Menikahi Pria Koma S2

"kau sangat bahagia ya? Apa kau tidak sedih karena aku ingin pergi? Kau bahagia karena aku ingin kembali ke Jakarta dan meningalkan mu di sini?" kata kata Elgara Overtingking.

Seketika Maudy melepaskan pelukan nya dan menatap Elgara dengan tatapan bingung.

"Tidak, bu-bukan begitu, aku hanya terlalu merindukan papa dan mama," kata Maudy sambil mendudukkan kepalanya.

"Benarkah? Apa kau nantinya tidak akan merindukan ku?" ujar Elgara lagi.

Perubahan Elgara membuat Maudy jadi sedikit gemas dengan nya, dia merasa kalau suaminya itu seperti anak kecil yang cemburuan dan juga butuh perhatian.

Namun Maudy tidak tau seperti apa perkataan Elgara kepada Hans yang ingin mempermainkan hati Maudy.

"Katanya hanya satu malam saja, bukan kah kita di sini setiap hari dan setiap malam bersama?" kata Maudy dengan lembut.

"Hm baik lah," kata Elgara yang entah kenapa rasanya sangat berat untuk meningalkan Maudy.

Singkat cerita pagi pun telah tiba, Elgara membereskan barang-barang apa saja yang akan dia bawa pulang.

"Sudah semuanya?" tanya Maudy yang saat ini menghampiri Elgara yang saat itu sedang merapikan dasi nya.

"Hm," jawab nya singkat.

"Aku bantu," Maudy menyingkirkan tangan Elgara dan membantu nya memasang dasi.

Elgara menatap sang istri yang sudah mulai berani dekat-dekat dengan nya, ia merasa ada kehangatan di diri Maudy.

"Andai saja kau bukan adiknya Randy, orang yang membuat aku kehilangan mama ku, aku mungkin akan mencintaimu dengan sungguh-sungguh seperti dulu," batin Elgara yang masih saja salah paham dengan penilaian nya terhadap Randy.

"Sudah rapi," mata Maudy.

"Terima kasih," ungkap Elgara.

Meskipun ia mengatakan hal itu, namun selama ini Maudy Masi merasa kalau senyuman Elgara itu masih sangat hambar dan kelihatan terpaksa.

"Sampai kapan dia akan membenci ku? Tapi akhir-akhir ini dia terasa lebih perhatian dan juga lembut, apakah dia sudah mulai berubah?" batin Maudy.

"Aku berangkat sekarang," kata Elgara gugup karena di tatap oleh Maudy.

"Ah, iya maaf, aku jadi melamun," ujar Maudy sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Jujur saja saat ini hati Maudy mulai baper terhadap Elgara, namun dia tidak tau apakah kali ini benar-benar bisa cinta itu tumbuh kembali.

Waktu keberangkatan pun telah tiba, Elgara masuk ke dalam mobil nya.

"Jaga dirimu baik-baik," kata Maudy sambil melambai-lambaikan tangannya kepada Elgara.

Sebuah anggukan kecil terlihat diberikan Elgara untuk Maudy, setelah itu mobil nya pun berjalan meningalkan villa.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, kalau di antara mereka berdua memang telah ada rasa cinta yang kembali tumbuh, namun sebuah dendam yang asal usulnya tidak jelas mampu menghalangi segalanya.

Setelah mobil Elgara menjauh dari villa, Maudy pun berniat masuk kembali ke dalam villa, namun mobil lain tiba-tiba masuk ke gerbang villa, hal ini membuat Maudy berbalik dan terdiam sejenak.

Itu adalah Hans yang datang ke villa.

"Hans, kau terlambat, Elgara baru saja pergi," kata Maudy kepada Hans.

"Aku mencari mu," kata Hans berjalan menghampiri Maudy.

"Aku? Maaf ada apa?" tanya Maudy kebingungan.

Hans terdiam dan menatap Maudy yang masih menggunakan gaun tidur.

"Ah, sebaiknya kau masuk dulu, aku akan mandi dan berganti pakaian dulu, tunggu sebentar ya," kata Maudy bergegas masuk ke dalam villa.

