Glen Mahardika

Glen Mahardika

Part 1

Pagi ini hujan menguyur kota jakarta, para murid yang hendak masuk ke sekolah berlarian untuk menghindari air hujan.

"Tunggu........!" Teriak seorang wanita sambil berlarian karena gerbang sekolah akan segera di tutup oleh satpam.

"Ya ampun neng, ini udah telat loh," Balas seorang satpam yang sedang berusaha mengunci gerbang.

"Pak ya elah cuman telat satu menit doang ini, ayolah buka hujan loh ini," Wanita itu terus memohon agar di bukakan gerbangnya.

"Satu menit juga tetep telat, lagian yang bilang sekarang panas juga siapa? Saya tau kok ini lagi hujan."

"Pak saya murid baru tolong di maklum sekali ini aja, saya janji besok-besok gak bakalan telat lagi deh saya."

"Pantesan muka nya aneh, ya udah kali ini aja," Satpam itu akhirnya membukakan gerbang tersebut.

Saat wanita itu masuk tiba-tiba seorang pria di belakangnya juga ikutan masuk, wanita itu hanya terdiam melihat satpam yang tidak komen sama sekali pada pria yang baru masuk itu.

"Pak pilih kasih banget, masa tuh cowok di biarin masuk gitu aja, sedangkan saya tadi harus mohon-mohon dulu baru masuk. Itu namanya gak adil tau," Oceh ia karena kesal.

"Saya kasih kamu masuk juga udah baik itu, udah deh jangan banyak ngomong. Hujan ini saya mau kembali ke posko," Satpam tersebut malah meninggalkan ia sendirian.

Ia hanya bisa berdecak sebal sembari langsung berlari ke tempat yang teduh agar seragam yang ia pakai tidak terlalu basah, yah walaupun sebenarnya sudah basah.

________

Bel pertanda masuk kelas telah bergema di setiap ruangan, wanita tadi kini sudah bersama wali kelas menuju kelas yang akan ia tempati, tadi ia sempat merapihkan dulu seragamnya yang kusut di pakai lari-lari.

Ia sampai di kelasnya, ia di minta memperkenalkan dirinya di hadapan teman- teman sekelasnya.

"Nama gue Aletta Prisilia, kalian terserah mau manggil gue apa," Saat memperkenalkan diri, tiba-tiba sorot matanya menangkap seorang pria yang tadi nyelonong masuk di gerbang.

Pria itu tampak tidak peduli dengan dirinya, "Sialan, bisa-bisanya orang secantik gue gak di liat, dari tadi pagi udah nyebelin sih tuh orang," Gumam Aletta di dalam hatinya sembari memutar bola matanya malas.

"Aletta kamu bisa duduk di kursi yang kosong," Ujar Bu Windy selaku wali kelasnya.

"Baik bu," Di kelas ada dua kursi yang kosong, di samping pria itu dan juga di pojok kanan dan Aletta lebih memilih duduk di pojok kanan, malas sekali jika harus duduk berdampingan dengan manusia sombong kayak gitu.

"Hay salam kenal, nama gue Dilla," Siswi di sampingnya langsung memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal juga," Aletta membalas senyuman ramah Dilla.

Aletta adalah murid pindahan dari luar negeri, awalnya Aletta sekolah di singapura tetapi pada akhirnya karena berbagai alasan kini Aletta pindak ke indonesia. Aletta baru menginjak kelas dua SMA, ia masuk ke kelas Dua IPA 1 dimana para siswa pintar berkumpul.

Aletta lumayan pintar akhirnya ia di masukan ke kelas tersebut.

Jam pelajaran pertama dan kedua telah selesai, kini para murid sedang istirahat. Dilla mengajak Aletta untuk ke kantin bersama, karena Dilla rasa Aletta pasti masih kebingungan di sekolah barunya, Aletta juga pasti masih harus adaptasi.

Aletta setuju untuk ke kantin bersama, karena menurutnya ia juga belum punya teman di sini.

