NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Cinta Lansia
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Pengakuan

Leo diam. Namun dalam benaknya, kalimat itu bergema lama. Ia menoleh sekilas ke lantai atas, lalu kembali menatap Ellen.

"Apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana?" pikirnya.

"Apa wajah asli wanita itu lebih cantik dari fotonya?"

"Apa Ellen kalah berdebat?"

"Atau... apa justru dia baru sadar bahwa dia tak pernah benar-benar punya Bayu sepenuhnya?"

Leo menahan diri untuk tak bertanya lebih jauh. Tapi dalam hatinya, satu kalimat terucap pelan:

"Menarik. Aku harus melihat sendiri siapa wanita itu... yang membuat istri Bayu kehilangan kendali begitu rupa."

Mobil melaju meninggalkan gedung LPA dengan kecepatan sedang. Di balik kaca jendela, Ellen memalingkan wajah ke luar, menatap kosong deretan pepohonan yang berlari mundur. Matanya menyala oleh emosi yang belum sempat mereda.

Suara ponsel memecah keheningan.

Ellen melirik sekilas layar. “Papa.”

Ia menghela napas dan mengangkatnya.

Tanpa sapaan, suara Arwin terdengar tajam.

"Apa yang kau lakukan sampai Bayu mengurus perceraian kalian?!"

Suara itu bagaikan cambuk yang menghantam kesadarannya.

"Kau tahu perusahaan kita tidak akan seperti ini kalau bukan karena koneksi perusahaan Bayu!"

Ellen mengepalkan tangan.

“Papa tahu sendiri bagaimana hubunganku dengan Bayu. Sejak awal dia—”

"Aku tidak mau tahu!" potong Arwin garang. "Kau cari cara. Aku tak peduli bagaimana caranya, Ellen. Bayu harus membatalkan perceraian itu. Titik."

Klik.

Telepon terputus tanpa sempat Ellen bicara lebih jauh.

Ia menurunkan ponselnya perlahan, jemarinya mencengkeram perangkat itu seakan ingin meremukkannya. Napasnya memburu. Matanya memanas, tapi tak setetes pun air mata jatuh. Yang ada hanya bara.

"Semua orang selalu menyuruhku bertahan, tapi tidak ada yang pernah tahu rasanya mencintai patung es..." gumamnya lirih, nyaris seperti doa pahit.

Di balik kemudi, Leo melirik melalui kaca spion. Ia diam, namun matanya menangkap betapa hancurnya sosok Ellen saat ini. Bukan karena cinta—Leo tahu itu. Tapi karena harga dirinya diinjak oleh pria yang tak pernah memandangnya sebagai seorang istri.

Dalam hatinya, Leo bertanya-tanya,

"Seperti inikah rasanya menjadi ratu dalam istana emas... tapi sendirian di ranjang, di hati, di hidup suaminya?"

Ellen masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Tangannya kini beralih mencengkeram tas di pangkuannya.

“Bayu itu tampan, dingin, proporsional… persis tipe laki-laki yang bisa kubanggakan di hadapan siapa pun.” Ia tertawa kecil, getir. “Tapi seumur hidupku... aku hanya berdampingan dengan tubuhnya, bukan jiwanya.”

"Aku sudah mencoba segalanya..." lanjutnya, suaranya turun satu oktaf.

"Dari menjadi wanita sempurna sampai rela jadi boneka. Tapi dia tetap beku. Tetap menjauh. Dua puluh tahun, Leo... dua puluh tahun. Dan aku belum pernah sekali pun bisa menyentuh tubuhnya seperti istri menyentuh suami."

Leo menahan napas. Tidak sepenuhnya simpati, tapi juga bukan sepenuhnya acuh. Ia tahu rasa kalah, meski bukan dari cinta—tapi dari rasa tak berdaya. Ia tahu apa artinya menjadi versi terbaik dari diri sendiri... hanya untuk tetap ditolak mentah-mentah.

"Mungkin aku terlalu percaya cerita-cerita novel," lanjut Ellen, pahit.

"CEO dingin yang akhirnya luluh pada gadis desa? Mafia yang akhirnya bertekuk lutut? Tapi hidup ini..."

Ia menoleh, menatap Leo. "...hidup ini bukan cerita fiksi, 'kan, Lia?"

Leo menelan ludah. Perlahan menggeleng.

"Bukan. Tapi kalau ini fiksi... kau pantas jadi antagonisnya."

Ellen tersenyum kecut.

"Bagus. Aku tak keberatan jadi antagonis... kalau itu artinya aku bisa dapat akhir cerita yang aku mau."

