa." balas ramah lawan bicara Vio.
"Baguslah kalau begitu, saya ikut senang anda sekalian menikmatinya." ujar Vio yang tengah tersenyum manis.
"Ah, nona muda sekarang sudah dewasa ya, ga nyangka banget pertama kali kita ketemu tuh kamu masih nempel di punggung papa kamu haha." riang wanita yang ada di sana.
"Ah, benarkah?" tanya Vio mukanya mulai terasa panas. "Haha, tapi lucu tau. Inget ga? Dulu anda suka banget nempel ke tuan Gerald bahkan di kantor." serunya mengingat masa lalu.
Vio menundukkan wajahnya, dirinya merasakan panas di pipinya "Aduh maluu." desisinya pelan, mukanya sudah merah, sebenarnya ia sampai semalu itu karena tau Levi juga mendengar cerita masa kecilnya itu.
"Haha, tidak apa-apa. Sekarang nona muda sudah siap untuk memimpin perusahaan ya, wah waktu tidak terasa. Tapi anak saya sekarang malah sibuk dengan dunianya, entah bagaimana nasib perusahaan saya." ujarnya memotong topik itu karena melihat Vio yang tidak nyaman. Kalimatnya diakhiri keluhan yang mengalihkan topik.
Vio tersenyum sebagai respon keluhan laki-laki tadi.
"Benar, lihatlah nona muda dari Chesterfield dan tuan muda dari Evander, mereka sudah terjun ke dunia bisnis ini." ujar satu orang laki-laki lagi di sana.
"Bisa-bisanya anda menyembunyikan berlian selama ini ya?" ujar wanita tadi sambil terkekeh mengingat keberadaan Levi yang belum dipublikasikan.
Vio mentap kearah Levi yang ternyata tengah melihat kearahnya. "Iya, tiba-tiba timbul ke publik eh, dah jadi menantu Chesterfield aja. Aduhh nyerah deh saya mau ngejar perusahaan ternama, kalo dua perusahaan ternama aja udah bersatu." ujar lemah lelaki itu.
"Jangan pesimis gitu dong pak, siapapun bisa ngejar kita, pasti." ujar ayah Levi merendah. "Gitu tuh, orang tinggi hobi banget merendah." ujar wanita karir di sana. Dirinya terkekeh melihat Lian yang hanya tersenyum tipis.
"Nah, kalian berdua kok misah gitu? Dari tadi saya lihat sibuk masing-masing dengan urusannya." ujar wanita itu lagi, mengarah pada Vio dan Levi.
"Astrie, pernikahan ini masih dirahasiakan dari dunia luar, lupa?" ujar Felian sedikit berbisik. Wanita yang diketahui bernama Astrie itu melotot terkejut kemudian mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan. "Gaada wartawan yang denger kan?" ujarnya ikut berbisik.
"Gaada kok, wartawan di sana, mereka masih sibuk mengisi tenaga dan menyiapkan kamera di depan panggung sana." ucap Vio tenang menunjuk kearah samping sana. "Ah, syukurlah. Maaf saya lupa." ujarnya menyesal dan hanya di angguki ketiga orang yang bersangkutan.
"Saya heran, waktu itu pas di acara kalian tiba-tiba pak Gerald dan anda bilang ini pernikahan rahasia dan hanya diketahui oleh tamu undangan, tapi ini adalah persatuan kedua perusahaan terbesar kenapa ditutupi?" tanya laki-laki paruh baya di sana.
"Seperti yang kalian lihat, kami belum punya persiapan. Sebelum mengumumkan itu saya akan mengenalkan dulu anak saya pada dunia, kalian tahu sendiri selama ini Leviandre ini belum pernah timbul di media dan lingkungan bisnis. Violia juga masih sibuk dengan pendidikannya. Jika kami tiba-tiba mengumumkan itu, akan terjadi kehebohan yang dapat memicu konflik nantinya jadi kami memutuskan untuk merahasiakannya. Sekarang saya sudah mulai mengenalkan Leviandre ke permukaan jadi tunggu sebentar lagi ya." jelas Lian tenang.