Selama perjalanan ke kantin mata Aletta sibuk memperhatikan orang lain, cuaca di jam 9 juga kembali cerah. Hujan sudah mulai reda, "Boleh gue nanya sesuatu gak?" Tanya Aletta.

"Tanyain aja, kalau sekiranya gue bisa jawab pasti gue jawab. Tapi kalau lu nanyain pertanyaan olimpiade kayaknya gue gak bakalan bisa jawab deh," Balad Dilla tertawa kecil, ia agak sedikit bercanda.

"Ya kali aja gue nanyain yang kayak begitu, gak penting. Gue mau nanya, siapa namanya cowok yang duduk sendirian di kelas?"

"Glen? Maksud lu Glen?"

"Yah iya dia kali, kan gue gak tau namanya siapa makannya gue nanya lu, lu malah nanya balik. Lagian yang duduk di kelas sendirian kan cuman cowok itu doang."

"Ngapain lu nanyain soal Glen? Gue tau sih dia emang ganteng di tambah tajir melintir, tapi gue harap lu gak usah berurusan sama dia deh. Ngeri orangnya."

"Ngeri kenapa? Lagian gue cuman nanyain dia bukan berarti gue tertarik sama dia, ngapain juga gue suka sama manusia sombong modelan dia."

"Entar gue ceritanya di kantin, biar enak ngobrolnya sambil duduk dan makan."

Mereka kini sampai di kantin, mereka juga sudah pesan makanan tinggal menunggu makanan itu di hidangkan di meja mereka.

"Pokoknya kalau lu mau hidup tenang selama sekolah jangan pernah mau berurusan sama Glen, dia itu orangnya kasar sama gak punya perasaan. Dulu pernah ada yang coba nembak Glen dan lu tau apa yang terjadi selanjutnya?" Wajah Dilla mulai terlihat serius.

"Ya mana gue tau orang gue belum sekolah di sini."

"Cewek itu di tolak mentah-mentah sama Glen terus di cewek langsung di bully satu sekolah karena udah berani nembak Glen, sampai akhirnya cewek itu gak kuat dan memutuskan untuk tidak sekolah lagi," Jelas Dilla.

Makanan mereka datang, mereka kembali melanjutkan obrolan sambil makan.

"Glen cuman punya dua teman di sekolah, mereka namanya Digo sama Raka. Glen juga merupakan ketua geng motor yang di takuti oleh sekolah lain, Glen di kenal suka bikin onar dan kataya Glen bahkan di benci keluarganya sendiri."

Aletta hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil sibuk mengunyah makanan.

"Pokoknya kalau pun lu tiba-tiba terpincut karena ketampanan Glen, jangan sampai lu memberanikan diri buat deketin dia. Selain lu bakalan di tolak mentah-mentah sama Glen, lu juga bakalan berurusan sama cewek-cewek yang suka sama Glen, bisa-bisa nanti lu di bully habis-habisan lagi."

"Kagak mungkin juga kali gue suka sama dia, eh dia gak masuk tipe gue tenang aja," Balas Aletta yang kuat dengan pendiriannya.

"Bagus deh kalau gitu."

Brak, seseorang tiba-tiba mengebrak meja mereka dengan keras membuat Aletta dan Dilla kaget, Aletta mengusap dada nya karena barusan jantungnya hampir jatuh karena kaget.

Aletta menatap seorang pria yang barusan menggeprak mejanya, di belakang pria itu ada dua wanita dan satu pria lainnya yang malah sedang cengengesan melihat Aletta yang kaget.

"Sorry sengaja," Ucap pria itu sambil tersenyum miring.

Aletta membalas senyuman pria itu, "Oh iya gak papah kok," Aletta berhenti bicara beberapa detik, "Lu berharap gue ngomong gitu setelah apa yang lu lakuin?" Lanjut Aletta.

Dilla menarik seragam Aletta untuk meminta Aletta diam saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!