Mobil terus melaju dalam diam. Tapi di dalamnya, badai tak kunjung reda.

 ---

Mobil berhenti di pelataran rumah megah berarsitektur kolonial modern--rumah pribadi Ellen. Ia turun tanpa sepatah kata. Tumit sepatunya berdentam kecil saat menyentuh marmer halaman. Leo mengekor tanpa diminta, tetap menjaga jarak.

Begitu pintu masuk tertutup, Ellen menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Kedua tumit dicopot dan dilempar sembarangan. Ia menatap langit-langit ruang tamu seperti memandangi lubang hitam dalam hidupnya.

"Kalau tak bisa menyentuh hati Bayu... maka aku harus membuatnya tidak bisa menyentuh siapa pun."

Ia bangkit. Langkahnya menuju rak lemari, menarik satu berkas foto dan dokumen lama. Semua tentang Ayla. Foto lawas, potongan artikel, bahkan tangkapan layar media sosial.

Leo bersandar di ambang pintu, menyilangkan tangan.

"Kau mau apa?"

"Aku ingin tahu semua tentang Laras atau Ayla. Siapapun namanya. Siapa temannya. Siapa keluarganya. Apa yang bisa membuatnya hancur."

Ia menatap Leo tajam, matanya berkilat penuh tekad dan racun.

"Kalau Bayu mau memilih wanita itu... maka aku pastikan yang dipilihnya tinggal puing-puingnya saja."

Leo menghela napas pendek.

"Kalau aku boleh tanya, apa kau benar-benar masih mencintai Bayu?"

Ellen terdiam sejenak, lalu tertawa sinis.

"Cinta? Entah. Tapi aku tak terima kalah. Aku yang menang secara sah. Aku yang mendampingi Bayu dua dekade lebih. Aku yang mengorbankan banyak hal demi status ini."

Ia berjalan mendekat, mendekap satu foto Bayu ke dadanya.

"Jadi tak akan ada yang merebutnya dariku. Termasuk masa lalu yang manis bernama Laras."

Leo hanya menatapnya. Diam. Namun dalam hati ia bergumam,

"Kadang, wanita yang paling berbahaya bukanlah yang kehilangan cintanya... tapi yang kehilangan harga dirinya."

 

Lampu neon merah dan ungu berdansa di langit-langit klub malam itu, memantulkan cahaya ke wajah-wajah asing yang menenggelamkan diri dalam musik dan mabuk. Di ujung bar, seorang pria duduk diam, tampak asing di antara keramaian—Bayu Shailendra, pria yang biasanya terlalu tenang untuk tempat seperti ini, kini meneguk Vodka seperti sedang meneguk kesedihan.

Boni datang beberapa menit kemudian, duduk di sebelahnya dengan keakraban tanpa basa-basi. Ia memesan mocktail seperti biasa, tidak pernah menyentuh alkohol. Matanya menatap Bayu sejenak sebelum bertanya pelan,

"Apa yang terjadi?"

Pertanyaan itu melayang di udara seperti peluru tak bersuara. Bayu tidak langsung menjawab. Ia hanya menunduk, menatap bening minumannya, seolah mencari jawaban di dasar gelas. Beberapa detik, beberapa teguk. Musik EDM menggema, tapi tak ada yang bisa menutupi ketegangan yang mulai mengental di antara dua sahabat itu.

Boni tidak mendesak. Ia tahu betul, Bayu akan bicara saat siap. Dan benar saja.

Dengan suara serak, nyaris terseret oleh rasa bersalah dan pengakuan, Bayu akhirnya berkata pelan—namun cukup jelas untuk menusuk telinga sahabatnya,

"Aku menidurinya."

Boni, yang baru saja menyesap mocktail-nya, mendadak tersedak hebat. Cairan manis itu berubah seperti api yang membakar tenggorokan. Ia terbatuk keras, matanya membelalak, menoleh cepat ke arah Bayu yang masih menatap kosong ke depan, seolah seluruh dunia tak lagi ada artinya.

"Apa... maksudmu...?" Boni tergagap, batuknya belum reda.

Bayu tak menoleh. Ia tetap menatap jauh ke arah lampu bar yang gemerlap, seolah mencoba menghindari kenyataan yang baru saja diucapkan.

"Aku brengsek, Bon. Tapi aku merindukannya. Aku mencintainya. Dan aku gak pernah bisa melupakannya... sampai sekarang."

Boni menelan ludah, pikirannya berusaha menyusun ulang logika dari kata-kata sahabatnya.

"Kau... bertemu Laras... dan... menodainya?"

Bayu memejamkan mata. Rahangnya mengeras. Suaranya terdengar menahan napas dan perih yang dalam.