Tiga orang pengusaha di hadapan mereka mengangguk kecil tanda memahami penjelasan Felian. Acara inti dimulai, Vio pamit dari sana dan menuju tempat papa dan mamanya.
... ✥...
Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Kedua keluarga itu sedang berkumpul di ruang keluarga kediaman Chesterfield.
"Terimakasih atas bantuan kalian berdua sehingga acara kita sukses pada hari ini." ujar Gerald sambil mengangkat gelas wine miliknya.
Vio dan Levi saling pandang lalu mereka berlima menyatukan gelas mereka, chers.
Ya, untuk merayakan kerja keras mereka, mereka sepakat untuk minum-minum pada malam harinya.
Liliana menatap dua sejoli itu dan menyerahkan paperbag kecil ke hadapan mereka "Ini, hadiah untuk kalian berdua." ujar Liliana sambil menyerahkan paperbag itu di atas meja.
Vio tersenyum sumringah dan langsung mengambil serta membuka hadiah dari sang mama. Hal pertama yang dilihat Vio adalah remote mobil. "Wah! Mobil?! Ini mobil edisi terbaru kan??" ujar Vio semangat.
"Iya, mama udah pesen itu sebelum lounching tau, itu mobil bersama ya? Untuk kalian berdua. Bukan hanya untuk Vio." tekan mamanya sambil meneguk minumannya.
Levi melihat kedalam paperbag dan masih ada sesuatu di sana, ia mengambilnya. "Nah, kalo itu tiket perjalanan ke pulau Halfview." tambah Gerald di tengah acara minumnya.
"Eh? Bukannya tempat itu terkenal dengan tempat honeymoon ya?" tanya Faelian yang dari tadi ada di sana. "Yup! Itu adalah pulau yang biasa disewa untuk pengantin baru honeymoon." ujar Liliana. "Hah? Nyewa pulau?" heran Vio.
"Dulu habis nikah kan kalian sibuk, sekarang pas waktu libur nih, kalian pergi honeymoon. Mama udah siapin semua kok. " ujarnya senang, dirinya menatap sepasang pengantin baru itu untuk melihat reaksinya.
"Honeymoon ma?" tanya Levi. "Iya Levii, kenapa? Ga suka ya kesana?" tambah mama mertunya memasang wajah cemberut.
Vio segera menginjak kaki Levi yang ada di samping kakinya. "Engga kok ma, suka kok kita. Kita mah udah ada rencana mau jalan-jalan. Makasih ya ma." ujar Vio tersenyum kikuk.
"Bagusdeh kalau suka, itu besok sore kalian berangkat ya. Kalian disana selama 3 hari empat malam. Soalnya kata Lian, dia mau dinas ke luar negri 5 hari kedepan, jadi Levi udah harus disini untuk mengurus perusahaan. " tamabah Gerald. "Bener." ujar Felian membenarkan.
Mereka hanya mengangguk. Vio mulai memikirkan bagaimana nasibnya hanya berada berdua di pulau dengan orang yang membuat jantungnya tidak aman. Akankah pulang-pulang Vio akan mendapatkan riwayat sakit jantung?
Mereka lanjut minum-minum dan berbincang ringan hingga lewat tengah malam mereka baru memasuki kamarnya masing-masing. Bahkan Felian ikut menginap karena ia mulai mabuk untuk menyetir.
Fyi, sebenarnya Vio tidak terlalu kuat minum. Selama ini ia hanya minum beberapa gelas untuk menjaga kesadarannya. Tapi malam ini sepertinya ia kebablasan, terlihat ia mulai aneh disana.
...»»---->To Be Continued<----««...
...Halloo~ udah sejauh ini, gimana pendapat kalian?...
...Tetep semangat nulis walau yang baca bisa di hitung jari😔...
...I hope, semoga suatu hari nanti cerita ini ramee☺...
...Bye byee~ see you in next part 👋🏻...