Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Begitu mobil Fajar berhenti tepat di Pabrik yang bertuliskan L.S Skincare, pria itu langsung mematikan mesin dengan gerakkan tegas. Fajar tidak langsung turun, tapi dia menatap tulisan L.S Skincare dengan tajam.
"Kau keterlaluan, Luc.. Kau buat semua berubah, bahkan para pembantu di rumah tak lagi menghormati ku!!" Dari balik kemudi, tatapannya penuh peringatan.
Fajar teringat hal yang membuatnya semakin geram. Sebelum dia meninggalkan rumah, Fajar meminta Mbok Tur untuk menyiapkan makanan karena perutnya sudah sangat lapar sekali, namun Mbok Tur menolak karena di perintah oleh Lucy. Fajar benar-benar tak habis pikir, apa kesalahan nya sampai Lucy berbuat sejauh ini padanya..
Kemudian Fajar membuka pintu mobil dan melangkah turun, namun saat hendak menutup pintu mobil, ponsel yang tertinggal di jok samping berbunyi.
"Pak Afif_Direktur HRD"
Nama direktur HRD muncul di layar. Fajar membaca nama yang menghubunginya dengan gugup.
"Untuk apa Pak Afif menghubungiku...???" Gumam Fajar bertanya sendiri sambil menatap lama pada layar ponselnya.
Karena Fajar terus membiarkan, tak lama dering itu pun berhenti berganti dengan satu pesan masuk yang langsung terbaca di jendala notifikasi.
"Kami tunggu kedatangan anda di ruang meeting hari ini."
Tanpa ada salam pembuka, pesan itu membuat Fajar terhenyak.
Akhirnya Fajar tidak jadi menemui Lucy. Fajar buru-buru naik kembali ke mobil dan segera menuju perusahaan milik Ayah mertuanya sekaligus tempat dimana ia mencari rezeki.
Sampai di PT. Orbit Cemerlang Indonesia, Fajar segera turun dan berjalan masuk ke dalam gedung 10 lantai tersebut.
Siang itu, suasana kantor seperti biasa. Karyawan lalu lalang, komputer berdenting dan aroma pengharum ruangan memenuhi udara.
Tapi bagi Fajar, siang itu justru nampak tak biasa. Dia baru kembali ke kantor setelah hampir seminggu absen. Wajahnya gugup, namun mencoba untuk tetap tenang.
Sebelum menuju ke ruang meeting, Fajar berbelok dulu ke ruang kerjanya. Namun langkahnya langsung terhenti ketik melihat seorang pria muda duduk di kursi kerjanya sambil sibuk mengetik.
"Ahmad ? kamu ngapain di meja saya ?" Fajar berusaha tenang.
"Eh, Pak Fajar. Selamat siang, Pak. Saya sekarang duduk disini. Pak Afif yang menugaskan."
Fajar mengernyit. "Apa maksudmu ? Itu meja saya.." Lantang Fajar sambil menunjuk ke arah meja.
Ahmad berdiri perlahan.. "Sepertinya Pak Fajar belum tau, ya ? Saya sekarang menggantikan posisi Pak Fajar sebagai manajer operasional atas rekomendasi langsung dari Pak Yusuf."
"APA ?" tubuhnya reflek mundur selangkah. "Nggak mungkin! Ini nggak masuk akal!" Pekik Fajar tak percaya. Tentu saja dia tak percaya sebab dia belum menerima surat pemberhentian secara resmi.
"Maaf, Pak. Tapi saat meeting kemarin, Pak Afif, direktur HRD kita mengatakan bahwa Pak Fajar sudah tidak aktif bekerja lebih dari tiga hari tanpa pemberitahuan. Jadi.....Pak Fajar di anggap mengundurkan diri."
Sunyi beberapa saat..
"Mohon maaf Pak Fajar, saya sedang sibuk, kalau keluar tolong sekalian pintu nya di tutup kembali, ya." Ucap Ahmad lalu kembali duduk di kursi kerjanya.
Fajar tak menjawab. Tangannya mengepal kuat, rahangnya terlihat mengeras dengan mata yang menatap lurus ke depan.
Dan dengan langkah lebar, Fajar berjalan cepat menuju ruang meeting.
Tok! Tok! Tok!
Fajar mengetuk pintu ruang meeting. Setelah itu, dia langsung membuka nya. Betapa terkejutnya Fajar saat melihat siapa saja yang berada di ruangan itu.
Pak Yusuf sebagai CEO duduk di kursi utama sementara orang-orang penting yang lain duduk di kursi kiri dan kanan meja.
Terlihat Fajar masuk dengan langkah gugup. Dia memakai kaos putih dengan sablonan bergambar band metal asal Amerika Serikat serta celana chinos berwarna coklat susu.
Keringat sudah membasahi tengkuknya. Kasihan. Untuk pertama kali nya Fajar merasa tidak profesional.
"Silahkan duduk, Pak Fajar." Ucap Pak Afif, direktur HRD yang sejak tadi menunggunya.
Fajar duduk dengan postur kaku, kedua tangan nya mengepal di pangkuan.
Pak Afif meletakkan map di depan nya.
"Silahkan di buka, Pak Fajar." Kata Pak Afif lagi.
Fajar menelan ludah. "Ini... apa Pak ?"
Pak Afif tak menjawab, gestur tangan nya mempersilahkan Fajar untuk membuka sendiri map tersebut.
"SURAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA" Fajar membaca dalam hati.
Wajah Fajar seketika memucat, namun ada bagian dari isi surat itu yang membuat nya tak terima..
"Sehubungan dengan hasil evaluasi kinerja saudara selama tiga bulan terakhir, maka kami menilai tidak ada peningkatan dan perbaikan kinerja dari segi kedisiplinan da tanggung jawab....."
Sementara di kursi utama, Pak Yusuf menatap Fajar dengan senyum penuh makna.
"Silahkan di tandatangani, Pak Fajar. Kami tidak bisa menunggu terlalu lama karena harus melanjutkan meeting penting." Pak Afif tak sabaran, seolah sudah menunggu moment ini selama bertahun-tahun.
"Sa-saya tidak mau tandatangan!!" Fajar mendorong map itu menjauh. "Saya akui saya salah karena tidak meminta izin pihak kantor untuk libur selama beberapa hari. Saya punya alasan. Saya mencari istri saya yang tiba-tiba pergi dari rumah." Fajar menatap Ayah mertuanya dengan tatapan minta di mengerti serta dikasihani. Namun Pak Yusuf membalas tatapan itu tanpa ekspresi.
"Maaf, Pak Fajar. Kami tidak menerima alasan apapun." Manajer HRD yang duduk di samping Pak Afif ikut menimpali.
"Silahkan di tandatangani sekarang juga!!"
Fajar menatap Manajer HRD penuh amarah dan kekalahan. Tak ada pilihan lain, dengan tangan gemetar Fajar membubuhkan tandatangan di atas surat PHK nya. Amarah Fajar mendidih, bergejolak di dalam dada.
Dengan langkah berat, Fajar berbalik dan pergi dari ruang meeting.
"Pak Fajar, silahkan ini barang-barang nya di bawa pergi." Langkah Fajar terhenti saat tiba di lobi, seorang resepsionis memanggil nya kemudian memberikan kardus besar berisi barang-barang pribadi yang ada di atas meja kerjanya dulu.
Fajar memeluk kardus itu dan membawa nya ke mobil tanpa bicara sepatah katapun..
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