"Aku gak niat, Bon. Malam itu ada sesuatu, mungkin efek obat... atau mungkin aku hanya terlalu lemah. Aku salah masuk kamar dan... semuanya terjadi."

Ia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan, seolah ingin menghapus dosa dari kulitnya sendiri.

"Dan sekarang... aku telah mengambil sesuatu yang paling berharga darinya. Kesuciannya..."

Kata itu menggantung di udara, berat dan menyayat.

Boni memejamkan mata sejenak. Ada bagian dari dirinya yang ingin marah, ingin mengguncang bahu Bayu agar sadar dari kebodohan yang telah diperbuatnya. Tapi ia juga tahu... Bayu sedang hancur. Hancur oleh cinta yang tak pernah benar-benar mati. Cinta yang ia kubur hidup-hidup, dan kini kembali menyeretnya ke jurang yang lebih dalam.

"Bay, kau sudah menikah," katanya lirih, namun tegas. "Kau bukan cuma menodai dia... kau menodai dirimu sendiri. Semua yang kau bangun selama ini, semua yang kau pertahankan... kau hancurkan sendiri dengan satu malam."

Bayu mengangguk pelan, matanya tetap terpejam.

"Aku tahu. Tapi ini d luar kendaliku, Bon."

Dan saat itu, Boni melihat Bayu bukan sebagai CEO yang selalu tenang, bukan sebagai pria tangguh yang tak tergoyahkan oleh apapun. Yang duduk di sebelahnya kini hanyalah seorang lelaki yang sedang jatuh, yang kehilangan pijakan, dan mungkin... kehilangan dirinya sendiri.

Boni menarik napas panjang, matanya tak lepas dari wajah sahabatnya.

"Lalu... apa rencanamu sekarang?"

Bayu membuka mata. Tatapannya sayu, namun dalam.

"Aku gak tahu. Tapi untuk pertama kalinya dalam hidupku... aku ingin bertanggung jawab bukan karena status, bukan karena nama keluarga, tapi karena rasa bersalah ini. Dan... karena aku masih mencintainya."

"Maksudmu?"

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Siti Jumiati
semoga Bayu ada mata2 yang mengawasi Ayla, karena ellen berniat jahat pada Ayla,semoga Ayla selamat dari rencana Jahan Ellen, semoga kejahatan ellen segera terbongkar. lanjut kak
syisya
semoga kebusukan ellen terendus lebih dulu jadi biar sama" hancur
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bayu hanya mencintai ayla. pahamilah itu Ellen. jangan paksakan obsesimu.
abimasta
ellen bukan mencintai bayu tp obsesi
abimasta
terhenti karena cincin pemberiannya dahulu masih ada di jari laras
Yeni Wahyu Widiasih
berhenti karena masih ada cincin perakkah?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga semua dilancarkan. sah!
syisya
terhenti karna masih memakai cincin perak pemberiannya dulu atau ada pengganggu 🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Aaaaa.... kamu gak akan bahagia jika terus egois, aylaaaaa
Siti Jumiati
Ayla jangan keras kepala,coba kamu terus terang sama Bayu bahwa kamu masih mencintainya dan kamu takut tidak diterima ayah Bayu.
jangan takut Ayla semoga ayah Bayu mau menerima kamu dan cucunya.
semangat kak ditunggu kelanjutannya makin seru nih,aku suka aku sukaaaaa
syisya
aku berharap Ellen hamil karna keteledoran biar semua orang tahu bahwa dia berkhianat
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok 👌👍
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
Siti Jumiati
ellen dan sherin berdamailah dengan Ayla karena damai itu indah, introspeksi diri sendiri ellen dan sherin sebenarnya semua kejadian ini adalah ulahmu sendiri.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
siapakah yg berdiri disana?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai Ellen & Sherin bisa ikhlas. mungkin bahagia itu akan merayap pelan menghampiri. 😌😌😌😌😌😌😌😌😌😌
Siti Jumiati
ditunggu kelanjutannya kak
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Sherin playing victim. semoga itu tak akan menggoyahkan ayla untuk menuntut keadilan.
Syailendra sekali ini saja, tunjukkan cinta & tanggung jawabmu pada kebahagiaan keturunanmu
syisya
semoga bapak tua menerimamu ay dan menjagamu dari jauh apalagi ada tangan nakal yg ingin melenyapkanmu semoga kaki tangan pak tua sudah lebih dulu menghentikannya, kapan y topeng Ellen terbongkar
Dek Sri
lanjut
abimasta
semogaa ellen tidak tau kalau laras sudah kembali ke indonesia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!