NovelToon NovelToon
Kerudung Yang Tersimpan

Kerudung Yang Tersimpan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikahlah Dengan Ku

Klik..

"Assalamu'alaikum kakak" salam bocah kecil dan Syakilah tahu suara itu. Syakilah melihat ke depan dengan seulas senyum

"Wa'alaikum salam, Arkan dan Tante" balas Syakilah pada Arkan dan Nura.

"Maaf Syakilah, Tante ganggu ya!" ujar Nura lembut. Syakilah menggeleng.

"Tidak kok, ayo masuk!" ajak Syakilah. Tapi dengan lembut Nura dan Arkan menolak.

"Tidak usah kak, kita kesini hanya ingin memberikan ini untuk kakak" Arkan mengulurkan kartu undangan pada Syakilah.

"Datang ya kakak cantik!"

"Apa ini Arkan?" tanya Syakilah.

"Undangan ulang tahun aku" jawab Arkan tersenyum manis.

"Terima kasih, kakak pasti datang" balas Syakilah.

"Ok, kalau begitu kita pamit dulu ya Syakilah, maaf sudah ganggu!" ujar Nura. Syakilah mengangguk.

"Assalamu'alaikum" salam Nura.

"Wa'alaikum salam" Jawab salam Syakilah, Nura dan Arkan pun berlalu kembali ke apartemen nya, Arkan melambaikan tangan pada Syakilah. Syakilah memilih masuk kembali ke dalam.

Syakilah pergi ke klub naik taksi online dia sengaja tidak meminta Yosi untuk menjemput, karena anak itu pasti sibuk, apalagi ayahnya juga harus kerja ekstra karena ada Carlos yang berkunjung membuat pekerjaan nya bertambah menjadi kaki tangan sekaligus asisten dari mami juga Carlos sekaligus.

"Terima kasih" ujar Syakilah pada sopir taksi seraya dia turun.

"Sama-sama mbak, jangan lupa kasih bintang nya!" balas sopir taksi online itu.

"Ok" Syakilah pun memberi bintang sebelum masuk ke dalam klub.

"Malam nona, maaf ya gak bisa jemput!" ujar Yosi saat Syakilah mendekati meja bar tender.

"Fine, aku ke dalam dulu" balas Syakilah seraya bergegas masuk ke dalam ruang ganti.

"Nona,," panggil Yosi dan berhasil membuat langkah Syakilah terhenti, dia lalu menatap Yosi.

"Ada apa!"

"Kata nyonya hari ini nona free" ujar Yosi. Syakilah mengernyit.

"Maksud mu?" tanya Syakilah. Yosi melambaikan tangan nya pada Syakilah agar mendekat, karena suara musik yang cukup bising. Syakilah pun mendekat.

"Ayahku barusan menghubungi ku, di suruh memberi tahu nona jika hari ini nona tak perlu bekerja" terang Yosi.

"Yakin?"

"Hem,, karena nyonya di ajak tuan Carlos ketemu sama rekan bisnis nya"

"Kalau begitu, aku pulang saja, kenapa kamu gak beri tahu aku dari tadi" gerutu Syakilah.

"Lha ayahku barusan memberitahu aku, nona disini saja temani aku, akan aku buatkan moktail" sebelum berucap suara seseorang wanita memanggil Syakilah.

"Naomi" Syakilah menoleh ke samping.

"Zen, ada apa?" tanya Syakilah

"Boleh kita bicara sebentar" kata Zen. Syakilah mengangguk.

"Bagaimana keadaan mu?" tanya Syakilah pada Zen, mereka sekarang berada di rooftop.

"Dokter bilang aku harus operasi" jawab Zen, lalu dia menarik nafas dalam.

"Lusa jadwal ku operasi" lanjut Zen. Syakilah menatap dalam pada Zen.

"Zen, aku yakin kamu pasti sembuh"

"Ya, dan aku harus sembuh, demi keluarga ku"

"Apa kamu memberitahu keluargamu?" tanya Syakilah. Zen menggeleng.

"Aku tak ingin mereka berpikiran"

"Lalu siapa yang akan mendampingi mu saat operasi Zen?" tanya Syakilah khawatir. Zen menggeleng.

"Di sana ada perawat dan dokter, kamu tenang saja"

"Aku akan menemanimu Zen" putus Syakilah. Zen menggeleng.

"Naomi, aku tidak ingin repotin kamu, aku-"

"Zen, kita itu teman" sela Syakilah.

"Terima kasih Naomi, kamu dan mami begitu baik" lirih Zen seraya memeluk Syakilah.

"Aku lega mendengar kamu ingin berobat" ujar Syakilah saat melerai pelukan nya.

"Hem.. Aku berjanji pasti akan sembuh!" kata Zen dengan semangat, Syakilah mengangguk.

"Tuhan, aku tahu tak pantas bagiku memohon padamu, tapi setidak nya tolong sembuhkan Zen!" doa dalam hati Syakilah.

Brenda, nampak menunggu jumputan dari Ken. Mereka akan bertemu langsung di hotel, Ken mengajak Brenda untuk menemaninya untuk makan malam.

