NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Pertarungan Hidup dan Mati !! Penghianat

Sepuluh detik setelah ledakan dahsyat itu, asap tebal mulai bertebaran menutupi langit dalam radius yang sama dengan ledakan yang telah mereda.

Riu Zin tetap berdiri tegap, matanya terus memantau sekeliling, memastikan apakah Xing Haji telah berakhir. Menyadari bahwa Xing Haji menggunakan kekuatannya secara langsung, berbeda dengan dirinya yang melakukan serangan jarak jauh dengan panahnya. Meskipun kekuatan senjata roh keduanya seimbang, namun Xing Haji selalu lebih berani mengambil risiko karena menggunakan fisiknya langsung sebagai senjata.

Satu detik berikutnya, kilatan petir melintas dari balik asap, begitu cepat hingga hampir tidak terlihat. "Dia datang," pikir Riu Zin sambil bersiap.

Namun, setelah satu menit berlalu, Xing Haji tak kunjung muncul. Riu Zin merasa heran, ke mana Xing Haji pergi? Apakah lawannya itu sudah terkapar, atau justru berusaha melarikan diri? Namun, pikiran negatif itu segera sirna dari benaknya.

"Jika dia benar-benar melarikan diri, maka dia tak lagi memiliki harga diri di hadapanku," pikirnya dengan ringan. Wajah seriusnya mulai terurai, tersenyum kecil dengan sinis nya, matanya yang tajam melirik ke arah Lue Mindi yang berdiri lima kilometer di kejauhan. Tatapan sinis nya disambut dengan tegangnya Lue Mindi, yang jelas khawatir akan nasib Xing Haji.

Riu Zin melangkah dengan mantap menuju ke arah Lue Mindi, matanya dipenuhi dengan rasa percaya diri yang memancar. Meskipun semuanya telah berakhir, ada satu hal kecil yang masih harus diselesaikan nya.

Dengan tatapan sinis, ia menatap Lue Mindi dengan penuh keangkuhan, menyebut senior nya sebagai seorang pengecut yang melarikan diri. Pertanyaannya menusuk tajam, "Sekarang, apa yang bisa kau lakukan?"

Lue Mindi terpaku, bibirnya gemetar ingin bicara namun tak mampu. Setiap langkah maju Riu Zin diikuti dengan langkah mundur tegang dari Lue Mindi.

Ketakutan yang begitu kuat merasuki dirinya, bahkan dengan jarak lima kilometer yang memisahkan mereka, setiap langkah Riu Zin terasa seperti mendekatkan dirinya. Di tengah wilayah tandus yang luas ini, tanpa pepohonan, tanpa tempat untuk bersembunyi, Lue Mindi merasa terjepit.

Hanya membutuhkan tiga detik untuk dilewati, Riu Zin semakin mendekat, langkah demi langkah, hingga hampir menyentuh Lue Mindi. Suaranya yang tenang namun menusuk, "Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu, tapi akan membuatmu tersiksa," menggema di antara mereka. Lue Mindi terus mundur dengan tegang, matanya terpaku pada sosok yang semakin mendekat, tak mampu berkedip, terperangkap dalam ketegangan yang melingkupinya.

Senjata yang dipegang oleh Lue Mindi bukanlah mainan biasa. Kehebatannya mampu merobohkan fondasi Kultivasi di tahap Menengah, bahkan ketajamannya mampu menghancurkan batu kecil hanya dengan sentuhan ringan. Tidak ada yang bisa meremehkan kekuatan yang dimiliki oleh senjata itu, bahkan rompi baja sekalipun tak mampu menahan serangannya.

Namun, tak lama kemudian, keberanian memenuhi hati Lue Mindi. Dengan keberanian yang tersisa, ia memaksakan diri untuk menggerakkan tangannya yang memegang senjatanya. 

Detik itu, suara tali yang terkencang terdengar, dan tanpa ragu, Lue Mindi membentuk jaring yang mengurung Riu Zin, menciptakan lingkaran yang mengunci lawannya.

"Diam di tempatmu, atau nyawamu akan sirna," ucap Lue Mindi dengan penuh keyakinan yang agak terdengar memaksa, sedikit demi sedikit ketegangannya mulai mereda.

Melihat reaksi Lue Mindi seperti itu membuat Riu Zin tertawa dalam hati nya " Sudah mau mati saja memaksakan menunjukan kebodohan nya sendiri "Riu Zin tetap tenang. Langkahnya mantap, tak tergoyahkan oleh ancaman apapun.Ia terus melangkah maju, menerobos jaring yang menghalangi jalannya. 

Bahkan tali yang begitu kuat seakan tak mampu menahannya, seakan tertekan oleh kekuatan tubuh Riu Zin yang begitu keras. Meskipun jubah merah yang dikenakannya mulai terkoyak oleh tali itu, tubuhnya tetap utuh, tak terluka sedikit pun.

Bahkan serangan Xing Haji yang sebelumnya menimpanya terasa lebih menyakitkan dibandingkan dengan tekanan yang ia rasakan saat ini seperti tidak ada apa - apa.

Lue Mindi tak bisa menyembunyikan keheranannya saat senjatanya tidak mampu melukai sedikit pun tubuh Riu Zin. Dalam kebimbangan, ia berbisik, "Sial, sekuat apa tubuhnya hingga senjata kuat ku tak mampu merobohkan nya. Fondasi diri nya, pada tingkatan yang sama dengan senior bahkan, setidaknya senior masih bisa terluka walau hanya goresan."

