Ketika Permohonan Bumi Di Kabulkan

“Haaaaa, argg, haa, grrrr, aaaaaah. Brengsek, dinding ini tidak bisa di hancurkan, setiap dihancurkan malah kembali seperti semula lagi.” Ucap monster tersebut.

Aku bisa memantau pergerakan dari monster tersebut, jika monster tersebut mengamuk terus, aku bisa kehabisan energi. Aku akan menahannya sampai dia berubah lagi menjadi manusia, pasti dia tidak mungkin bisa berlama – lama dalam bentuk itu.

“Soleh, Kak Elena, Rendy, kalian kenapa? Kak Xavier, apa yang terjadi, kenapa kalian hilang dari pantauan kami dan sekarang kenapa tiba – tiba muncul di rumah?” Ucap Hanifa yang panik dan sekaligus bingung.

“Tolong yang lain bantu dulu, ambilkan minum, kasur lipat dan bantal. Cepat.” Ucapku sedikit meninggikan suara.

Tim monitor mengambil kebutuhan yang aku minta. Aku mengharapkan Soleh bisa puluh dengan cepat, aku tidak berguna sekali, padahal aku memiliki kemampuan, tapi aku tidak bisa digunakan di depan mereka, jikalau bisa, kemampuanku bukan untuk mode tempur.

“Soleh, bagaimana keadaanmu?” Ucapku.

“Kak, aku sudah mendingan, aku bisa menyelamatkan mereka dulu, aku khawatir dengan keadaan mereka.” Ucap Soleh.

“Tunggu sampai kasur lipat nya dulu, kamu fokus pada penyembuhan kamu dulu.” Ucapku

Aku tidak bisa memutuskan, karena hanya Soleh yang tahu kondisi dirinya. Pertama Soleh, menyembuhkan Elena dulu, karena Elena yang paling cepat untuk di sembuhkan, hanya perlu 2 menit Elena sudah sadar, walaupun belum pulih 100%. Selanjutnya Rendy, aku menyarankan pada Soleh, agar menyelamatkan dari masa kritisnya saja.

Keluar dari hidung Soleh, pertanda sudah banyak sekali energi yang digunakan olehnya. Rendy belum kunjung sadar juga.

“Soleh, berhenti sudah, kamu sudah pendarahan.” Ucapku yang khawatir padanya.

“Sebentar lagi kak, aku sudah bisa merasakannya.” Ucap Soleh.

Setelah 30 menit, akhirnya Rendy tersadar. Kondisinya masih jauh dikatakan baik, tetapi masa kritisnya sudah teratasi.

Soleh melanjutkan pemulihanya, Elena dan Rendy diberikan minum oleh intan dan Hanifa. Dirasa semua sudah tenang, kondisi yang lain sudah mulai berangsur membaik, aku mulai bercerita kepada tim monitor apa yang sebenarnya terjadi.

“Terus, bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?” Tanya Umar.

“Iya mas, apa lagi mereka sudah tahu muka kalian, takutnya mereka mencari kita semua.” Ucap Irvan.

“Yang harus kita lakukan adalah menjadi lebih kuat.” Ucapku.

Apa yang aku katakan bukanlah solusi, kita memang harus kuat, tapi tidak mudah menjalani proses menjadi kuat itu. Aku belum punya solusi untuk mengalahkan monster tersebut, aku hanya berharap ada manusia pilihan tuhan yang over power.

Rendy, Elena, dan Soleh sudah kembali ke kamarnya masing – masing, selama beberapa hari mereka harus beristirahat dan memulihkan kondisi mereka.

Aku sudah membebaskan monster itu karena dia sudah kembali kebentuk manusianya. Aku menjatuhkan dia dari ketinggian 10 Meter tepat di rumahnya. Mungkin sekaran dia mengalami patah tulang.

Aku berpikir keras, apa yang harus kita lakukan, tapi aku belum mendapatkan pencerahan. Kecepatan, ukuran, bentuk tubuh, regenerasi dan kemampuan berubah bentuknya, itu terlalu over power. Untuk mengalahkannya, kita butuhkan yang setara dengannya. Monster itu dalam satu tubuh terdapat beberapa kemampuan, sedangkan dari pihak kami satu tubuh hanya memiliki satu jenis kemampuan yang sama.

Andai saja Rendy memiliki kecepatan seperti Yuven, ada kemungkinan kita bisa menang, tapi bagaimana caranya membuat Rendy memiliki kecepatan seperti Yuven?

Ada atuhal yang belum di coba saat kami latihan, yaitu mencoba kemampuan Yuven berubah bentuk menjadi aliran listrik.