"Astaga Hans, kenapa dengan dirimu ini? Ingat dia adalah istri orang, istri sahabat mu," kata Hans menepuk-nepuk kepala nya sendiri.

Hans pun masuk ke dalam villa dan kemudian duduk di ruang tengah villa, sambil kemudian memainkan ponselnya.

Namun tiba-tiba saja sang mama menelponnya, hal ini membuat Hans kaget dan buru-buru mengangkat panggilan telepon tersebut.

Call on.

"Hallo ma," kata Hans dengan suara pelan.

"Hans, kau di mana?" tanya sang mama di sebrang telpon.

"Ya, aku, aku di villa nya Elgara, ma, ada apa?" jawab Hans lagi.

"Sayang, wanita yang melukis itu, menurut mu bagaimana? Dia sangat cantik, saat mama melihat nya bukan lukisan yang membuat mama kagum tapi wajah cantik nya," ucap sang mama lagi.

Seketika Hans teridam, dia tidak tau apa yang harus dia katakan kepada mama nya, dia juga belum berniat mengatakan dengan sang mama kalau itu adalah Maudy, istri nya Elgara, jika ia mengatakan nya ia khawatir akan berdampak tidak baik dengan Maudy.

Karena sang mama bisa saja menelpon Elgara dan memuji Maudy.

"Ah iya ma, oh iya ma aku ada urusan nanti aku hubungi mama lagi," kata Hans yang kemudian mematikan telepon secara sepihak.

Call of.

"Astaga anak ini," umpat sang mama merasa kesal.

Sementara itu di kamar Maudy.

"Kenapa sikap Hans akhir-akhir ini agak berbeda? Bukan kah seharusnya dia tidak terlalu suka dengan ku karena masalah ku degan mas El? Apa dia begitu karena aku melukis gambar milik mama nya? Tapi dia kan bisa membayarku dengan yang, tidak dengan selalu bertemu seperti itu, bagaimana jika mas El tau dan salah paham, aku khawatir mereka akan bertengkar," batin Maudy yang saat ini gundah memikirkan sikap Hans yang terlalu aneh kepada nya.

Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian nya Maudy pun kembali turun ke lantai bawah dan melihat kalau Hans masih menunggu nya.

"Hans, apa yang ingin kau katakan? Ah maksud ku kenapa kau mencariku?" tanya Maudy serba salah.

"Apakah hari ini kau tidak melukis? Bukan kah ini kesempatan bagus untuk melukis? Elgara sedang tidak ada kan," kata Hans lagi.

"Ya, tapi maaf Hans aku hari ini tidak bisa melukis, aku harus kembali ke rumah untuk melihat keadaan mama dan papa ku, mereka pasti sangat merindukan ku," ujar Maudy menjelaskan.

"Ah ya, tidak bisa ya, tidak masalah, kalau begitu apakah kau ingin aku mengantarkan mu?" kata Hans menawarkan dirinya untuk mengantar Maudy.

"Tidak perlu, mas El meminta sopir untuk mengantar ku, aku akan pulang besok setengahnya mas El kembali, tapi kau jangan khawatir, aku akan melanjutkan lukisan nya besok sebelum mas El kembali," jelas Maudy kepada Hans.

"Begitu ya, apakah sekarang Elgara sudah mulai bersikap baik dan mempedulikan mu Maudy?" tanya Hans dengan mengerutkan keningnya.

"Seperti nya begitu, dan aku sangat bahagia," kata Maudy tersenyum manis.

"Kau juga sudah mulai kembali mencintai nya?" tanya Hans.

Maudy terdiam dan mengerutkan keningnya.

"Astaga apa yang aku katakan, maaf lupakan saja Maudy, jangan ambil hati tentang ucapan ku, aku memang terlalu peduli dengan Elgara jadi seperti ini," Ucap Hans mengalihkan pembicaraan mereka.

"Tidak masalah, aku tidak mempermasalahkan nya, kau mau minum sesuatu?" tanya Maudy sambil tersenyum.

"Ah tidak usah, aku harus kembali ke perusahaan jika tidak Elgara akan memarahiku," kata Hans lagi.

Maudy terdiam ia tidak tau kenapa tiba-tiba Hans terlihat agak gugup.

Bersambung ....