Dia gadis yang periang dan penuh warna, hidup nya selalu penuh dengan kebahagiaan meskipun kenyataan nya dia tidak pernah bahagia.
Nama nya Rain, hanya Rain tanpa nama belakang keluarga besarnya. Karena gadis itu bukan lah terlahir dari keluarga itu.
Rain memiliki Mahendra sebagai ayahnya yang selalu mendukung dan menyanyangi nya dengan penuh kasih sayang tanpa membedakan anak anaknya.
Meski istri nya begitu membenci Rain sejak kedatangan gadis itu dalam kehidupan mereka, Mahendra selalu berusaha menyemangati Rain untuk tetap menjadi anak baik dan menghormati Rekka seperti ibunya sendiri.
Tahun terus berganti gadis itu kini sudah beranjak remaja dan bersekolah di sekolah ternama sama seperti anak anak Rekka.
Dan ini adalah tahun ajaran baru Rain di sekolah menengah atas pertama nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap Sayap Patah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Pak Arya
Bruk
Rain tak sengaja menabrak seseorang di balik tumpukan buku yang menjulang.
"Maaf, maaf saya gak sengaja. " Ucap Rain membantu mengumpulkan buku buku tebal itu.
" Gak masalah. " Suara berat itu seketika menyadarkan Rain dan langsung menatap seseorang di depan nya itu.
Dengan seragam guru yang melekatkan di tubuhnya membuat nya semakin terlihat tampan dan berwibawa.
" Pak Arya, saya minta maaf sebesar besar nya pak. "
" Kamu bantu saya bawa buku ini ke perpustakaan sekolah saja, dari pada kamu sibuk minta maaf sama saya. Kerjaan saya banyak gak cuman dengerin kamu minta maaf. "
" Iya Pak. " Rain menyusun buku buku itu kemudian mengikuti langkah besar Arya menuju perpustakaan yang ada di rooftop sekolah internasional itu.
Jam pelajaran sudah akan di mulai tapi Rain masih harus mengikuti Arya menuju perpustakaan, gadis itu takut jika dia akan di hukum oleh guru biologis nya jika terlambat.
" Tidak perlu memikirkan pelajaran pertama, nanti saya akan menghubungi guru biologi mu kalau kamu sedang bersama saya sekarang. " Seperti paranormal saja Arya bisa menebak dengan bener isi kepala Rain saat itu.
" Bagaimana bisa dia mengetahui isi kepala ku, dia memang guru ajaib. " Seru Rain pelan.
" Saya dengan jelas mendengar ucapan mu, jadi cepat jangan terlalu lama membahas saya bersama buku buku di tangan mu itu. "
" Haa.. a.. iya Pak, iya.. " Gumam Rain gelabakan.
Tiba di rooftop sekolah
Perpustakaan itu benar benar sepi hanya beberapa siswa-siswi saja yang masih ada di sana, sedangkan guru jaga sedang tidak bisa hadir saat itu.
" Kamu bantu saya menyusun buku buku itu dulu, sedangkan saya akan menghubungi guru biologi mu dulu. " Rain hanya menggaguk akan printah dari Arya yang menjauh dari nya.
Rain membuka ponsel nya di mana begitu banyak pesan masuk dari Angel.
" Dia pasti mencari ku, aku akan menghubungi Angel terlebih dahulu setelah itu baru menyusun buku buku ini. " Rain membalas pesan Angel dan langsung di balas oleh gadis itu.
Rain mengatakan jika dia membantu Arya menyusun buku di perpustakaan karena tadi dia sudah menabrak nya dan anggap saja ucapan terimakasih karena dia sudah menolong Rain kemarin.
Setelah selesai berkirim pesan Rain segera menyusun buku bukunya sesuai dengan urusan dan juga jenis buku itu dengan teliti.
" Ah kenapa bagian itu tinggi sekali?. " Gumam Rain yang berusaha meletakkan buku pada rak yang cukup sulit ia jangkau.