“Yuven, bagaimana keadaanu.” Ucapku melalui telepon.

“Saya sudah baikan bos, ini sekarang saya ada di ruang gym, sedang melatih fisink saya.” Ucap Yuven sambil mengangkat beban.

“Bisa kita latihan sebentar.” Ucapku.

“Bisa bos.” Ucap Yuven.

Aku memulai latihan di halaman belakang rumah. Aku meminta Yuven untuk berubah menjadi mode listrik. Yuven mencobanya, hanya butuh waktu 30 menit, Yuven bisa menguasai mode listriknya. Bentuk tubuhnya berwarna kuning, bola matanya berubah menjadi kuning.

“Wah bos, ternyata aku bisa berubah ke mode listrik.” Ucap Yuven.

“Yuven, aku ingin sekali mencobanya, ketika kamu, Elena, dan Rendy menjadi satu, aku penasaran, apakah kecepatan Rendy bisa bertambah, atau bisa sama dengan kamu.” Ucapku.

“Wah, benar juga bos, tapi mereka masih dalam kondisi kurang fit, walaupun mereka sudah di sembuhkan lagi oleh Soleh, tapi tetap saja, mereka butuh istirahat untuk memulihkan Energi mereka.” Ucap Yuven.

“Kita akan coba 3 hari lagi, kamu fokus saja dengan latihan kamu ya Yuven.” Ucapku.

“Siap bos,” Ucap Yuven.

Dua hari setelah kejadian, muncul berita lagi, telah terjadi pembunuhan berantai, jumlah kematian 2 kali lipat dari sebelumnya, dan lagi – lagi pihak polisi tidak dapat mengidetifikasi siapa pelakunya, karena tidak di dapatkan bukti apapun.

Masyarakat sudah mulai resah, warga yang berada di lokasi tersebut mulai meninggalkan kampung tersebut, karena takut menjadi korban selanjutnya, dengan begitu pasti monster itu pindah tempat juga, karena para penduduk sudah tidak ada.

Hari yang di tunggu – tunggu telah tiba, kondisi yang lain juga sudah membaik sekarang saatnya kami mulai.

“Yuven, Elena, Rendy. Ingat, jika kalian merasakan sesuatu yang aneh, dan membahayakan, kalian harus berhenti, paham?” Ucapku.

“Siap bos.” Ucap.

Pertama kita kan melakukan ketahanan, aku ingin tahu berapa lama pengabungan mereka berlangsung. Sudah satu jam mereka bisa bertahan, lalu aku meminta untuk berpisah.

“Bagaimana, ada sesuatu yang aneh kah?” Tanyaku.

“Belum ada kak.” Ucap Rendy.

“Aku juga tidak merasakan apapun.” Ucap Elena.

Yuven malah terlihat baik – baik saja. Ada yang aku pikirkan dari kemarin, tapi aku tidak mau membahasnya sekarang. Selanjutnya kami menjalankan rencana berikutnya, mengetes kecepatan Rendy.

“Kalian siap, go.” Teriakku.

Aku membuat game untuk mereka, jadi mereka harus memindahkan air dari baskom yang satu ke baskom yang lainnya, dengan jarak 100 Meter menggunakan sendok, tapi berhubung halaman rumahku hanya 40 Meter jadi, mereka harus berkeliling 3 kali baru bisa memindahkan air tersebut ke dalam baskom yang kosong.

Aku memegang memberikan waktu 10 menit kepada mereka, tapi di luar nalar, mereka bisa menyelesaikannya selama 3 menit.

“Huh, huh, houuhh, cape banget.” Ucap Rendy.

Elena dan Yuven tidak terlalu lelah karena mereka hanya menumpang pada tubuh Rendy. Dengan kecepatan seperti ini, ada kemungkinan bisa mengalahkan monster tersebut, tapi jika dia juga tidak berkembang.

Kami masih banyak waktu untuk bertemu dengan monster itu, pasti dia masih di lokasi yang sama, andai saja aku bisa melacaknya, pasti aku sudah merencanakan serangan dadakan, tapi sepertinya tidak bisa, karena monster dapat mendeteksi aura, sebagai contoh Yuven saat ingin mendekat ke monster itu.

Selama menunggu, aku menyarankan mereka untuk melatih fisik mereka dengan melakukan olahraga, karena kekuatan fisik aslinya juga mempengaruhi energi mereka.

Sampai saat ini, belum ada pertanda manusia pilihan tuhan yang baru. Sepertinya mereka masih menyembunyikan identitasnya, karena takut dengan rumor – rumor buruk. Kalau mereka bersembunyi, biar aku yang mencari mereka.