Lisa, seorang istri yang disia-siakan oleh suaminya. Status pernikahannya digantung karena suaminya menikah lagi dan Lisa tidak mendapatkan nafkah yang layak. Tetapi Lisa harus kuat karena ada 3 orang anak yang masih membutuhkannya. Sandi, Rizki dan Shanum masih memerlukan kasih sayang dari Lisa dan tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk bertahan hidup dan pendidikannya. Sementara Dani suaminya hanya perduli dengan istri keduanya walaupun hanya dinikahi secara siri. Bagaimana nasib Lisa dan ketiga anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yayuk riyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Kelahiran kedua
Alhamdulillah, usia kehamilan Lisa yang kedua ini sudah memasuki trimester kedua. Namun, Lisa masih merasakan mual dan muntah. Hampir setiap hari Lisa mengkonsumsi obat mual untuk mengurangi rasa mualnya. Terkadang Lisa bandel meminum minuman bersoda untuk mengurangi rasa mualnya. Minum susu ibu hamil juga mual walaupun tidak sampai muntah. Sesekali Lisa paksakan untuk minum susu ibu hamil supaya bayi dalam perut nya tidak kekurangan gizi.
Namun, Lisa tetap bersyukur masih dipercaya untuk memiliki anak lagi. Di kehamilan kedua ini, bayi dalam perut Lisa tidak mau makan nasi jika dimasak di magic com, maunya nasi yang dimasak di kompor. Terkadang Lisa minta tolong bu Sri masakin nasi pake kompor. Walaupun agak ribet tapi bagaimana lagi, yang penting Lisa bisa makan.
Pagi itu, seperti biasa, sebelum berangkat kerja, Lisa memasak untuk suaminya. Ia paksakan masak walaupun sambil menutup hidung jika mencium bau bumbu masakan yang sedang ditumis atau bau ikan yang sedang digoreng. Ya, demi suaminya. Padahal Dani sudah bilang tidak usah memasak kalau mual, hanya saja, Lisa merasa itu sebagai tanggung jawabnya sebagai istri juga ibu yang baik.
"Assalamu'alaikum neng." , ucap bu Sri ketika datang.
"Wa'alaikumsalam bu Sri, masuk aja bu, nggak dikunci pintunya, saya lg di dapur." , jawab Lisa.
"Eh si neng teh lagi masak? Masak apa neng?" , tanya bu Sri.
"Iya bu, ini goreng ikan nila bu sama sayur asam juga sambal mentah. Untuk Sandi nanti tolong goreng kan telur aja ya bu, biar hangat-hangat kan enak. Soalnya Sandi nggak doyan ikan." , jawab Lisa.
"Beres neng. Ibu sambil cuci piring ya. Mana Sandi neng?" , jawab bu Sri.
"Masih bobo bu, itu tumben dia minta tidur bareng bapaknya, nggak mau sendiri di kamar nya." , jawab Lisa lagi.
"Sudah matang nie. Saya siap-siap dulu bu sambil bangunin mas Dani." , ucap Lisa.
"Iya neng." , jawab bu Sri.
Kemudian Lisa membangunkan suaminya. Untung Sandi nggak ikut bangun. Bisa ada drama anak manja kalau dia bangun. Sementara waktu berjalan terus. Lisa dan Dani harus segera berangkat kerja. Dani pun juga segera mandi dan bersiap-siap berangkat kerja.
"Mas, aku sudah masak tadi, kita sarapan dulu sebelum berangkat." , ajak Lisa.
"Ya ampun, ngapain nanti adek mual lagi. Nggak usah masak dulu selama hamil nggak papa. Mas bisa makan di kantin kok sayang." , jawab Dani.
"Nggak papa mas, sekali-kali. Lagi kepingin aja tadi. Si dedek di perut pintar kok, nggak rewel hari ini." , jawab Lisa.
"Anak ayah pintar ya." , ucap Dani sambil mengelus dan mencium perut Lisa.
"Iya ayah. Geli mas...ini mah bukan dicium." , jawab Lisa menirukan suara dedek bayi sambil tertawa geli karena Dani bukan hanya mencium perut Lisa tapi sambil menggelitik.
"Biarin aja sengaja kok. Hahaha..." , jawab Dani sambil tertawa.
Kemudian setelah rapi, mereka sarapan bersama setelah itu berangkat kerja. Dani mengantar Lisa dulu ke sekolah sebelum berangkat ke kantor nya. Dani sangat bahagia karena sebentar lagi akan memiliki anak kedua. Dia berharap semoga persalinan Lisa nanti lancar dan bisa melahirkan dengan normal. Sesampainya di kantor dia disambut dengan teman nya.
"Hai Dan, happy banget keliatannya. Ada apa nie? Pasti semalam dapat jatah ya?" , ledek temannya.
"Wah, itu mah pasti. Harus tiap harj. Sebelum puasa 3 bulan nanti." , jawab Dani.
"Hahaha...bisa aja kamu..." , jawab temannya.
Kemudian mereka tertawa bersama.
Tingkatkan terus...