Tangan besar Arya kemudian mengambil dan membantu Rain meletakkan buku itu dengan mudah, kini Rain sedang berada tetap di depan dada Arya.
Aroma harum dari parfum Arya membuatnya enggan untuk menghindari, tubuh mungkin remaja itu hanya berada tepat di dada Arya bahkan menatap mata nya saja dia harus mengangkat tinggi wajahnya.
" Dadaku berdebar lagi, kenapa posisi sedekat ini membuat dadaku selalu berdebar debar sih?. " Batin Rain.
Rain memberanikan diri mengangkat wajahnya melihat wajah tampan guru barunya itu, aroma mints dan maskulin membuat nya terpaku diam. Mata hitam Arya seperti menghipnotis nya saat itu juga.
Posisi mereka benar-benar sangat dekat saat ini. Mata mereka beradu pandang, tubuh Rain seperti kaku tidak bisa bergerak sedangkan otaknya memberikan sinyal untuk segera pergi dan masuk ke kelas nya.
" Dia benar benar cantik untuk gadis remaja seusia nya, bahkan wanita wanita cantik yang merayu ku saja tidak bisa mengalahkan kecantikan nya. Bibir mungil itu seolah meminta ku untuk menyentuhnya. "
Arya yang melihat mata sendu Rain kemudian mendekatkan wajah nya pada gadis itu, bahkan nafas mereka pun kini berasa sedeket itu. Deru debaran jantung terdengar dengan keras.
Mata Arya tak henti menatap bibir mungil Rain yang hanya diam mematung.
" Harus kah aku menciumnya, aku bener bener gila berada sedekat ini dengan gadis kecil ini?. " Batin Arya.
Arya memalingkan wajah membuat Rain kemudian tersadar dan menjauhkan tubuh nya dari Arya, rasa canggung menghinggapi mereka berdua.
" Emzz... saya rasa sudah selesai Pak, jadi saya izin untuk masuk ke dalam kelas. " Gumam Rain gugup.
" Iya, Terima kasih. " Rain langsung berlari menuju pintu perpustakaan dan menutup nya dengan cepat.
Gadis itu berhenti sembari memegangi dadanya yang berdebar dengan begitu kencang.
" Bisa serangan jantung kalau kayak gini terus, sebenernya aku kenapa sih.. " Ucap Rain pelan berusaha menetralisir perasaan nya yang mengebu..
***
Sedangkan di dalam perpustakaan Arya mengacak rambut nya frustasi.
Perasaan yang sudah lama hilang kenapa bisa muncul setelah melihat seorang gadis remaja berusia 15 tahun itu.
" Apa aku sekarang bisa di katakan pedofil, karena menyukai gadis remaja itu?. Bisa bener bener gila jika aku terus berdekatan dengan nya. Kenapa aura nya bener bener menarik perhatian ku, bibir nya bahkan bisa membuat ku kehilangan kendali akan diriku. " Ucap Arya pelan.
Arya kemudian mengatur nafasnya perlahan membenarkan rambutnya kemudian berjalan keluar dari perpustakaan menuju ruangan gurunya, menghilang ingatan akan lembut dan kenyal nya bibir merah muda itu.
Sedangkan di dalam kelas Rain sedangkan menyalin semua tugas sebelum dia kumpulan di depan, sebentar lagi jam istirahat yang berbunyi.
Anak anak sudah mengumpulkan semua tugas mereka termasuk Angel yang dengan sabar menunggu Rain sembari menatap wajah cantik nya.
" Selesai juga akhirnya, makasih Angel.. " Ucap Rain dengan senyuman lebar kemudian berdiri dan mengumpulkan tugasnya.
" Iyaaa besti... " Gumam Angel mengancungkan jempol nya.
Rain maju kemeja guru dan meletakkan buku tugas nya di sana kemudian kembali ke meja nya di mana Angel sedang menatapnya dengan senyuman.
Mereka benar benar bisa seakrab itu sekarang, padahal baru beberapa kali mereka berjalan bersama tapi mereka sudah seperti teman lama yang sudah berteman cukup lama.