Tiba-tiba, tali yang sebelumnya tidak mampu menahan serangan Riu Zin berubah menjadi kristal, mengubah segalanya menjadi es kristal yang mempesona. Riu Zin terhenti dalam langkahnya, terkejut oleh perubahan yang terjadi. Bahkan tali yang menyentuh tubuhnya mulai merambat seperti ingin membekukan tubuhnya.

"Apa?  kekuatan Kristal Es Beku," ucap Riu Zin dengan suara yang berat , saat tubuhnya mulai membeku dari kakinya, merambat dengan cepat hingga menjangkau seluruh tubuhnya, dari organ hingga tulang, bahkan Meridian-nya.

Retak 

ketika Lue Mindi menggerakkan tangannya, seolah menggenggam sesuatu, bongkahan es hancur seharusnya mampu menghancurkan tubuh Riu Zin menjadi kepingan. Namun, Riu Zin hanya tersenyum, tidak hancur bersamaan dengan kristal es itu.

"Kekuatan Kristal ini hanya dimiliki oleh Sekte Kristal Melati. Jadi kau seorang penghianat, sungguh membuatku terkejut,aku tidak habis pikir" ucap Riu Zin, menyadari kekuatan yang hanya dimiliki oleh sekte tersebut, dan heran bagaimana bisa ada seorang dari Sekte yang paling dekat dengan kesucian surgawi menjadi penghianat dan mengikuti jalur kegelapan.

Namun, Lue Mindi tak tergoyahkan oleh kata-kata Riu Zin. Dalam hatinya, ia merenungkan bahwa semua serangannya tampaknya tidak memiliki efek apapun pada lawannya. "Sepertinya aura api yang menyelimuti tubuhnya terlalu kuat. Aku terlalu memaksakan diri sejauh ini. Aku benar - benar tidak bisa apa - apa di hadapannya" gumamnya dalam hati. Tatapannya mulai kosong, seolah mulai pasrah pada situasi yang semakin rumit ini.

" Uhuk"

Dalam sekejap, Lue Mindi tiba-tiba di cengkram oleh Riu Zin, tubuhnya terangkat ke udara dengan satu genggaman tangan yang kuat. "Lepaskan aku!" teriak Lue Mindi dengan suara yang tercekik, usahanya untuk berbicara terhenti oleh cengkraman Riu Zin yang tak terkendali.

Tidak hanya sekadar mencengkram, Riu Zin bahkan mengeluarkan sedikit aura api dari tangannya, menambah penderitaan Lue Mindi yang semakin menjerit tanpa suara. "Hahaha, ini lah yang dirasakan oleh orang-orang ku. Bagaimana rasanya?" ujar Riu Zin dengan suara serak yang penuh kepuasan. 

Dengan arogansi yang mencolok, Riu Zin mengangkat tubuh Lue Mindi dengan ringan, memberikan senyum arogan yang menyiratkan kekejaman. Tawa jahatnya bergema di sekitar, membuat Lue Mindi merasa putus asa dalam situasi yang mencekam itu.

" Uhuk "

Dengan sinis, Riu Zin menatap wajah menderita Lue Mindi, menegaskan, "Aku benci musuh yang meminta belas kasihan. Api, jika telah membara, sulit untuk dipadamkan." Ekspresi kejamnya semakin jelas saat ia merasa ingin menyiksa Lue Mindi lebih lanjut, menambah kekuatan cengkraman nya.

Bruk

Hantaman kuat muncul dan memukul mundur Riu Zin, membuatnya terpaksa mundur beberapa langkah. "Akhirnya kau datang," ucap Riu Zin tajam, menatap ke arah Xing Haji yang telah muncul.

"Kupikir kau seorang penakut, junior-mu hampir mati, hampir saja dibakar oleh ku, hahaha" ejek Riu Zin, mencoba memancing amarah Xing Haji yang langsung meluap.

HHHUUUUAAAAAAAAA

" KU HABISI KAU "

Xing Haji melepaskan energi besar, sambaran petir yang menyambar beberapa kali. Tekanan energi kembali terasa, menekan sekitar wilayah tersebut, bahkan Riu Zin terdorong sedikit mundur meskipun tetap berdiri tegak. Di belakang Xing Haji, Lue Mindi berdiri dengan tubuh lemas, aman di bawah perlindungan Xing Haji yang selalu melindunginya.

" Aku juga sudah mulai panas kembali,saat nya kekuatan penuh akan ku akhiri kalian berdua" kata Riu Zin dengan tegas

1
Lumine
keren.../Good/

/Rose//Rose/+/Coffee/ untukmu thor...
Uciha Kumar: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Lumine
Karyamu mantav bang../Good//Good//Good/
kukasih kopi /Coffee/ /Ok/
Uciha Kumar: Terima kasih dukungan nya 😁🙏
total 1 replies
Lukalama
tulisanmu rapi sekali Thor.../Good/
/Rose//Rose/meluncur....
Uciha Kumar: Makasih kak Luka sudah mampir 😁🙏
total 1 replies
arfan
terus semangat bos
Uciha Kumar: Ok Siap👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!