"Silahkan nona!" seru anak buah Ken yang menjemput Brenda.

"Thanks" jawab Brenda mengulas senyum manis seraya masuk ke dalam mobil. Anak buah Ken hanya membalas dengan anggukan datar. Selesai menutup pintu anak buah Ken langsung masuk dan melajukan mobil menuju hotel tempat mereka bertemu nanti.

Nuri, Carlos dan Ken duduk di ruang VIP yang ada di restoran, mereka selesai meeting dan kini mereka nampak menunggu seseorang, mereka bertiga menikmati wine yang tersaji. Tak lama pintu terbuka dan mata mereka kompak mengarah ke pintu. Seorang wanita cantik berdiri di depan pintu, dia sepertinya agak terkejut dengan apa yang dia lihat di depan nya. Ken berdiri lalu menghampiri wanita cantik itu.

"Akhirnya kau datang juga.." ucap Ken mendekat. Wanita itu tersenyum canggung.

"Maaf om, apa aku mengganggu!" tanya wanita itu.

"No, justru kami sedang menanti mu, mari!" timpal Ken seraya menggandeng lengan wanita itu. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan di benak wanita itu.

"Selamat malam mami dan tuan Carlos" sapa wanita itu. Nuri mengulas senyum, dia lalu merentangkan kedua tangan nya, melihat itu wanita itu berhambur memeluk Nuri.

"Malam nak, apa kabar mu Brenda?" seulas pertanyaan untuk Brenda. Brenda melerai pelukan nya.

"Baik mami, kalau mami?"

"Seperti yang kamu lihat nak, ayo duduk!" ajak Nuri pada Brenda. Brenda pun mengangguk. Waiters menyajikan makanan yang telah di pesan, mereka berempat pun menyantap makanan yang tersaji.

"Brenda, sebenarnya mami ingin bertanya padamu" ujar Nuri di sela-sela makan. Brenda mendongak lalu menatap Nuri.

"Tanya apa mi?"

"Apa kamu masih sering jalan sama Naomi?"

"Hem,, Tadi kita juga nonton bareng mi, memangnya kenapa?" tanya Brenda.

"Apa dia bercerita dekat dengan seseorang?" Brenda nampak menimang.

"Tidak, kita cuma ngobrol biasa saja, memangnya kenapa mi?"

"Tidak nak, kamu kan tahu hubungan mami dengan Naomi tidak begitu dekat. Mami lihat dia lebih dekat padamu, jadilah teman dan sekaligus saudara yang selalu ada untuk nya!" harap Nuri. Brenda menggenggam tangan Nuri.

"Brenda akan selalu menyayangi Naomi mami dan Brenda akan membantu sebisa Brenda agar hubungan kalian membaik"

"Terima kasih Brenda" kata Nuri. Ken dan Carlos sedari tadi hanya mendengarkan mereka berdua tanpa ikut campur.

"Honey, kita harus segera istirahat, dan sepertinya ada yang sudah tak sabar ingin-" mata Carlos menatap Ken.

"Baiklah" jawab Nuri. Kini Nuri nampak berpamitan pada Brenda dan Ken.

"Selamat bersenang-senang, kami duluan!" ujar Nuri. Brenda dan Ken pun mengangguk.

"See you" kata Carlos sebelum mereka melenggang pergi.

"Om.. kenapa?" tanya Brenda yang menyadari jika Ken memperhatikan nya dari tadi.

"Makan mu banyak juga" cibir Ken. Mendengar itu membuat Brenda agak malu, tapi sebisanya dia bersikap datar.

"Mumpung ada yang gratis" timpal Brenda. Ken mengulas senyum.

"Ok, kalau begitu aku akan selalu mentraktir mu, biar kau gak laku"

"Maksud om, om ingin aku gendut gitu?"

"Hem, dengan begitu kau tak akan lagi bekerja"

"Ih, om jahat banget sih, kalau aku gak kerja terus gimana-"

"Menikah saja dengan ku" sela Ken.

"Om,, bercanda mu lucu" kekeh Brenda. Tatapan Ken tajam membuat Brenda seketika terdiam, apalagi Ken langsung beranjak dari duduknya dan melenggang pergi. Brenda mendadak jadi takut bercampur bingung, pasalnya dia melihat gurat marah di wajah Ken, seketika dia menyusul Ken.

"Om tunggu aku!"

1
Lia siti marlia
uhuh cotcuit syamil ....kamu memang laki laki top deh 🤗
Supriyatun
Luar biasa
Supriyatun
Lumayan
Lia siti marlia
buah jatuh gak akan jauh dari pohon nya dad tom
Suci Dava
kadang KALA bukan kadang KALAH, itu mempunyai arti yg berbeda.
Terus di novel orang tua nya Syamil pernah di kolom komentar itu mengingatkan bahwa penulisan " tuan MUDAH " itu salah yg benar "tuan MUDA", tp di novel ini kenapa penulisan nya msh TUAN MUDAH 🤔
diara
👍💪
Lita
baca ah...
Lia siti marlia
masih nyimak
Adiba Shakila Atmarini
kisahx menarik..lnjut up thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!